JATIMTIMES – Untuk menyemarakkan agenda APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), Pemerintah Kota Blitar kembali menyelenggarakan Soekarno Coffee Fest Blitar 2024 di halaman kantor Wali Kota Blitar. Acara tahunan ini menjadi ajang bagi berbagai daerah untuk memamerkan produk kopi unggulan mereka.
Meski bukan daerah penghasil kopi, Kota Blitar sukses menjadi perantara bagi berbagai produsen kopi melalui acara yang kaya akan filosofi ala Bung Karno ini. Festival ini berlangsung dari tanggal 11 hingga 14 Juli 2024.
Baca Juga : Pj Wali Kota Kediri Ajak Peserta Porsadin II Junjung Tinggi Sportivitas, Kejujuran dan Hargai Perbedaan
Wali Kota Blitar, Santoso, dalam pembukaan acara tersebut mengungkapkan bahwa Soekarno Coffee Fest bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis kopi dari seluruh Indonesia.
“Soekarno Coffee Fest itu dalam rangka meramaikan agenda APEKSI ini. Sekaligus tiap-tiap daerah itu memamerkan produk kopinya untuk dikenalkan ke sesama daerah. Nah Kota Blitar meskipun bukan penghasil kopi, menjembatani sebagai tempat untuk mengenalkan, istilahnya Coffee Fest Soekarno,” ujar Santoso, Jumat (12/7/2024).
Acara ini tidak hanya sekedar pameran kopi, tetapi juga memperkenalkan filosofi minum kopi ala Bung Karno kepada masyarakat luas. Menurut Santoso, Bung Karno memiliki resep khusus dalam menikmati kopi tubruknya.
“Minum kopi ala Soekarno itu ada takarannya: satu sendok kopi, itu harus diberi satu setengah sendok gula, nah itu resepnya. Soekarno lebih senang ketika melihat anak-anak muda itu ngopi sambil bincang-bincang yang ada manfaatnya untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itulah kita kenalkan itu dengan cara Coffee Fest,” tambahnya.
Santoso berharap dengan adanya Soekarno Coffee Fest, para pelaku usaha kopi semakin bersemangat untuk mengembangkan produk mereka di daerah masing-masing. “Mudah-mudahan dengan Soekarno Coffee Fest ini, para pelaku usaha kopi semakin bersemangat untuk mengembangkan di daerahnya masing-masing. Sehingga kopi fest itu betul-betul menjadi ikonik di daerahnya masing-masing,” harapnya.
Acara soft launching Soekarno Coffee Fest dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kota Blitar, Priyo Suhartono, pada Kamis, 11 Juli 2024, pukul 16.30 WIB dalam suasana santai. Priyo menyampaikan bahwa acara ini dirancang agar terasa natural dan tidak perlu mewah.
“Sekali-kali kita harus seperti ini, natural gak perlu mewah-mewah. Jadi ini yang justru Pak PJ Gubernur yang sekarang sukanya seperti ini. Jadi event itu sekarang bukanya gak usah pake LED yang besar, cukup tenda, kursi, ini pas suasananya,” katanya dalam sebuah mini talk show.
Priyo juga menekankan pentingnya Bung Karno sebagai ikon penggemar kopi tubruk. “Dan Kota Blitar itu terkenal sebagai Bumi Bung Karno. Dan Bung Karno adalah salah satu ikon penggemar kopi tubruk. Soekarno Coffee Fest yang pertama dulu kita launching dengan tema ‘Resep Kopi Tubruk Soekarno.’ Ini yang luar biasa dan dulu juga dilaunching lagu Soekarno Secangkir Kopi,” jelas Priyo.
Soekarno Coffee Fest tidak hanya menampilkan berbagai produk kopi, tetapi juga diisi dengan berbagai kegiatan menarik seperti talk show dari Bank Jatim, sosialisasi dari KPU Kota Blitar, hingga pertunjukan musik dari berbagai band. Para pengunjung juga dapat menikmati fashion show, talk show, serta pelayanan perizinan untuk pelaku UMKM.
Dalam acara ini, Soekarno Coffee Fest menyatukan semua barista, kedai kopi, dan warung kopi dalam satu ikon atas nama kopi. Priyo mengungkapkan bahwa penyatuan ini memiliki jaringan yang sangat luas.
“Salah satu kata bijak Bung Karno itu kan, ‘saya lebih suka pemuda yang nongkrong, ngopi-ngopi, sambil ngerokok tapi memikirkan masa depan bangsa. Daripada pemuda yang kutu buku tapi memikirkan diri sendiri.’ Bukan melarang orang kutu buku, tapi kita bicara kreativitas,” ujarnya.
Menariknya, Ir. Soekarno ternyata diketahui adalah seorang peminum kopi aktif. Semasa hidupnya, dia selalu mengonsumsi kopi setiap hari secara rutin. Beberapa sumber terpercaya mengatakan bahwa Ir. Soekarno selalu mengonsumsi kopi setiap pagi untuk mengawali hari.
Kopi yang dia pilih adalah kopi tubruk sederhana yang menjadi teman sarapan roti diolesi mentega dan gula. Salah seorang ajudannya mengatakan Ir. Soekarno selalu menikmati kopi tubruk dengan resep yang sama yaitu satu sendok kopi ditambah satu setengah sendok teh gula.
Kopi tubruk sederhana yang manis ini kerap dinikmati sepanjang beliau hidup. Resep dan komposisi kopi ala sang presiden tidak pernah berubah. Mengawali hari dengan ngopi dinilai baik oleh beliau agar lebih fokus menjalani hari sebagai pemimpin yang harus membuat keputusan-keputusan penting.
Ir. Soekarno adalah salah satu pemimpin bangsa yang diketahui tidak pernah mengonsumsi minuman beralkohol. Beliau sering diundang di acara kenegaraan di luar negeri yang seringnya menyajikan alkohol dengan rendah hati beliau tidak mengonsumsinya.
Ir. Soekarno lebih memilih kopi jika acaranya di pagi hari dan air jeruk jika acaranya sore dan malam hari. Kebiasaannya yang positif ini sangat dihormati berbagai kalangan termasuk para pemimpin negara-negara lain.
Saat berkumpul bersama tokoh pergerakan, Soekarno kerap menghadirkan kopi dengan peuyeum, tape singkong khas Jawa Barat. Favorit putra sang fajar adalah kopi tubruk hitam. Sama dengan simbol pergerakan nasional yang dicetuskan oleh perhimpunan pelajar Hindia Belanda pada tahun 1917. Kopi mendapat tempat spesial bagi presiden pertama ini sebab setiap pagi dan sore hari bersama-sama sejumlah menteri saat membicarakan urusan negara, kopi tidak pernah absen disuguhkan.
Lebih spesifik, Kopi kesukaan Soekarno adalah kopi cap Liong. Untuk juru seduhnya ada khusus di istana. Selain pegawai khusus, yang kerap membuatkan kopi yang sempat tertangkap dalam foto adalah Inggit Ganarsih. Istri kedua Bung Karno yang berasal dari Bandung.
Dengan rangkaian acara yang begitu beragam, Soekarno Coffee Fest 2024 diharapkan dapat menarik perhatian lebih banyak pengunjung dan meningkatkan semangat para pelaku usaha kopi di seluruh Indonesia. Acara ini juga menjadi wadah untuk mempromosikan filosofi kopi ala Bung Karno yang kaya akan makna dan sejarah. Kota Blitar, meskipun tidak memiliki kebun kopi sendiri, berhasil menjadi tuan rumah yang menyatukan berbagai elemen dalam satu acara besar. Soekarno Coffee Fest diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi kreatif di Kota Blitar dan sekitarnya, serta menjadi ikon yang dikenal luas di berbagai daerah.