JATIMTIMES - Kamis 1 Agustus 2024, ratusan masyarakat Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, berbondong-bondong menghadiri acara tahunan sedekah bumi. Ritual ini dilangsungkan setiap bulan Suro di punden desa setempat, yang diyakini sebagai tempat peristirahatan leluhur desa.
Acara dimulai dengan ritual khusus yang dipimpin oleh Kepala Desa Balerejo Suprans beserta tetua adat di sekitar sendang desa. Kepala desa secara simbolis memetik hasil bumi yang telah dirangkai dalam tumpeng agung.
Baca Juga : Calon Kepala Daerah Kota Blitar 2024 Harus Selaraskan Visi Misi dengan RPJPD 2025-2045
Padi dan beberapa buah hasil bumi tersebut kemudian ditampung dalam bakul bambu untuk disimpan sebagai simbol rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan kepada masyarakat setempat.
"Sedekah bumi ini adalah tradisi tahunan yang kami lakukan setiap bulan Suro sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah dan keberkahan yang telah diberikan. Selain itu, tradisi ini menjadi cara kami untuk menghormati leluhur desa yang diyakini bersemayam di punden ini," ungkap Suprans.
Puncak acara sedekah bumi adalah saat masyarakat berebut hasil bumi yang disusun dalam gunungan tumpeng. Hanya dalam lima menit, gunungan ini habis diserbu oleh masyarakat yang hadir. Selain ritual utama, masyarakat juga disuguhkan berbagai penampilan seni tradisional yang menambah keseruan acara. Penampilan jaranan, tari waranggono, dan barongan oleh seniman tradisional, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, menghibur para penonton. Ritual adat ini dilakukan tepat pada tanggal 25 Suro, dimulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pada tengah malam dengan pelaksanaan malam tirakatan.
Namun, ritual sedekah bumi kali ini diwarnai dengan insiden kesurupan yang dialami oleh beberapa penari. Kepala Desa Balerejo, Suprans, menjelaskan bahwa kesurupan ini merupakan bagian dari tradisi yang rutin dilakukan warga Balerejo setiap bulan Suro. "Meski ada yang kesurupan, acara tetap berlangsung lancar dan malah menjadi hiburan tersendiri bagi warga," ujarnya.
Kesurupan dialami oleh sejumlah penari jaranan dan barongan. Setelah penanganan oleh sesepuh desa, mereka kembali sadar dan melanjutkan pertunjukan. Beberapa penonton mengaku terhibur dan bahkan ada yang sengaja menantikan aksi kesurupan tersebut.
Tradisi sedekah bumi memiliki akar yang kuat dalam budaya Jawa dan kepercayaan lokal. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan keberkahan alam yang diberikan. Selain itu, sedekah bumi mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, di mana manusia diharapkan menjaga dan merawat alam sebagai bagian dari tanggung jawabnya.
Upacara sedekah umi di Blitar, seperti yang dilakukan di Desa Balerejo, juga merupakan bentuk permohonan kepada Tuhan agar hasil panen di tahun mendatang lebih baik. Tidak hanya untuk hasil panen, tetapi juga untuk keselamatan dan kesejahteraan warga. Upacara ini dihadiri oleh warga, aparat pemerintah desa, tokoh agama, serta pihak berwajib.
Baca Juga : Pemkot Blitar Resmi Izinkan Stadion Soepriadi Jadi Homebase Arema FC untuk Liga 1 2024/2025
Di Balerejo, hasil panen yang dikumpulkan disusun dalam bentuk tumpeng yang dihiasi buah-buahan. Tumpeng ini kemudian diarak oleh warga menuju tempat upacara di punden desa. Prosesi upacara dimulai dengan membakar dupa dan sesajen sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, dilanjutkan dengan doa-doa dan permohonan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa untuk hasil panen yang lebih baik di tahun mendatang.
Setelah serangkaian langkah awal selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Masyarakat membagikan nasi tumpeng dan buah-buahan kepada semua yang hadir, serta menyisihkan sebagian hasil syukuran untuk orang-orang yang membutuhkan. Manfaat dari upacara sedekah bumi bagi masyarakat Blitar adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang diberikan-Nya. Selain itu, upacara ini juga menjadi ajang mempererat tali persaudaraan antarwarga dan melestarikan budaya lokal yang telah turun-temurun.
Kepala Desa Balerejo Suprans berharap agar tradisi ini terus dilestarikan dan dapat membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat. "Sedekah Bumi adalah simbol rasa syukur dan penghormatan kita kepada Tuhan, serta harapan akan hasil panen yang lebih baik di tahun mendatang," ungkapnya.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, tradisi ini diharapkan terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.
"Semoga tradisi sedekah bumi ini terus dilestarikan oleh generasi mendatang. Tradisi ini bukan hanya sebagai bentuk syukur kita kepada Tuhan, tetapi juga sebagai momen untuk mempererat kebersamaan dan gotong royong di antara warga desa. Mari kita jaga dan rawat warisan budaya ini demi kebaikan dan keberkahan bersama," pungkas Suprans.