JATIMTIMES - Kemiskinan penduduk Jawa Timur (Jatim) di pedesaan memiliki tingkat kedalaman dan keparahan yang lebih tinggi ketimbang di perkotaan. Hal ini terungkap berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.
Per Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai 3,98 juta jiwa. Angka tersebut setara dengan 9,79 persen dari total penduduk Jatim.
Baca Juga : 15 Ribu Ayam Turut Terpanggang Dalam Insiden Kebakaran Kandang Peternakan di Malang
Dari 3,98 juta jiwa penduduk miskin di Jatim itu, BPS mencatat 1,64 juta jiwa merupakan penduduk perkotaan, dan 2,33 jiwa penduduk pedesaan. Dari data tersebut, persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar tentang jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. BPS Jatim mencatat, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pedesaan lebih tinggi daripada perkotaan.
"Pada Maret 2024, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 0,980, sedangkan di pedesaan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 2,132," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Selasa (2/7/2024).
Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan adalah sebesar 0,198. Sedangkan di perdesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 0,463.
Perlu diketahui, Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
Baca Juga : PKPU Pilkada 2024: Caleg Terpilih yang Maju Kepala Daerah Harus MundurÂ
Pada periode Maret 2023–Maret 2024, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jatim sama-sama mengalami penurunan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2024 sebesar 1,478, turun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 1,630. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, pada periode yang sama mengalami penurunan dari 0,366 menjadi 0,313.