JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat, Tiongkok masih menjadi negara asal barang impor nonmigas terbesar. Pada Mei 2024, transaksi impor nonmigas dari Tiongkok mencapai USD 612,26 juta.
Nilai impor tersebut membuat Tiongkok masih mencatatkan dirinya sebagai negara asal barang yang masuk terbanyak ke Jatim, baik diantara negara-negara Asia maupun dunia, dengan peranan sebesar 31,68 persen. Artinya, 31,68 barang impor nonmigas yang masuk ke Jatim selama Mei 2024 merupakan barang asal Tiongkok.
Baca Juga : Mei, Angka Kunjungan Wisman Melesat di Jatim, Berasal dari 10 Negara
Capaian Tiongkok disusul Amerika Serikat dan Brasil yang memberikan kontribusi pada impor nonmigas masing-masing sebesar 6,57 persen dan 6,45 persen. Nilai impor nonmigas dari Amerika Serikat sebesar USD 126,98 juta dan Brasil sebesar USD 124,61 juta.
Sementara itu, kelompok negara ASEAN juga masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditas nonmigas ke Jatim selama Mei 2024. Nilai impornya mencapai USD 235,64 juta, turun sebesar 0,99 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dengan nilai USD 72,11 juta atau sebesar 3,73 persen dari total impor nonmigas. Selanjutnya diikuti Vietnam dengan nilai USD 56,86 juta dengan peranan sebesar 2,94 persen," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya.
Sementara itu, nilai impor nonmigas yang berasal dari kelompok negara Uni Eropa bulan Mei 2024 sebesar USD 120,13 juta atau meningkat sebesar 58,83 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Nilai impor nonmigas terbesar dari kawasan ini berasal dari Jerman sebesar USD 44,96 juta atau dengan peranan sebesar 2,33 persen. Selanjutnya diikuti impor dari Italia dengan nilai sebesar USD 22,85 juta atau dengan berkontribusi sebesar 1,18 persen," beber BPS Jatim.
Baca Juga : Update Daftar Negara Tujuan Ekspor Jatim, Jepang Juaranya
Secara kumulatif selama Januari-Mei 2024, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 1,27 miliar dan utamanya berasal dari Thailand dengan nilai sebesar USD 427,30 juta atau dengan peranan sebesar 4,67 persen.
Sedangkan nilai impor nonmigas dari kawasan Uni Eropa sebesar USD 470,46 juta dan utamanya berasal dari Jerman sebesar 151,60 juta atau dengan kontribusi sebesar 1,66 persen.