JATIMTIMES - Waktu menyusui yang direkomendasikan oleh WHO hingga anak berusia dua tahun. Namun, tidak jarang ada ibu yang menyusui anak hingga lebih dari dua tahun. Lantas bolehkah hal itu?
Berdasarkan dengan rekomendasi waktu menyusui dari WHO, sebenarnya normal-normal saja jika menyusui anak hingga lebih dari 2 tahun.
Baca Juga : Pileg Berlalu, Profesional Hipnoterapis Islam Banyak Tangani Caleg Stres
Manfaat ASI dalam menjaga kekebalan tubuh anak juga tersedia hingga sekitar usia di atas. Artinya, memberikan ASI lebih dari 2 tahun mengurangi risiko anak untuk terkena penyakit.
Bahkan, suatu studi menyebutkan efek positif yang bisa Anda dapat jika menyusui terlalu lama atau lebih dari usia 2 tahun.
Studi pada The Journal of pediatrics menemukan fakta bahwa durasi menyusui yang lebih lama dikaitkan dengan perkembangan kognitif dan motorik yang lebih baik pada anak usia 2—3 tahun.
Bahkan, menyusui anak lebih dari 2 tahun memiliki beberapa dampak positif bagi ibu dan juga si kecil. Melansir laman alodokter, berikut ini beberapa manfaat menyusui anak lebih dari 2 tahun;
Manfaat menyusui anak lebih dari 2 tahun
1. Memberikan nutrisi
Kalau ada yang bilang bahwa menyusui lebih dari 2 tahun tidak mendatangkan nutrisi bagi bayi, itu tidak benar. Berapa pun usianya, ASI akan tetap memberikan nutrisi bagi Si Kecil.
2. Menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh
Si Kecil mungkin sudah mendapatkan asupan nutrisi dari beragam jenis makanan, namun ASI tetap dapat memberikan daya tahan tubuh ekstra terhadap beberapa jenis penyakit. Saat Si Kecil sakit dan tidak mau makan, ASI dapat menjadi sumber nutrisi penting yang membantunya untuk cepat pulih.
3. Menenangkan anak dan ibu
Si Kecil mendapat ketenangan dari Bunda saat menyusu. Ini penting apalagi jika ia sudah mulai dapat berlarian ke sana kemari. Bagi ibu yang sudah kembali bekerja, menyusui langsung juga menjadi cara untuk menenangkan diri bersama buah hati tercinta.
4. Lebih efektif saat bepergian
Menyusui langsung sangat efektif jika Bunda sekeluarga bepergian keluar kota dibandingkan dengan memberikan ASI perah atau susu bubuk.
5. Mengurangi risiko terkena kanker
Ibu yang aktif menyusui diketahui memiliki risiko lebih rendah terserang kanker payudara. Selain itu, risiko untuk terkena penyakit kanker ovarium, diabetes, hipertensi,obesitas, dan serangan jantung juga cenderung menurun.
6. Menurunkan berat badan ibu
Terus menyusui juga dapat membantu Bunda menjaga berat badan. Namun, jangan hanya andalkan itu saja. Bunda juga perlu untuk menerapkan pola makan sehat, olahraga secara rutin, dan tidur yang cukup agar berat badan turun atau tetap terkontrol dengan baik.
Namun meski normal dan banyak manfaatnya, ada efek negatif yang mungkin terjadi jika menyusui anak terlalu lama hingga lebih dari 2 tahun. Dilansir dari laman hellosehat, berikut adalah efek yang dimaksud yang bisa terjadi pada ibu dan anaknya.
Dampak negatif menyusui anak lebih dari 2 tahun:
1. Penilaian sosial
Meski normal, banyak orang menganggap bahwa menyusui lebih dari 2 tahun tidak biasa atau bahkan aneh. Hal ini akan memancing banyak komentar atau kritik dari orang lain.
Komentar ini bahkan bisa datang dari anggota keluarga Anda sendiri. Akibatnya, Anda tidak mendapat dukungan yang cukup dari anggota keluarga Anda.
Akibatnya, Anda mungkin akan menjadi tidak nyaman saat menyusui si Kecil di tempat umum.
2. Ibu membutuhkan waktu dan tenaga ekstra
Saat menyusui, Anda membutuhkan waktu dan tenaga tambahan di luar pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
Anda perlu kembali mengatur jadwal menyusui dengan jam kerja atau urusan rumah lainnya. Nah, efek menyusui terlalu lama, yaitu waktu dan tenaga tersebut akan lebih lama dibutuhkan.
Baca Juga : Hari Jadi Ke-700 Blitar: Bupati Rini Ajak Masyarakat Wujudkan Kabupaten Blitar yang Maju dan Sejahtera
Bagi ibu menyusui yang bekerja, Anda bisa merasa kesulitan untuk menjalankannya, terutama jika tidak mendapat dukungan dari rekan kerja atau perusahaan.
3. Puting payudara ibu lecet
Bayi dan balita memang terkadang suka menggigit karena banyak alasan, misalnya tumbuh gigi atau sekadar mencari perhatian. Kebiasaan ini biasanya berhenti saat anak berusia 3—4 tahun.
Nah, bila Anda masih menyusui hingga lebih dari 2 tahun, anak mungkin akan sering menggigit puting payudara Anda. Puting payudara Anda pun bisa lecet hingga terasa sakit.
4. Anak lebih sulit disapih
Efek menyusui terlalu lama hingga lebih dari 2 tahun lainnya, yaitu lebih sulit untuk menyapih anak karena ia sudah terlalu nyaman.
Menyusui memang bisa membuat anak merasa lebih dekat, tenang, dan nyaman dengan ibu. Meski begitu, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Faktanya, cepat atau lambatnya proses penyapihan tergantung dari kesiapan masing-masing anak, bukan karena durasi menyusuinya.
5. Ibu lebih rentan stres
Melansir La Leche League International, menyusui balita yang lebih dewasa berbeda dengan menyusui bayi karena faktor perkembangan anak.
Ada banyak tantangan yang akan dihadapi orangtua saat mengasuh anak yang lebih tua, sehingga masih menyusui mereka dianggap bisa menambah kesulitan. Adapun hal ini bisa menyebabkan ibu lebih rentan mengalami stres atau frustrasi.
6. Kesulitan saat punya anak lagi
Menyapih anak memang tak mudah. Idealnya, Anda perlu menyapih anak saat ia benar-benar sudah siap dengan sendirinya. Artinya, anak mungkin akan menyusu lebih dari 2 tahun.
Namun, membiarkan anak menyusu terlalu lama bisa membuat Anda kewalahan jika Anda sudah berencana atau bahkan telah hamil anak berikutnya.
7. Anak kurang gizi
Studi pada International Journal of Pediatrics and Adolescent Medicine menemukan fakta bahwa menyusui terlalu lama memiliki efek pada kurang gizi dan stunting pada anak.
Menurut studi tersebut, durasi pemberian ASI hingga usia tiga tahun lebih mungkin menyebabkan stunting, tetapi tidak dengan wasting dan underweight.
Meski faktor penyebabnya banyak, menyusu sering kali membuat anak enggan untuk makan makanan padat yang penting untuk kebutuhan gizinya.
8. Gigi anak rusak
Bahaya menyusui anak lebih dari 2 tahun, yaitu lebih mungkin mengalami kerusakan pada gigi. Ini biasanya terjadi jika anak menyusu sampai ia tertidur.
Melansir laman Healthy Children, pada kondisi ini, sisa susu yang tidak masih ada di mulut bayi dapat merusak gigi anak Anda.
Namun pada beberapa penelitian, hal tersebut justru tak terbukti. Mengonsumsi makanan dan minuman manis diketahui lebih berisiko menyebabkan kerusakan gigi anak Anda.