JATIMTIMES - Ajang pageant ataupun pemilihan duta saat ini banyak diminati oleh kalangan muda. Tentu, untuk dapat mengikutinya tak bisa serta merta. Diperlukan berbagai macam persiapan matang yang menjadi modal utama dalam mengikuti kontes tersebut.
Hal inilah yang disampaikan Whida Rositama, M.Hum, CT, Dosen multitalenta Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang saat menjadi Juri pada Pemilihan Duta Budaya Jawa Timur 2024 belum lama ini.
Dijelaskan Miss Whida, sapaan akrabnya, bahwa mengikuti sebuah ajang pageant atau pemilihan duta, maka peserta harus mengenali terlebih dulu dari ajang tersebut. Sebab, kriteria dari setiap ajang pemilihan duta tentunya berbeda-beda
Baca Juga : NasDem Resmi Usung Sanusi-Lathifah di Pilkada Kabupaten Malang 2024
Dan ketika ingin mengikuti ajang pemilihan duta budaya, maka peserta harus menyiapkan dan memahami wawasan tentang kebudayaan yang ada. Sebab, pengetahuan tentang kebudayaan dan bagaimana kiat untuk memajukan dan melestarikan budaya pastinya akan menjadi satu hal yang menjadi pertanyaan juri.
"Khususnya budaya daerah ya, sebelum nantinya mereka memahami budaya provinsi dan lebih luas lagi. Apalagi jika memiliki pengalaman langsung tentang budaya maka akan menjadi nilai plus,," jelasnya.
Kemudian, persiapan mental ini menjadi hal yang juga sangat penting. Peserta yang memiliki mental yang tangguh dan kuat, tentunya akan mampu melewati berbagai tantangan yang ada dan tidak gampang untuk menyerah.
Meskipun tak jarang, seperti halnya pada pemilihan duta budaya ini, beberapa peserta mengalami grogi dan kemudian berimbas pada penampilan mereka.
"Kalau selama ini yang banyak peserta ini grogi. Meskipun segala sesuatunya telah disiapkan dengan baik, tetapi ketika on stage mereka ada yang ngeblank," katanya.
Untuk mengatasi hal ini, Miss Whida mengatakan, bahwa setiap orang tentunya memiliki cara masing-masing untuk menghilangkan ketegangan atau rasa grogi pada dirinya. Sementara, Miss Whida juga mempunyai cara tersendiri untuk menghilangkan rasa grogi.
"Saya biasanya tarik nafas yang panjang, keluarkan dan yang terpenting adalah menguasai materi," terangnya.
Dari sisi persiapan peserta putra dan putri, dijelaskan Miss Whida pada dasarnya sama. Hanya saja mungkin yang membedakan adalah terkait modal dalam riasan, dimana peserta perempuan tentunya akan lebih banyak mengeluarkan budget.
"Perawatan fisik ini juga cukup penting menurut saya," tuturnya.
Kemampuan public speaking juga harus dipersiapkan para peserta. Dengan kemampuan public speaking yang baik, maka peserta akan mampu menyampaikan berbagai macam hal positif ketika mereka telah terpilih menjadi duta budaya.
Sementara itu, dalam pemilihan duta budaya 2024, Miss Whida sebagai juri dari akademisi yang fokus pada sastra menjelaskan, bahwa para peserta cukup menguasai wawasan tentang budaya didaerahnya masing-masing.
Baca Juga : Diantar Ribuan Warga Pasangan Dhito-Dewi Berangkat ke KPU Kendarai Vespa
"Dari corak baju, bahasa yang digunakan, mereka tak lupa membawa ciri dari daerahnya masing," ujarnya.
Adapun para juara pada kategori putri adalah, Tasya Amelia Sachio Saraswati dari Kabupaten Jember, Lady Prameswari dari Kabupaten Jember dan Virdha Annora Zavira - Kota Surabaya.
Sementara untuk putra adalah Moch. Yayan Siswantoro dari Kabupaten Jombang, Mohammad Iqbal Zakiem dari Kabupaten Gresik dan Alrian Hendra Saputra dari Kabupaten Ponorogo.
Duta budaya ini menjadi satu hal yang penting dalam upaya pelestarian dan memperkenalkan berbagai macam budaya Jawa Timur dikancah yang lebih luas. Setelah terpilih, para duta budaya diharuskan untuk membuat program kerja.
"Sejauh ini program kerja mereka bagus, sesuai rencana yang ada di paguyuban dan benar-benar terealisasi," pungkasnya.