free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Sejarah Masuknya Islam di Jawa, Sunan Ampel dan Titik Balik Islamisasi Era Majapahit

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

15 - Jul - 2024, 02:24

Placeholder
Agus Sunyoto, penulis buku Atlas Wali Songo (2016). (Foto: TikTok @tumut_gusbaha)

JATIMTIMES - Sejarah mencatat kedatangan Sunan Ampel atau Raden Rahmat ke Jawa sebagai titik balik penyebaran Islam di lingkungan Kerajaan Majapahit. Menurut Agus Sunyoto, penulis buku Atlas Wali Songo (2016), islamisasi penduduk pribumi di Majapahit baru terlihat setelah kedatangan Sunan Ampel dan jaringan dakwah Wali Sanga. 

Sebelumnya, komunitas Muslim di Jawa didominasi oleh suku Cina. Agus Sunyoto menyebut bahwa masyarakat Cina Muslim sudah lama hidup di Jawa, bahkan sebelum penduduk pribumi menempati pulau tersebut. Cheng Ho, seorang laksamana Tiongkok yang terkenal, datang ke Jawa pada tahun 1405 Masehi. 

Baca Juga : Berita Duka, Hendro Jarot Nugroho Mantan Gitaris Seventeen Meninggal Dunia

"Saudagar Islam pertama kali datang ke Jawa pada tahun 674 Masehi, artinya sekitar 800 tahun sebelum kedatangan Sunan Ampel," jelas Agus, dilansir TikTok @tumut_gusbaha, Minggu (14/7/2024). 

Catatan tertua menunjukkan bahwa pada tahun 1433 Masehi, pantai utara Jawa sudah dihuni oleh komunitas Cina Muslim. Menurut Agus, jika ada orang yang bilang di Tuban ada Klentang, itu tidak benar. 

"Justru yang benar dicatatannya adalah (adanya) masjid. Sebab kalau klenteng itu zamannya VOC Belanda," ujarnya. 

Sunan Ampel tiba di Jawa pada tahun 1440 Masehi, setelah kedatangan terakhir Cheng Ho pada tahun 1433 Masehi. Sejatinya, Sunan Ampel, yang berasal dari Champa, memiliki leluhur dari Jawa, tepatnya Malang, Kerajaan Singosari. 

Di mana, Prabu Kertanegara dari Kerajaan Singosari mengadakan program Nusantara yang mencakup wilayah hingga Thailand selatan, Malaysia, dan sebagian Filipina. Champa, sebuah kerajaan di Vietnam selatan dan Kamboja, dimasukkan dalam wilayah Nusantara melalui perkawinan politik antara Ratu Tapasi, adik Prabu Kertanegara, dan Raja Champa, Jayasiwamarwan III.

Permaisuri Champa yang berasal dari Singosari melahirkan dua putra, Pawugelang dan Pawuhatta, yang nantinya sebagian keturunannya kembali ke Majapahit dan sebagian menetap di Champa. 

Baca Juga : Kapan Puasa Tasua dan Asyura 2024? Ini Jadwal Lengkapnya

Salah satu cucu Ratu Tapasi yang masuk Islam adalah Abu Ibrahim, yang kemudian memiliki tiga anak. Di antaranya Ndorowati, Candrawulan, dan Nerpataruna. Pertama, Ndorowati menikah dengan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Kedua, Candrawulan menikah dengan Syekh Ibrahim Samarkondi dan memiliki anak Raden Ali Rahmat (Sunan Ampel) dan Ali Murtadho. Dan ketiga, Nerpataruna memiliki anak Raden Burereh atau Abu Hurairah.

Keturunan dari Ratu Tapasi inilah yang datang ke Majapahit dan diakui sebagai keluarga kerajaan karena mereka adalah cucu buyut dari Ratu Tapasi Singosari. Dan menurut Agus, Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kelanjutan dari Singosari. 

"Itulah alasan Sunan Ampel dan keluarganya kemudian diangkat menjadi keluarga kerajaan Majapahit, yang memulai sejarah Islam di Jawa," jelas Agus. 

Melalui peran Sunan Ampel dan jaringan Wali Sanga, Islam mulai menyebar luas di Jawa, membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan budaya di wilayah tersebut. Penjelasan ini menunjukkan bahwa kedatangan Sunan Ampel tidak hanya sebagai seorang pendakwah, tetapi juga sebagai tokoh penting yang membawa pengaruh besar dalam proses islamisasi di Jawa dan lingkungan Kerajaan Majapahit.


Topik

Serba Serbi kerajaan majapahit sunan ampel islam di jawa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana