JATIMTIMES - Baru-baru ini sebuah video seorang perempuan mengganti toner dengan cairan infus cukup menghebohkan banyak kalangan. Meskipun dalam video tersebut dirasa memberikan manfaat, namun tidak disarankan oleh dokter.
Hal ini pun diulas oleh dokter kecantikan, Yessica Tania di laman sosial medianya Instagram. Perempuan yang akrab disapa Dokter Zie menjelaskan, fungsi toner sebenarnya adalah mengembalikan pH kulit wajah.
Baca Juga : Dr Boyke Bongkar Penyebab Haid Tidak Lancar dan Cara Mengatasinya
Karena itu penting juga menggunakan toner. Tapi bagaimana jika cairan toner diganti menjadi cairan infus? “Pernah ada yang berpikir tentang kadaluarsa dari cairan infus begitu dibuka? Karena tidak didesain untuk seperti buka tutup untuk pemakaian berulang,” ucap dokter Zie.
Cairan infus ini tidak mengandung anti mikroba, layaknya cairan toner. Jadi, kalau sudah terkena kontaminasi barang-barang dari luar akan rusak cairan infus tersebut.
Nah, dalam video yang menghebohkan itu juga menjelaskan bisa untuk wajah beruntusan, komedo. Menurut dokter Zie, itu tidak bisa hilang hanya gara-gara cairan infus.
“Ya karena dalam cairan infus gak ada bahan aktifnya yang untuk mengoreksi permasalahan wajah gitu,” imbuh Dokter Zie baru-baru ini.
Terlebih pada video tersebut penggunaan cairan infus sodium chloride 0,9 persen. Cairan infus tersebut, memang bagus untuk membersihkan luka, tapi tidak sebagai pengganti toner.
Baca Juga : Bea Cukai Blitar Sita 107 Koli Rokok Ilegal Tanpa Pita Cukai
Namun, jika cairan infus difungsikan untuk kompres wajah, bersihkan luka, misalnya ada jerawat aktif muncul nanah dan pecah itu boleh gunakan cairan infus. “Atau kalian habis perawatan di klinik ada suntikan ada darahnya untuk bener-bener kompres pakai CSM METHOD pakai kapas atau kasa steril terus pakai cairan infus,” terang Dokter Zie dikutip Kamis (11/7/2024).
Tapi Dokter Zie menyarankan untuk jangka waktu pendek dan beli infus dengan ukuran kecil. Namun, jika dijadikan toner setiap hari dan disimpan jangka waktu lama layaknya toner skincare tidak disarankan.
“Meskipun dia mendekati pH kulit, tapi gak ada bahan aktifnya gak punya pengawet atau anti mikroba itu akan berisiko untuk kulit wajah,” tutup Dokter Zie.