free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Benarkah Jokowi Punya "Bekingan" Makhluk Astral? Ini Penjelasan Kisah Tanah Jawa 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

23 - Aug - 2024, 13:34

Placeholder
Ilustrasi epos pewayangan diduga sebagai bekingan makhluk astral Jokowi. (Foto: shutterstock)

JATIMTIMES - Di tengah sorotan publik terkait isu-isu politik seperti protes penolakan RUU Pilkada, muncul berbagai kabar yang memicu kontroversi. Salah satunya adalah rumor bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki "bekingan" dari makhluk astral. Isu ini mulai mencuat setelah pernyataan dari salah satu akun spiritual yang terkenal, Kisah Tanah Jawa (KTJ), di media sosial X. 

Menurut Amaaisan, seorang spiritualis dari Kisah Tanah Jawa, ada informasi dari "orang dalam" yang mengatakan bahwa Jokowi diduga sering melakukan ritual di gunung-gunung wingit seperti Lawu dan Kawi. 

Baca Juga : Hindia Ajak Musisi Gunakan Latar Biru untuk Kawal Putusan MK, Kunto Aji Mengawali

"Ingat, bekingannya bukan sembarangan, dan ini baru beberapa. Belum lagi yang lainnya, high maintenance bro," ungkap Amaai melalui akun X pribadinya, Jumat (23/8/2024). 

Amaai pun meminta agar masyarakat tak menjatuhkan Jokowi melalui santet atau ritual lainnya. "Jadi jangan berlaga gila mau nyantet atau ritual apalah buat jatohin blio, ga semudah itu kawan, udah paling bener doa sama Allah SWT. loe kira bekingan dari jaman terdahulu ga ngikut blio?," ujarnya. 

"katalis2 legend aja hampir dia pegang semua, tongkat soekarno? yaelah mungkin KW an solomon ring aja blio and team pegang kok," tambah Amaai. 

Dia pun menegaskan bahwa pernyataannya ini bukan untuk menakut-nakuti. Sebab sifat klenik di pemerintah sejatinya kata Amaai sudah berada di luar nalar. 

"gw kaga nakut2in tapi kelenikan di pemerintahan ya diluar nalar kita semua. coba tanya aja orang2 pemerintahan disekitar loe deh, ga mesti jabatan tinggi, tanya aja, punya pegangan ga?," ujarnya. 

"Minimal 'khodam' dalem batu akik atau 'wifik' di dompet mah ada. dan makin keatas makin makin, sampe ngerajah badan dsb. tapi ya di indonesia begini lumrah. apa benar sakti? bener tapi masuk neraka," tambah Amaai. 

Pernyataan Amaai tentu mengundang pertanyaan banyak pihak tentang apa yang dimaksud dengan "bekingan" dalam konteks spiritual.

Menurut Bang Jaka, admin dari Kisah Tanah Jawa, istilah "bekingan" atau "perewangan" tidak hanya berlaku bagi pejabat tinggi, tetapi juga kerap dicari oleh pejabat kecil seperti perangkat desa. 

"Banyak calon pejabat yang gagal nyalon jadi gila. Mereka mencari 'bekingan' bukan hanya untuk kekuasaan, tapi ada banyak hal yang dipertaruhkan," ujar Bang Jaka. 

Bekingan, dalam hal ini, merujuk pada entitas atau kekuatan supranatural yang dianggap dapat memberikan dukungan, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi seseorang.

Cara kerja bekingan sendiri, menurut Bang Jaka, tidak seperti yang sering dibayangkan orang. "Bekingan itu bukan orang yang sakti mandraguna, bisa terbang, atau sejenisnya," tegasnya. 

Sebaliknya, bekingan lebih bersifat halus dan bisa mempengaruhi perasaan orang lain. Misalnya, seseorang bisa tiba-tiba merasa simpatik atau kagum tanpa alasan jelas terhadap tokoh tertentu. "Bisa jadi itu karisma asli, tapi juga bisa ulah bekingannya," tambahnya.

Untuk mendapatkan bekingan, menurut Bang Jaka, tidak semua orang bisa dengan mudah melakukannya. Ada semacam lelaku atau ritual yang harus dilakukan, dan terkadang dibutuhkan mahar atau pengorbanan tertentu. Beberapa orang bahkan mendatangi tempat-tempat sakral seperti gunung atau pantai untuk melakukan ritual spiritual. 

Baca Juga : Asal Usul Nama Mulyono yang Kini Sering Dipakai Warga X untuk Memanggil Jokowi

"Ada pantai di Gunung Kidul yang punya mata air tawar, banyak orang datang ke sana untuk bertapa dengan harapan melancarkan karier," cerita Bang Jaka. Bahkan, beberapa orang mendapatkan pusaka dari hasil ritual tersebut.

Namun, bekingan ini juga harus diurus dengan baik. "Bekingan itu butuh dipakani (diberi makan), dan ada juga istilah tumbal untuk perewangan yang dipelihara," jelas Bang Jaka. 

 

Perewangan, dalam konteks ini, merujuk pada makhluk astral yang membantu seseorang dalam mencapai tujuannya. Tetapi, tidak semua orang bisa cocok dengan perewangannya. "Makin percaya, makin kuat," tambahnya, menjelaskan bahwa kepercayaan dan sinergi antara si pemilik dan perewangan sangat penting.

Membahas tentang bekingan, Bang Jaka juga menyinggung tentang wujud perewangan yang sering digambarkan dalam budaya lokal. Menurutnya, wujud-wujud seperti buto atau genderuwo adalah bentuk "ecek-ecek" atau remeh untuk level yang lebih tinggi, seperti elite atau pejabat. 

Di level yang lebih tinggi, bekingan lebih menyerupai demon atau iblis, yang simbolik dari sifat buruk manusia, seperti yang diwakili oleh 7 Demon Lords dari dosa-dosa manusia. "Bentuk wujud mereka tergantung persepsi kita sendiri," ujar Bang Jaka.

Dalam budaya Jawa, bekingan seringkali diasosiasikan dengan ilmu-ilmu spiritual dari epos pewayangan. Ilmu Panglimunan, misalnya, adalah salah satu ajian yang dipercaya dapat membuat pemiliknya tidak terlihat oleh orang yang berniat jahat. "Bukan invisible, tapi si pengamal ilmu ini akan jadi sulit dilihat," jelas Bang Jaka. Ilmu-ilmu seperti ini dipercaya bisa dipelajari, dan beberapa tokoh wayang seperti Arjuna memiliki ajian-ajian sakti yang serupa.

Dalam dunia politik, terutama bagi pejabat tinggi, memiliki bekingan atau perewangan dianggap sebagai hal yang lumrah. Menurut Bang Jaka, pejabat terkadang merasa perlu mencari dukungan spiritual ini karena tekanan dari persaingan politik yang ketat. "Kok bisa tuntutan? Cara mainnya emang begitu. Kalau ga ikut-ikut, kalah sama rivalnya, runtuh karirnya," ungkapnya.

Meski begitu, Bang Jaka menegaskan bahwa memiliki bekingan atau ajian tidak selalu bermakna negatif. "Pada akhirnya, yang menjadi sekat kebaikan dan keburukan dari memiliki bekingan adalah moral," tegasnya. 

Ia juga mengingatkan bahwa karunia spiritual bisa datang dari mana saja, bahkan dari Tuhan Yang Maha Esa. "Tinggal bagaimana yang dikaruniai bersikap," tutupnya.


Topik

Politik Jokowi ilmu jokowi bekingan perewangan presiden jokowi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni