JATIMTIMES - Pemerintah Kota Blitar baru saja mengadakan audiensi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membahas rencana perilisan data angka kemiskinan yang akan diumumkan di situs web BPS Jawa Timur pada 5 Agustus 2024 mendatang. Walikota Blitar, Santoso, menyampaikan apresiasinya atas penurunan angka kemiskinan di kota ini yang tercatat sebesar 0,55%.
Menurut Santoso, pencapaian tersebut merupakan hasil dari berbagai program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota.
Baca Juga : Kejari Blitar Ajukan Kasasi atas Vonis Bebas Samsudin Cs dalam Kasus Konten Bertukar Pasangan
Santoso mengungkapkan bahwa salah satu program utama yang berkontribusi signifikan adalah pembagian Rastrada, yang telah berjalan selama lima tahun. Program ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama dalam mengurangi beban pengeluaran keluarga yang kurang mampu. Selain itu, program dari Kementerian Sosial yang dilaksanakan melalui Dinas Sosial juga turut berkontribusi dalam penurunan angka kemiskinan di Blitar.
Peningkatan lapangan kerja juga menjadi faktor penting yang disoroti oleh Santoso. Kehadiran dua pabrik rokok baru di Kota Blitar tidak hanya membantu menurunkan angka kemiskinan, tetapi juga tingkat pengangguran. "Dengan adanya pabrik-pabrik baru ini, banyak warga yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan kini bisa mendapatkan penghasilan tetap," kata Santoso pada Rabu (31/7/2024), menjelaskan peran industri dalam mendorong ekonomi lokal.
Dalam kesempatan tersebut, Santoso juga mengutip data dari BPS Kota Blitar mengenai penyusunan data kemiskinan. Menurutnya, data tersebut akan memaparkan angka kemiskinan di setiap kota secara rinci, termasuk tahapan pengukuran yang dilakukan secara makro melalui survei. Tiga indikator utama yang akan disampaikan adalah P0 (persentase penduduk miskin), P1 (persentase penduduk yang hampir miskin), dan P2 (kedalaman kemiskinan).
Santoso mengungkapkan bahwa berdasarkan data BPS, pada Maret 2023, persentase P0 atau penduduk miskin di Kota Blitar mencapai 7,30% dengan Garis Kemiskinan (GK) sebesar Rp568.280. Namun, pada Maret 2024, angka tersebut turun menjadi 6,75% meskipun GK meningkat menjadi Rp596.105. Peningkatan garis kemiskinan ini menunjukkan adanya inflasi yang diimbangi dengan peningkatan pendapatan warga.
Lebih lanjut, Santoso menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Blitar mencapai 5,29% pada tahun 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor jasa, transportasi, perdagangan, serta penyedia akomodasi dan makanan-minuman. "Sektor-sektor ini berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat," tambah Santoso.
Baca Juga : Cegah Kecelakaan, Perlintasan Kereta Api Sumberjo Blitar Dibatasi Hanya untuk Motor
Audiensi ini, menurut Santoso, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah dan BPS dalam memantau serta mengatasi isu kemiskinan. Dengan perencanaan yang matang dan implementasi program yang efektif, diharapkan angka kemiskinan di Kota Blitar akan terus menurun di masa depan.
"Penurunan angka kemiskinan ini tidak hanya menjadi indikator keberhasilan program-program sosial dan ekonomi yang dijalankan Pemkot Blitar, tetapi juga menjadi motivasi bagi seluruh stakeholder di Kota Blitar untuk terus berkolaborasi dalam upaya menanggulangi kemiskinan, " pungkas Santoso.