free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Mengapa Presiden Takut Datang ke Kediri? Ini Penjelasan Kisah Tanah Jawa

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

24 - Aug - 2024, 10:38

Placeholder
Sendang Tirto Kamandanu, lokasi di mana Prabu Jayabaya menyucikan diri sebelum menghilang atau moksa. (Foto: Wikipedia)

JATIMTIMES - Kediri, sebuah wilayah di Jawa Timur yang dikenal sarat dengan sejarah dan tradisi leluhur bangsa, kerap kali disebut dalam berbagai mitos dan cerita mistis. Salah satu mitos yang cukup populer adalah bahwa kepala negara atau presiden takut untuk mengunjungi Kediri. 

Meskipun Kediri dikenal sebagai kota yang nyaman, makanannya enak, dan memiliki nilai historis yang kuat, ada alasan di balik kekhawatiran ini. Menurut penelusuran Kisah Tanah Jawa yang berkunjung ke Kediri, Kediri memiliki makna mendalam yang terkait dengan konsep "jati diri" dan karomah yang berkaitan dengan para pemimpin bangsa.

Baca Juga : Viral Wanita Diduga Istri Pejabat Blak-blakan Akui Kerap Difasilitasi ke Luar Negeri oleh Pengusaha

Nama "Kediri" sendiri berasal dari kata "Ke" dan "Diri," yang secara harfiah bisa diartikan sebagai "diri sendiri" atau jati diri. Artinya, siapa pun yang datang ke Kediri, jati dirinya yang sesungguhnya akan terungkap, tanpa ada kepura-puraan. 

"Jati Diri, berarti sebenar-benarnya diri. Jadi mau pake topeng sebanyak apapun pasti akan terungkap juga aslinya. Jadi tidak ada kepura-puraan sama sekali. Kalau diibaratin kaya botol tapi transparan gitu, packagingnya ga ngaruh, isinya langsung keliatan.," kata Bang Jaka, admin Kisah Tanah Jawa, melalui akun X resminya @kisahtanahjawa, Sabtu (24/8/2024).

Selain itu, Kediri juga identik dengan Prabu Jayabaya, seorang raja legendaris dari Kerajaan Kediri yang dipercaya memiliki pengaruh besar dalam sejarah Nusantara. Salah satu tempat penting yang berkaitan dengan Prabu Jayabaya adalah Sendang Tirta Kamandanu. Tempat ini dipercaya sebagai lokasi di mana Prabu Jayabaya menyucikan diri sebelum menghilang atau moksa. 

Di sendang tersebut terdapat pohon beringin yang disebut "Ringin Sembilan," yang terdiri dari sembilan pohon beringin yang tumbuh menjadi satu. Pohon ini diyakini memiliki kekuatan mistis, dan di sekitarnya banyak terdapat pusaka kuno yang disebut sebagai "Pusaka Bangsa."

"Fun fact, beringin ini pernah rubuh pada tahun 97. Rubuhnya beringin itu dianggap sebagai pertanda besar. Mengingat selepas tahun itu memang ada peristiwa besar yang terjadi di Indonesia," jelas Bang Jaka. 

Menurut Juru Kunci Sendang Tirta Kamandanu, pusaka yang berada di sekitaran Beringin Sembilan itu bukan pusaka sembarangan. Bukan pusaka yang sehari-hari kita temui melainkan disebut dengan Pusaka Bangsa. 

"Konon, ketika ada yang diberikan wangsit untuk membawa salah satu pusaka dari sana; maka orang itu akan mendapatkan jabatan di negara," ucap Bang Jaka. 

Lantas Kenapa Presiden Takut ke Kediri? Pertanyaan ini selalu menimbulkan rasa penasaran, terutama bagi mereka yang mendalami sejarah dan mistisisme Jawa. 

Menurut Bang Jaka, Kediri adalah cikal bakal nagari yang kelak akan menjadi Nusantara, yaitu Kerajaan Kediri. "Sering disebutkan, Kerajaan Medang Kamulang berpindah ke Jawa Timur, dimulai dari tepi sungai Brantas yang kelak menjadi Kerajaan Kediri," kata Bang Jaka. 

Kediri bisa dibilang sebagai pusat peradaban leluhur bangsa. "Kalo logikanya begitu, harusnya calon pemimpin bangsa malah mampir ke Kediri dong? Yak betul, menurut pandangan kami begitu," tandas Bang Jaka. 

Bahkan orang-orang terdahulu pun berpindah ke Kediri untuk mendapatkan karomah dan pusaka bangsa. Dengan demikian orang-orang yang terpilih oleh leluhur yang sejatinya layak menjadi pemimpin bangsa.

"Kata kuncinya ada di mendapat karomah," kata Bang Jaka.

