JATIMTIMES - Dalam upaya memajukan perekonomian petani tembakau di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus berinovasi dan berupaya untuk meningkatkan kualitas serta pasar tembakau Selopuro.
Pada tahun ini, Dispertapa menggiatkan program pembenihan tembakau Selopuro, sebuah langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan tembakau khas Kecamatan Selopuro yang sempat menjadi salah satu jenis tembakau terbaik di Indonesia.
Lukas Supriyatno, Kepala Bidang Sarana Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, menjelaskan bahwa program pembenihan ini didanai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
"Salah satu program tahun ini melalui DBHCHT adalah pembenihan tembakau Selopuro. Pembenihan ini merupakan pengembangan dari program tahun sebelumnya. Tahun lalu, setelah pelepasan varietas, kami menghasilkan benih dasar, yang statusnya belum bisa dibagikan ke petani. Benih yang bisa ditanam itu disebut benih sebar, dan program pembenihan tahun ini bertujuan untuk menghasilkan benih sebar," ujar Lukas kepada JatimTIMES, Selasa (9/7/2024).
Menurut Lukas, benih sebar yang dihasilkan dari program tahun ini akan dibagikan secara gratis kepada petani pada tahun depan. "Benih yang bersertifikat ini akan kami serahkan secara gratis kepada petani. Pembagian benih oleh dinas harus melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat dan benih harus bersertifikat," tambahnya.
Pembenihan tembakau Selopuro dilakukan di Jembewangi, Selopuro, dan melibatkan lima varietas tembakau, yaitu Kalituri, Mancung, Kenongo, Sedep, dan Lulang. Proses ini dilakukan dengan pendampingan dari Badan Standardisasi Instrumen (BSI) Petas. Lukas menekankan bahwa pemilihan individu yang bertanggung jawab atas pembenihan harus benar-benar selektif.
"Walaupun pelaksanaannya didampingi BSI Petas, pemilihan orang yang mampu menghasilkan benih yang baik sesuai dengan SOP sangat penting," tegasnya.
Tembakau Selopuro adalah salah satu komoditas unggulan Kabupaten Blitar yang memiliki cita rasa unik dan khas. Tembakau ini biasanya digunakan dalam pembuatan rokok kretek, yakni rokok yang dicampur dengan rempah-rempah seperti cengkeh. Iklim yang mendukung di wilayah Selopuro serta teknik budidaya yang baik membuat kualitas tembakau Selopuro diakui tinggi. Selain itu, tembakau ini juga menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi petani di wilayah tersebut.
Namun, dalam beberapa tahun lalu, popularitas tembakau Selopuro sempat menurun. Untuk mengembalikan kejayaannya, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dispertapa telah menggalakkan berbagai penelitian untuk memurnikan kembali tembakau Selopuro yang sempat tercampur dengan varietas lain.
Baca Juga : 9 Bulan Pimpin Kota Malang, Wahyu Hidayat Diapresiasi Kemendagri
Langkah ini melibatkan kolaborasi dengan peneliti dari Balai Standarisasi Instrumen Pertanian - Tanaman Pemanis dan Serat (BSI-Petas).Upaya tersebut membuahkan hasil dengan dilepaskannya lima jenis tembakau Selopuro yang dimurnikan.
Tembakau Selopuro, yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia, kini semakin menggeliat dan diminati oleh konsumen. Dengan program pembenihan yang dijalankan oleh Dispertapa, harapannya kualitas tembakau ini dapat terus meningkat dan petani dapat menikmati hasil yang lebih baik.
Lebih lanjut, DKPP Kabupaten Blitar berencana untuk terus mendukung pengembangan pasar tembakau Selopuro dengan berbagai program lanjutan. Fokus mereka adalah memastikan tembakau ini tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di pasar lokal dan nasional.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung petani dan meningkatkan kualitas tembakau Selopuro melalui berbagai program inovatif," pungkas Lukas Supriyatno.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Dispertapa Kabupaten Blitar berharap dapat mempertahankan warisan tembakau Selopuro dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani lokal. Masa depan tembakau Selopuro tampak cerah, dan Dispertapa optimis bahwa tembakau ini akan terus menjadi salah satu kebanggaan Kabupaten Blitar.