free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Cocos Island, Pulau Australia dengan Mayoritas Penduduk Keturunan Indonesia

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

27 - Jun - 2024, 17:36

Placeholder
Potret Cocos Island tampak dari atas. (Foto: cocoislandkeeling)

JATIMTIMES - Cocos Island atau Kepulauan Cocos adalah sebuah kepulauan terpencil yang secara administratif berada di bawah pemerintahan Australia. Secara geografis, Kepulauan Cocos lebih dekat dengan Indonesia, yakni terletak di selatan Pulau Jawa, di tengah luasnya Samudera Hindia. 

Wilayah Cocos Island juga kerap disebut Kepulauan Coco atau Kepulauan Keeling. Wilayahnya terletak di Samudera Hindia, di antara Australia dan Sri Lanka dan di barat daya Pulau Christmas.

Baca Juga : Jenis-Jenis Pernikahan Zaman Jahiliah, Ada Yang Bertahan hingga Kini

Kepulauan Cocos terdiri dari 27 pulau kecil. Namun hanya dua pulau yang berpenghuni, yakni West Island dan Home Island.

Melansir YouTube Jelajah Bumi, di dalam Home Island terdapat sebuah desa bernama Bantam Village. Desa ini menjadi tempat tinggal bagi mayoritas penduduk keturunan Melayu campuran Jawa. Usut punya usut, etnis Melayu dan Jawa dibawa Kapten John Clunies-Ross untuk memanen kelapa di Pulau Cocos pada 1827.

Di Home Island mayoritas penduduk berkomunikasi menggunakan bahasa Melayu Cocos atau disebut basa Pulu Kokos. Ragam bahasa ini berbeda dengan Melayu umumnya, karena dianggap lebih kasar dan tidak canggih. Sebab, ada penggunaan bahasa gaul di dalamnya dan arti kata yang terus berubah. 

Bahasa yang digunakan sebagian besar adalah bahasa Melayu Betawi, yakni campuran kreol Jakarta dari bahasa Melayu dan Indonesia (serta bahasa Jawa, Sunda yang menjadi asal mula bahasa Betawi) dengan pengucapan lokal dan unsur bahasa Inggris dan Skotlandia dicampur di dalamnya.

Di sisi lain, West Island lebih banyak dihuni oleh orang Barat yang berbicara dengan bahasa Inggris.

Pulau ini kali pertama  ditemukan pada tahun 1609 oleh William Keeling, seorang kapten laut Inggris, dalam pelayarannya melalui Samudera Hindia. Nama "Cocos" merujuk pada banyaknya pohon kelapa di pulau ini. Sementara "Keeling" diambil dari nama penemunya.

Dengan potensi perkebunan kelapa yang melimpah, pulau ini berkembang menjadi pusat industri kelapa yang penting. Produk olahan kelapa seperti kopra dan minyak kelapa menjadi komoditas utama yang dihasilkan. Para pekerja dari Pulau Jawa didatangkan untuk mendukung industri ini dan inilah yang menjelaskan populasi besar keturunan Indonesia di pulau ini.

Saat ini, Cocos Island dihuni oleh sekitar 593 jiwa dengan sebagian besar penduduknya beragama Islam dan tinggal di Bantam Village, Home Island. Sekitar 500 penduduk tinggal di sini. Sementara sisanya yang beragama Kristen menetap di West Island.

Pada tahun 1950-an, banyak orang Melayu Cocos yang berimigrasi ke Malaysia, sehingga populasi mereka di pulau ini berkurang. Diperkirakan ada sekitar 4.000 keturunan Melayu Cocos yang kini tinggal di Sabah, jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang tinggal di Cocos Island sendiri.

Baca Juga : Makam Tiga Putri Mataram di Blitar Diklaim Makam Habib Yaman, Sejarawan Ungkap Fakta Baru

Perkebunan kelapa masih menjadi tulang punggung ekonomi pulau ini dengan produksi dan ekspor kopra sebagai penggerak utama. Dolar Australia digunakan sebagai mata uang resmi di pulau ini.

Meskipun terpencil, Cocos Island dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, termasuk bandara, pasar, sekolah, rumah sakit, dan akses internet. Transportasi umum yang unik dipakai masyarakat Coco Island mirip mobil tapi lebih ringan dan tetap fungsional.

Budaya dan hiburan di pulau ini sangat dipengaruhi oleh warisan Indonesia. Wayang kulit dan batik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan penduduknya masih menikmati lagu dan sinetron dari Indonesia yang disiarkan di televisi lokal.

Meskipun berbeda secara budaya dengan mayoritas penduduk Australia, penduduk Cocos diakui secara resmi sebagai bagian dari Australia.

Keindahan alam adalah daya tarik utama pulau ini, dengan pantai berpasir putih, laut biru jernih, dan deretan pohon kelapa yang memesona. Ini menjadikan Cocos Island sebagai destinasi wisata yang menarik bagi para turis dari seluruh dunia.

Cocos Island adalah contoh unik dari perpaduan budaya dan keindahan alam. Pulau ini menunjukkan bagaimana orang keturunan Jawa dapat ditemukan bahkan di tempat yang paling terpencil di dunia, menjadikannya sebagai tempat yang kaya akan sejarah, budaya, dan pesona alam.


Topik

Serba Serbi Cocos Island Kepulauan Cocos geografi dunia



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy