JATIMTIMES - Stres berkepanjangan dapat menjadi pemicu utama berbagai gangguan lambung, seperti maag, GERD, dan masalah pencernaan lainnya. Menurut dr. Bandoro MD dari GWS Medika, hal ini berkaitan dengan bagaimana tubuh kita bereaksi terhadap stres.
"Ketika mengalami stres, tubuh kita akan masuk ke mode "Fight or Flight" atau "Lawan atau Lari". Mode ini bertujuan untuk membantu kita selamat dari bahaya dengan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol, yang membuat kita lebih siaga," jelas Bandoro, dikutip dari akun Instagram pribadinya @bandoromd, Sabtu (29/6/2024).
Baca Juga : 41 Agen Pesiar Segera Diluncurlan BPJS Kesehatan di Kabupaten Malang
"Selain itu, peredaran darah juga diprioritaskan ke otot dan otak, sehingga otot menjadi lebih tegang dan otak lebih siap untuk berpikir," tambahnya.
Lantas dampak stres ke lambung, dijelaskan Bandoro terjadi saat tubuh memprioritaskan peredaran darah ke otot dan otak, sehingga organ pencernaan, termasuk lambung, menjadi "dikorbankan".
Peredaran darah ke lambung berkurang, yang dalam jangka panjang dapat mengurangi kemampuan regenerasi dinding usus dan lambung serta mengganggu pergerakannya. Inilah yang menyebabkan berbagai gangguan lambung seperti maag, GERD, dan asam lambung.
"Jika stres ini terjadi terlalu sering dalam waktu yang lama, kemampuan regenerasi dinding usus dan lambung juga akan berkurang. Munculah gangguan pencernaan seperti maag, GERD, atau gangguan pencernaan lainnya yang dipicu oleh stres kronis," jelas Bandoro.
Bandoro menyarankan bahwa setiap orang memiliki kepribadian dan preferensi unik dalam menghadapi stres. Tidak semua teknik manajemen stres efektif untuk semua orang. Untuk itu, ia memperkenalkan konsep Personal Stress Profile (PSP), yang membantu mengidentifikasi cara terbaik untuk menangani stres berdasarkan empat komponen utama:
1. Stress Tolerance (Kemampuan mentoleransi stres)
- Beberapa orang lebih optimal pada paparan stres rendah dan menyukai rutinitas teratur.
- Sebagian lebih bahagia dengan stres menengah-tinggi dan menyukai perubahan.
- Mengetahui toleransi stres membantu memilih paparan stres yang sesuai.
2. Stress Triggers (Pemicu stres)
- Pemicu stres setiap orang berbeda, bisa berupa lingkungan, personal, fisiologis, atau sosial.
- Mengidentifikasi pemicu stres sangat penting.
3. Vulnerability Factor (Titik lemah kamu)
- Beberapa orang memiliki ketahanan stres tinggi tapi roboh saat tekanan berkaitan dengan keluarga atau pekerjaan.
- Mengetahui titik lemah penting untuk menemukan solusi yang efektif.
4. Response Tendencies (Respons terhadap stres)
Baca Juga : Punya Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan? Bisa Dicicil Lewat Program Rehab
- Ada yang reaktif terhadap stres (cemas, overthinking, menggunakan alkohol atau nikotin).
- Ada yang mendiamkan stres hingga muncul penyakit fisik, atau mengatasinya dengan baik.
- Memahami kebiasaan dan pola respons terhadap stres membantu dalam menyusun strategi yang tepat.
Demikian penjelasan medis soal stres jadi pemicu penyakit lambung dan beragam cara penanganan stres. Semoga membantu.