Berdasarkan penuturan dari juru kunci yang diwawancarai oleh tim Kisah Tanah Jawa, ada keyakinan bahwa Kediri adalah pemilik "mahkota" kerajaan Nusantara. Hal ini berarti, jika seorang pemimpin negara, seperti presiden, mengunjungi Kediri, maka secara simbolis ia akan "mengembalikan mahkota" tersebut kepada Kediri. Dalam kata lain, ia akan dianggap menyerahkan kekuasaannya.

"Pemimpin yang datang ke Kediri tanpa karomah, akan menghadapi masalah besar," demikian ungkap juru kunci tersebut, sebagaimana diungkap Bang Jaka Kisah Tanah Jawa dalam utas yang dibagikan di X. 

Baca Juga : Sambut Pangdam V/Brawijaya Baru, Pj Gubernur Jatim Ajak Bersinergi Jaga Stabilitas

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa hanya pemimpin yang telah mendapat restu atau karomah dari leluhur yang layak mengunjungi Kediri. Jika tidak, kunjungan ke kota ini dianggap sebagai pertanda buruk, dan bisa berakibat jatuhnya kekuasaan pemimpin tersebut.

Selain mitos tentang "pengembalian mahkota," ada juga kepercayaan bahwa Kutukan Kalinngga berperan dalam larangan ini. Kutukan tersebut berbunyi: "Siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kediri, maka ia akan jatuh." Menurut mitos ini, jika seorang presiden yang tidak "bersih" memasuki Kediri, ia akan menghadapi kemalangan atau kehancuran politik.

Bang Jaka Kisah Tanah Jawa juga menjelaskan bahwa kutukan ini erat kaitannya dengan sejarah peperangan antara Kediri dan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Dikatakan bahwa jika Kediri menyerang musuh lebih dulu, maka Kediri akan menang. 

Namun, jika Kediri diserang lebih dulu, maka ia akan kalah. Tafsiran ini dianggap berlaku dalam konteks politik saat ini, di mana presiden yang berani mengunjungi Kediri tanpa restu atau karomah bisa menghadapi tekanan politik yang berujung pada kehancurannya.

Meskipun mitos ini cukup populer, ada juga pandangan lain yang mencoba menjelaskan fenomena ini dari perspektif sejarah. Beberapa ahli sejarah dan spiritual menyebutkan bahwa Kediri adalah pusat peradaban leluhur bangsa, tempat di mana banyak figur penting dalam sejarah Nusantara memulai perjalanan spiritual mereka. Kediri dianggap sebagai kota yang penuh dengan energi spiritual yang kuat, yang hanya bisa ditangani oleh mereka yang telah dipersiapkan secara batin.

Selain itu, dalam cerita rakyat, Prabu Jayabaya juga dikenal sebagai raja yang mampu meramalkan masa depan melalui karyanya yang terkenal, "Jangka Jayabaya". Salah satu ramalan yang sering dikutip adalah "Tikus piti noto baris," yang secara harfiah berarti tikus kecil sedang menata barisan. Banyak yang menafsirkan bahwa ini adalah simbol dari rakyat kecil yang akan bersatu untuk menuntut hak-hak mereka dari pemimpin yang tidak memenuhi aspirasi mereka.

Untuk diketahui, Presiden Soekarno berkunjung ke Kediri pada tahun 1965 untuk meresmikan pembangunan Bendungan Wlingi. Tak lama kemudian, ia digulingkan oleh Gerakan 30 September 1965 dan dipenjarakan di Wisma Yaso, Bogor.

Presiden BJ Habibie juga berkunjung ke Kediri pada tahun 1999 untuk meresmikan pabrik gula PG Pesantren Baru. Namun, ia tak bisa melanjutkan masa jabatannya setelah hasil pemilu 1999 menempatkan PDIP sebagai partai pemenang. Ia juga mengundurkan diri dari pencalonan presiden pada sidang umum MPR 1999.

Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga pernah berkunjung ke Kediri pada tahun 2000 untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarganya. Gus Dur sendiri berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) yang berpusat di Kediri. Namun, ia tidak bisa mempertahankan posisinya setelah dipecat MPR pada tahun 2001.

Selain itu, Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah berkunjung ke Kediri pada 2007 dan 2014. Meski demikian, SBY hanya berkunjung ke Kediri Timur tanpa menyebrang Sungai Brantas. SBY menggunakan jalan pinggir untuk mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Kelud. SBY juga dinilai mematahkan mitos Kediri, lantaran ia bisa menuntaskan masa jabatan meski dua kali ke Kediri. 

Sebagai informasi tambahan, Kisah Tanah Jawa (KTJ) adalah sebuah kelompok yang melakukan investigasi mengenai mistis dan mitos sejarah di pulau Jawa. Bermula dari produksi yang sederhana Kisah Tanah Jawa kini berkembang menjadi salah satu konten kreator terpopuler dengen segmen misteri di Indonesia.


Topik

Serba Serbi kediri presiden kisah tanah jawa sejarah kediri



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana