JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan biaya pendidikan yang berdampak pada angka inflasi Jawa Timur (Jatim) Juli 2024. Terlebih, bulan Juli bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah atau tahun ajaran baru setelah periode liburan sekolah berakhir.
BPS Jatim mengungkapkan, pada Juli 2024, kelompok pendidikan mengalami inflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 1,12 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan/andil sebesar 0,08 persen terhadap inflasi umum.
Baca Juga : Polres Tulungagung Tanamkan Disiplin Berkendara Bagi Pelajar SMP di Campurdarat Tulungagung
"Pergantian tahun ajaran baru menjadi sebuah momen bagi penyelenggara jasa pendidikan untuk melakukan penyesuaian tarif/biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh wali murid," urai BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Kamis (1/8/2024).
Lebih rinci, BPS Jatim mencatat, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu Sekolah Dasar (SD) sebesar 0,04 persen, serta Sekolah Menengah Pertama sebesar 0,02 persen.
Inflasi m-to-m komoditas SD tercatat sebesar 3,05 persen. Sedangkan inflasi komoditas SMP di Jatim sebesar 2,21 persen. Adapun komoditas yang memberikan andil inflasi namun kurang dari 0,01 persen yakni Sekolah Menengah Atas (SMA), Bimbingan Belajar (Bimbel), Taman Kanak Kanak (TK), dan Kelompok Bermain.
"Jika dilihat perkembangannya, nilai inflasi kelompok pendidikan cenderung terjadi pada bulan Juli dan Agustus, bersamaan dengan mulainya tahun ajaran baru," ungkap BPS Jatim.
Berdasarkan data historis, kelompok pendidikan masih berpotensi kembali memberikan andil terhadap inflasi Jatim pada bulan Agustus 2024. Sementara secara year on year (y-on-y) kelompok pendidikan pada Juli 2024 Provinsi Jatim mengalami inflasi sebesar 1,97 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 103,05 pada Juli 2023 menjadi 105,08 pada Juli 2024.
Baca Juga : 5 Anak di Kota Malang Derita Diabetes, Dinkes Imbau Sekolah Perhatikan Makanan Kantin
Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu subkelompok pendidikan dasar dan anak usia dini sebesar 2,85 persen dan subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y terendah yaitu subkelompok pendidikan lainnya sebesar 1,30 persen.
"Sementara subkelompok lainnya mengalami inflasi y-on-y yaitu subkelompok menengah sebesar 1,71 persen; serta subkelompok pendidikan tinggi sebesar 1,89 persen," sebut BPS Jatim.
Kelompok ini pada Juli 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,14 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu akademi/perguruan tinggi sebesar 0,05 persen, SD sebesar 0,04 persen, SMP sebesar 0,02 persen; serta SMA sebesar 0,01 persen.
