JATIMTIMES - Dalam seleksi Jalur Mandiri Tulis Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, ada satu peserta yang begitu menarik perhatian. Sebab, satu peserta ini merupakan calon mahasiswa non muslim. Sosoknya adalah Ester Liance Mohi.
Ester mendaftar melalui Jalur Mandiri dengan mengambil Program Studi Farmasi. Ketertarikan Ester pada UIN Maliki Malang, karena memang reputasi UIN Maliki Malang telah terkenal baik, utamanya dalam bidang pendidikan.
Baca Juga : Berebut Masuk UIN Malang, 2.102 Calon Mahasiswa Jalur Mandiri Jalani Tes
Kampus ini juga didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang lengkap. Terlebih, di UIN Maliki Malang juga terdapat Prodi yang sesuai dengan minat belajarnya, yakni Prodi Farmasi.
"Saya sengaja ambil Prodi Farmasi di UIN Malang karena menurut saya kampus ini pendidikannya bagus," ungkap mahasiswa
Katolik asal Wamena Papua ini.
Lebih lanjut, dalam proses jalannya ujian tulis berbasis Computer Based Test (CBT), diakui Ester memang memiliki kendala tersendiri baginya. Masuk di UIN Maliki Malang, maka tak pelak Ester menjumpai beberapa soal yang memakai bahasa Arab. Meski begitu,
pihaknya mengaku optimis dapat menjawab beberapa soal dengan baik.
"Kesulitan saya tadi ya saat menjawab soal yang Bahasa Arab saja. Tapi ya sebisa mungkin memberikan yang terbaik," ungkapnya.
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H.M. Zainuddin, MA, mengatakan, bahwa meski kampus Islam, UIN Maliki Malang sangatlah terbuka bagi mahasiswa non muslim.
Hal ini menunjukkan bahwa UIN Malang merupakan kampus inklusif yang terbuka bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama, ras, atau suku.
Baca Juga : Dindik Kota Blitar Ingatkan Sekolah Agar MPLS Bebas Perploncoan
"Kita ini sangat terbuka, banyak juga mahasiswa asing non muslim," katanya.
Meskipun mereka non muslim, namun mereka tetap diwajibkan untuk berada di Ma'had. Namun, tentu terdapat beberapa kebebasan yang diberikan kepada mahasiswa tersebut.
"Misalnya mereka mau tidak mengikuti pengajian silahkan, mau mengikuti silahkan. Tapi yang jelas mereka tetap stay di situ (Ma'had)," pungkasnya.