JATIMTIMES - Bagi orang dewasa, waktu tidur yang ideal yaitu sekitar 7–9 jam setiap malamnya. Bila waktu tidurnya cukup dan kualitas tidurnya baik, seseorang akan merasa segar ketika bangun pagi dan bisa beraktivitas dengan baik di siang hari.
Namun beda cerita terhadap penderita hipersomnia atau excessive daytime sleepiness (EDS). Dimana meskipun mereka telah cukup tidur, mereka akan tetap memiliki rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari.
Baca Juga : Manfaat Tak Terduga Jalan Kaki Setelah Setelah Makan, Jangan Langsung Duduk atau Rebahan
Pengertian Hipersomnia
Dilansir dari laman Halodoc, Hipersomnia adalah suatu kondisi ketika seseorang merasakan kantuk yang ekstrem di siang hari meski mendapat tidur yang cukup (atau lebih dari cukup) pada malam hari.
Seseorang dengan hipersomnia akan tertidur beberapa kali saat siang hari. Gangguan tidur ini memengaruhi produktivitas, interaksi dan kualitas hidup pengidapnya. Bukan tidak mungkin hipersomnia juga meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Jenis Hipersomnia
Dikutip dari Healthline, Hipersomnia terbagi menjadi dua, yakni:
Hipersomnia Primer
Hipersomnia Primer terjadi tanpa kondisi medis lain. Satu-satunya gejala dari hipersomnia primer adalah adalah rasa lelah yang berlebihan.
Hipersomnia Sekunder
Hipersomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis lainnya, bisa termasuk sleep apnea, penyakit Parkinson, gagal ginjal, dan sindrom kelelahan kronis. Kondisi ini menyebabkan kurang tidur di malam hari, dan membuat Anda merasa lelah di siang hari.
Penyebab Hipersomnia
Hipersomnia primer kemungkinan disebabkan oleh masalah pada sistem otak yang mengontrol fungsi tidur dan bangun.
Hipersomnia sekunder adalah akibat dari kondisi yang menyebabkan kelelahan atau kurang tidur. Misalnya, sleep apnea dapat menyebabkan hipersomnia karena dapat membuat seseorang kesulitan bernapas di malam hari, sehingga memaksa orang untuk terbangun beberapa kali sepanjang malam.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan hipersomnia. Penggunaan narkoba dan alkohol dapat memicu kantuk di siang hari. Kemungkinan penyebab lainnya adalah fungsi tiroid yang rendah dan cedera kepala.
Bahaya Hipersomnia
Dikutip dari laman Halodoc, berikut beberapa bahaya Hipersomnia jika tidak segera diatasi:
1. Jam Tidur yang Berantakan
Baca Juga : Meski Sudah Penuhi Target, DPRD Kota Malang Akan Evaluasi 4 Jenis Pajak Ini
Kondisi ini membuat kamu merasa terus-terusan mengantuk di siang hari yang berakibat kamu bisa jadi tidur di jam seharusnya aktif. Ini dapat merusak jam tidur, dan mengganggu siklus tidur yang sehat. Pada akhirnya, ini bisa berdampak pada kesehatan yang lain.
2. Obesitas
Bayangkan bila kamu semestinya aktif di siang hari, namun karena hipersomnia, kamu malah menghabiskan siang dengan tidur. Nah, ini dapat berkontribusi pada obesitas.
Tidur berlebihan dapat membuat badan lemas, dan ketika bangun, kamu jadi tidak bersemangat untuk bergerak dan jadinya balik lagi tidur.
3. Sakit Kepala
Kondisi ini juga bisa mengakibatkan sakit kepala, karena kamu terlalu banyak tidur. Efek tidur terlalu banyak bisa berakibat buruk pada sistem kerja neurotransmitter termasuk juga serotonin.
Gangguan pada serotonin bisa berisiko mengalami kekakuan otot dan kejang-kejang.
4. Merasa Lelah dan Lemas
Merasa lelah dan lemas setiap waktu bisa menjadi efek dari hipersomnia. Bayangkan, bila perasaan lemas ini terjadi di jam-jam di mana kamu semestinya beraktivitas? Ini akan sangat mengganggu kualitas dan performa kerja.
Lelah dan lemas juga akan membuat kamu menjadi moody yang pada akhirnya mengganggu interaksi dan komunikasi sosial.
5. Kehilangan Kewaspadaan
Kalau sudah mengantuk berat, tetapi memaksakan diri beraktivitas, kondisi hipersomnia bisa menyebabkan bahaya kecelakaan kerja ataupun ketika membawa kendaraan.
Orang yang bawaannya mengantuk terus bisa kehilangan kewaspadaan yang membuatnya jadi tidak berhati-hati. Tentunya ini sesuatu yang perlu dihindari dan diwaspadai.