JATIMTIMES - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) triwulan II 2024 terhadap triwulan II 2023 (y-on-y) mencapai 4,98 persen. Dari sisi produksi, Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif kecuali lapangan usaha pertambangan dan penggalian.
"Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 12,69 persen," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Senin (5/8/2024).
Baca Juga : Stadion Soepriadi Dapat Digunakan untuk Liga 1: Tim Mabes Polri Rekomendasikan Arema FC Bermain di Blitar
Tingginya pertumbuhan sektor tersebut ditopang oleh pengadaan gas yang tumbuh signifikan. BPS Jatim menyebut, peningkatan penyaluran gas mengalami kenaikan hingga 15,3 persen. Ini terjadi karena adanya peningkatan penyerapan gas pembangkit PLN Nusantara Power di Gresik.
Sementara itu, pada periode yang sama, lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan cukup besar di antaranya lapangan usaha jasa lainnya tumbuh sebesar 9,69 persen, dan lapangan usaha jasa perusahaan tumbuh sebesar 8,64 persen.
Dari sisi pengeluaran, secara y-on-y pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 12,01 persen. Kemudian komponen ekspor barang dan jasa tumbuh sebesar 8,53 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) 5,67 persen.
Sementara itu, ekonomi Jatim triwulan II 2024 dibanding triwulan I 2024 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,87 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 27,90 persen.
Lapangan usaha industri pengolahan yang memiliki peran dominan mengalami kontraksi sebesar 1,08 persen. Sedangkan lapangan usaha perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mengalami pertumbuhan sebesar 0,32 persen.
"Beberapa lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan relatif tinggi, di antaranya adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa lainnya, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta jasa perusahaan yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen, 9,19 persen, 6,43 persen, dan 5,22 persen," papar BPS Jatim.
Dari sisi pengeluaran, komponen yang mengalami pertumbuhan adalah komponen PK-P sebesar 19,31 persen, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 3,04 persen, komponen pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) sebesar 1,09 persen, dan komponen PK-LNPRT sebesar 0,20 persen. Sedangkan komponen ekspor dan impor barang dan jasa terkontraksi masing-masing sebesar 0,97 persen dan 0,79 persen.
Adapun ekonomi Jatim semester I 2024 terhadap semester I 2023 (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 4,9 persen. Semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan serta pertambangan dan penggalian.
"Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 11,51 persen, diikuti lapangan usaha pengadaan listrik dan gas tumbuh sebesar 11,41 persen, serta lapangan usaha jasa lainnya tumbuh sebesar 9,32 persen," urai BPS Jatim.
Dari sisi pengeluaran, secara c-to-c pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 14,95 persen. Kemudian komponen ekspor barang dan jasa, serta komponen PK-P masing-masing tumbuh sebesar 8,39 persen dan 7,70 persen. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar 9,78 persen.