free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Ramai Nasi Beku Lebih Baik dari Nasi Biasa, Benarkah? Ini Penjelasan Medisnya

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

31 - Jul - 2024, 08:34

Placeholder
Nasi hangat vs nasi beku. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan klaim beberapa konten kreator yang menyebutkan bahwa nasi beku lebih baik daripada nasi biasa, terutama dari segi kadar gula. Salah satu unggahan tersebut datang dari akun Instagram @hungry.wyn, yang mengeklaim bahwa nasi beku memiliki kadar gula lebih rendah dibandingkan nasi biasa. Apakah klaim ini benar? 

Merespons ramainya tren ini, dr Dion Haryadi, seorang dokter dan certified nutrition & health coach, memberikan penjelasan medis. Menurut dr  Dion, nasi mengandung dua jenis pati, pati mudah serap dan pati resisten. Proses mendinginkan nasi dapat meningkatkan kandungan pati resisten.

Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Banyuwangi Sosialisasikan Manfaat Jaminan Sosial Bagi Pekerja Informal di Desa Benculuk

"Pati resisten ini tidak bisa dicerna oleh tubuh kita, sehingga semakin tinggi kandungannya, semakin lambat juga lonjakan gula darah saat kita konsumsi," jelas Dion, dilansir dari Instagramnya @dionharyadi. 

Penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia mendukung klaim ini menunjukkan bahwa nasi yang dibekukan lalu dipanaskan ulang memberikan respons glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi yang dikonsumsi langsung setelah dimasak.

Meskipun demikian,  Dion mencatat bahwa peningkatan pati resisten dalam nasi beku tidak terlalu signifikan, hanya naik dari 0,6 gram per 100 gram menjadi 1,6 gram per 100 gram.

"Sayangnya, penelitian tersebut tidak mencantumkan perubahan kandungan kalori dan karbohidrat dalam nasi dingin," tambahnya. 

Dion juga mengingatkan bahwa klaim nasi beku dapat mengurangi kalori hingga 50-60% adalah salah kaprah. "Jika demikian, orang-orang bisa saja makan dua kali lipat lebih banyak, padahal jumlah kalori sebenarnya tidak berbeda jauh," ujarnya. 

Menurut dia, nasi putih hangat juga bisa sama sehatnya jika dikonsumsi dengan lauk pauk yang lengkap dan seimbang, karena makanan pendamping tersebut dapat menurunkan indeks glikemik secara keseluruhan.

Baca Juga : Sengkarut BPJS Kesehatan Cabang Malang, Tak Beri Informasi Peralihan FKTP Selama Enam Bulan

"Jarang ada yang makan nasi putih tanpa lauk pauk. Kombinasi makanan ini akan menurunkan glycemic index-nya," katanya.

Dion menutup penjelasannya dengan mengatakan bahwa pilihan antara nasi beku dan nasi hangat kembali lagi pada preferensi individu dan pola makan secara keseluruhan.

"Jika kamu nyaman makan nasi yang sudah dibekukan, silakan saja. Jika tidak, juga tidak apa-apa. Yang penting adalah mengonsumsinya secukupnya," tutup Dion. 


Topik

Serba Serbi Nasi beku nasi hangat nasi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy