JATIMTIMES – Menjelang laga perdana Liga 1 antara Arema FC dan Dewa United pada Senin, 12 Agustus 2024, muncul aksi vandalisme bertuliskan "Tolak Arema FC" di empat titik sekitar Stadion Soeprijadi Kota Blitar. Saat ini, kepolisian tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku di balik aksi tersebut.
Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah mulai memeriksa rekaman CCTV yang berada di sekitar stadion untuk mengidentifikasi ciri-ciri pelaku vandalisme. Selain itu, sejumlah saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian juga akan dimintai keterangan lebih lanjut. "Kami sedang menyelidiki kasus ini dengan serius. Rekaman CCTV sedang diperiksa untuk mengungkap pelaku, dan beberapa saksi di sekitar stadion juga akan kami mintai keterangan," ujar Iptu Samsul, Sabtu (10/8/2024).
Baca Juga : Dugaan Pencemaran Nama Baik, DPC PKB Kota Blitar Polisikan Lukman Edy
Menurut Samsul, ada kemungkinan pelaku vandalisme ini berjumlah lebih dari satu orang. Hal ini didasarkan pada analisis awal yang menunjukkan bahwa vandalisme tersebut dilakukan secara terorganisir di beberapa titik strategis di sekitar stadion. "Kami menduga pelaku lebih dari satu orang, melihat dari sebaran titik-titik vandalisme yang cukup luas," tambahnya.
Iptu Samsul juga mengingatkan bahwa pelaku vandalisme ini dapat dijerat dengan ancaman pidana. Tindakan merusak fasilitas umum atau milik orang lain merupakan tindakan yang melanggar hukum, dan pihak kepolisian akan menindak tegas siapa pun yang terbukti bersalah. "Ada ancaman pidana bagi pelaku vandalisme ini. Kami akan menindak tegas siapa pun yang terlibat," tegasnya.
Sementara itu, warga sekitar stadion mengungkapkan dugaan bahwa vandalisme ini muncul sebagai bentuk trauma masyarakat terhadap kericuhan yang pernah terjadi pada tahun 2020 lalu. Pada waktu itu, terjadi bentrokan antara suporter yang menyebabkan ketegangan di wilayah tersebut. Salah seorang warga, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa kericuhan tersebut masih membekas di ingatan warga, sehingga mereka khawatir kejadian serupa dapat terulang.
Kasus vandalisme ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang dan warga sekitar stadion. Para pedagang, yang menggantungkan penghasilannya pada keramaian saat pertandingan besar, merasa was-was dengan adanya potensi kericuhan yang dapat merugikan mereka. Mayang (38), salah seorang pemilik warung di sekitar Stadion Soeprijadi, menyatakan bahwa keamanan menjadi hal yang paling penting bagi mereka. "Kami hanya ingin kondisi tetap aman, karena ini menyangkut rezeki kami sebagai pedagang. Kalau aman, kami bisa bekerja dengan tenang," ungkapnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Yanto (35), pemilik bengkel di dekat stadion, yang mengaku khawatir dengan situasi yang berkembang. "Sebagai pedagang yang sudah membayar sewa kios, kami berharap keamanan bisa dijamin. Jangan sampai ada kericuhan lagi," kata Yanto.
Baca Juga : DPC PKB Kota Blitar Serahkan Penentuan Wakil kepada Mas Ibin, Tenggat Waktu hingga 20 Agustus
Kepolisian berjanji akan terus meningkatkan pengawasan menjelang pertandingan antara Arema FC dan Dewa United. Tim keamanan dari Polres Blitar Kota akan dikerahkan secara maksimal untuk memastikan bahwa acara tersebut dapat berlangsung dengan aman dan tertib. "Kami akan meningkatkan pengawasan di sekitar stadion, memastikan keamanan semua pihak yang terlibat dalam pertandingan ini," pungkas Iptu Samsul.
Kasus vandalisme ini diharapkan dapat segera terungkap, sehingga masyarakat dan pihak terkait bisa merasa tenang dalam menyambut laga perdana Liga 1 di Kota Blitar. Meskipun kekhawatiran masih menyelimuti, dengan koordinasi yang baik antara pihak keamanan dan warga, diharapkan situasi dapat terkendali dan pertandingan berjalan tanpa insiden yang tidak diinginkan.