JATIMTIMES - Masyarakat Jawa Timur (Jatim) diimbau untuk waspada terhadap potensi peningkatan curah hujan yang diprediksi terjadi pada periode 1- 7 Juli 2024. Fenomena ini disebabkan oleh adanya gangguan gelombang Ekuatorial Rossby dan Madden-Julian Oscillation (MJO) yang mempengaruhi pola cuaca di wilayah tersebut.
Untuk diketahui, MJO merupakan suatu fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari belahan barat (Afrika) ke timur (Samudera Pasifik) dengan periode antara 30 hingga 60 hari. MJO dapat meningkatkan potensi hujan pada daerah yang dilewatinya.
Baca Juga : Semarak HUT Bhayangkara ke-78, Polres Tulungagung Gelar Upacara Hingga Penampilan Polisi Cilik dan Kesenian
Sedangkan Equatorial Rossby waves (gelombang Rossby Ekuator) merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20LU - 20LS) dengan periode kurang dari 72 hari. Gelombang Rossby umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.
Meskipun fenomena Rossby Ekuator memberikan dampak yang maksimum di sekitar wilayah 12-15 LU, BMKG menyebut pengaruhnya masih dirasakan di Indonesia berupa peningkatan intensitas hujan.
Dampak fenomena Rossby Ekuator di Indonesia akan menjadi lebih ekstrem jika terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena MJO pada periode dan lokasi yang sama.
Jika fenomena Rossby Ekuator terjadi bersamaan dengan fenomena MJO di wilayah perairan yang hangat dan lembab, maka berpotensi membentuk pusaran angin skala besar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda pun mengingatkan bahwa kondisi adanya gelombang Ekuatorial Rossby dan MJO akan meningkatkan curah hujan di sejumlah daerah di Jatim. Meskipun saat ini wilayah Jatim sudah berada pada musim kemarau.
Berikut ini wilayah Jatim yang diprediksi akan terkena dampak gelombang Ekuatorial Rossby dan MJO hingga menyebabkan hujan.
• Nganjuk
• Trenggalek
• Bojonegoro
• Kediri
• Pasuruan
• Ponorogo
• Probolinggo
• Sumenep
• Tulungagung
• Banyuwangi
• Bondowoso
• Situbondo
• Gresik
• Blitar
• Jombang
• Lumajang
• Malang
• Tuban
BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap peningkatan kecepatan angin. Termasuk adanya potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terjadi secara tidak merata di berbagai wilayah.
"Adanya gangguan gelombang Ekuatorial Rossby dan MJO memicu peningkatan curah hujan yang dapat membawa dampak signifikan, termasuk potensi banjir, tanah longsor, dan gangguan aktivitas sehari-hari," kata BMKG Juanda, melansir Instagram resmi @bmkgjuanda, dikutip Selasa (2/7).
Baca Juga : Pemprov dan DPRD Sepakati Arah Pembangunan Jatim 20 Tahun ke Depan
Selain menghimbau kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, BMKG Juanda juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan hujan yang turun dengan memanen air hujan. Langkah ini dianggap penting sebagai salah satu bentuk mitigasi menghadapi musim kemarau yang panjang.
"Masyarakat diharapkan untuk memanen air hujan sebagai upaya penyediaan air selama musim kemarau. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai metode penampungan air sederhana di rumah masing-masing," jelas BMKG Juanda.
Dengan adanya informasi mengenai potensi cuaca ekstrem ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu. Penting untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan mengantisipasi kemungkinan dampak buruk yang bisa terjadi.
"Dengan kesiapsiagaan yang baik, kita bisa mengurangi risiko dan dampak dari cuaca ekstrem yang mungkin terjadi," pungkas keterangan BMKG Juanda.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses situs resmi BMKG atau mengikuti update melalui media sosial BMKG Juanda. Tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi perubahan cuaca hingga 7 Juli ya!