JATIMTIMES- Sebulan menjelang pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar pada 27-29 Agustus 2024, persaingan untuk mendapatkan rekomendasi dari partai politik semakin memanas. Salah satu nama yang turut meramaikan bursa calon adalah Bupati Blitar saat ini, Rini Syarifah.
Rini Syarifah, yang akrab disapa Mak Rini, telah memastikan diri akan turut bertarung memperebutkan rekomendasi partai politik. Setelah mendapatkan restu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia kini juga mengincar dukungan dari Partai Demokrat.
Baca Juga : Resmi Bercerai dari Wina Natalia Setelah 12 Tahun Menikah, Anji: Terima Kasih
Pada Selasa (16/7/2024), Mak Rini datang langsung ke Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Blitar untuk mengembalikan berkas pendaftaran sebagai bakal calon Bupati Blitar. Saat diwawancarai awak media, Mak Rini mengungkapkan keseriusannya untuk maju kembali sebagai petahana dalam pemilihan Bupati Blitar.
“Kami sudah mendaftar secara resmi ke Desk Pilkada lewat penjaringan Demokrat. Semoga ini segera ditindaklanjuti oleh DPP. Harapan kami seperti itu,” tuturnya.
Dengan langkah ini, Rini menunjukkan komitmennya untuk melanjutkan kepemimpinannya di Kabupaten Blitar. Menurut Rini, mendapatkan dukungan dari partai-partai besar merupakan langkah strategis untuk memastikan dukungan yang solid dalam pemilihan mendatang.
"Kami berusaha menggalang dukungan dari berbagai pihak agar dapat membangun Blitar dengan lebih baik lagi. Kolaborasi dengan partai-partai besar akan sangat membantu dalam mewujudkan visi kami," tambahnya.
Selain Rini Syarifah, sejumlah nama lain juga turut berebut rekomendasi partai politik. Di antaranya adalah Kepala Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Dwi Handoko. Handoko telah mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik, termasuk PDIP dan PAN, untuk maju sebagai bakal calon Bupati. Pria yang akrab disapa Handoko ini menegaskan pentingnya kolaborasi dalam membangun Kabupaten Blitar.
“Kabupaten Blitar ini tidak bisa dibangun sendirian, makanya harus dibangun bersama-sama berkolaborasi, bergotong royong agar supaya tercipta Blitar yang lebih baik,” ujar Handoko.
Handoko, yang dikenal sebagai sosok inovatif di desanya, berharap dapat membawa perubahan yang signifikan jika terpilih nanti.
"Kami ingin membawa semangat baru dan inovasi dalam pemerintahan Kabupaten Blitar. Kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat akan menjadi kunci utama keberhasilan kami," tambah Handoko.
Tak hanya Rini dan Handoko, politisi PDIP Muharam Sulistiono dan mantan Bupati Blitar Rijanto juga telah menyatakan niat mereka untuk maju dalam pemilihan kali ini. Mereka pun tengah berusaha keras mendapatkan rekomendasi dari partai-partai politik yang ada. Muharam Sulistiono, yang dikenal memiliki basis massa kuat di kalangan pemuda, dikabarkan telah melakukan pendekatan intensif dengan sejumlah elit partai untuk memastikan dukungan.
Sementara itu, Rijanto, yang pernah menjabat sebagai Bupati Blitar, juga tidak mau ketinggalan dalam persaingan ini. Pengalaman dan jaringan yang luas menjadi modal utamanya untuk kembali merebut hati masyarakat dan partai politik.
Baca Juga : RSUD Kanjuruhan Gandeng OkeJek, Tebus Obat Bebas Antre dan Diantar ke Rumah
Perebutan rekomendasi ini menunjukkan betapa dinamisnya peta politik di Kabupaten Blitar menjelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2024. Dengan semakin mendekatnya waktu pendaftaran ke KPU, intensitas lobi-lobi politik dan manuver para calon semakin terlihat jelas. Setiap calon berusaha menunjukkan keseriusan dan komitmen mereka untuk membangun Kabupaten Blitar ke arah yang lebih baik.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar, Edy Maana, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti pendaftaran yang masuk sesuai dengan prosedur yang ada.
“Kami akan melakukan seleksi dan verifikasi dengan cermat. Harapan kami, siapapun yang terpilih nanti adalah sosok yang benar-benar mampu membawa perubahan positif bagi Kabupaten Blitar,” ujarnya.
Mengomentari dinamika politik yang terjadi, pengamat politik dan sosiolog dari Universitas Islam Balitar (Unisba), Novi Catur Muspita, menilai bahwa persaingan ketat ini merupakan cerminan dari tingginya partisipasi politik dan kesadaran akan pentingnya kepemimpinan yang efektif di Kabupaten Blitar.
“Ini adalah indikasi positif bahwa masyarakat dan para elite politik sangat peduli dengan masa depan daerah mereka. Namun, penting bagi para calon untuk tidak hanya berfokus pada perebutan rekomendasi, tetapi juga memikirkan strategi jangka panjang untuk pembangunan daerah,” kata Novi.
Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi dan sinergi antar pemimpin adalah kunci utama untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
“Para calon harus dapat menunjukkan bahwa mereka mampu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Ini bukan hanya tentang memenangkan pemilihan, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” tambah Novi.
Dengan persaingan yang semakin ketat ini, masyarakat Kabupaten Blitar diharapkan dapat terus mengikuti perkembangan dan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih nantinya adalah yang terbaik dan paling mampu memajukan daerah mereka. Proses demokrasi yang sehat dan partisipatif akan menjadi kunci utama dalam menentukan masa depan Kabupaten Blitar.