JATIMTIMES - Pencinta Timnas Indonesia tentu sudah tak asing dengan nama Yussa Nugraha. Pemuda asal Solo ini, yang pernah menimba ilmu di Belanda, menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen akhir-akhir ini.
Meski bukan sebagai agen PSSI atau staf resmi, Yussa berjasa dalam program naturalisasi di PSSI. Ia mengaku hanya mengisi waktu luangnya dengan mewawancarai pemain-pemain keturunan Indonesia di Belanda selama pandemi Covid-19.
Baca Juga : Arya Penangsang: Kisah Dendam dan Kehormatan di Bawah Bayang-Bayang Menara Kudus
Siapa sangka, hobinya tersebut ternyata berbuah manis dengan hadirnya deretan pemain diaspora yang kini memperkuat Timnas Indonesia.
Banyak netizen yang menduga Yussa adalah agen PSSI yang bertugas menemukan pemain-pemain diaspora di Belanda. Namun, Yussa menegaskan bahwa dirinya bukan agen PSSI.
"Bukan kok, saya cuma iseng saja mengisi waktu setelah kuliah dan sambil latihan," kata Yussa, dilansir dari Bolacom.
Diketahui, Yussa mengaku mulai melakukan wawancara dengan pemain-pemain keturunan Indonesia di Belanda karena gabut saat pandemi.
"Awalnya gabut saat pandemi, bingung mau ngapain. Iseng-iseng saja DM pemain-pemain keturunan Indonesia yang di Belanda, eh banyak yang mau diwawancara," ungkap Yussa.
Berbekal kemampuan berbahasa Belanda dan Inggris, serta pengalaman sebagai pesepak bola yang dibesarkan di Belanda sejak usia 7 tahun, Yussa dengan mudah menghubungi para pemain. Program wawancaranya, Obri (Obrolan Ringan bersama Yussa), menjadi semakin populer dan membuat para penggemarnya ketagihan.
Deretan pemain yang diwawancarai Yussa di channel YouTube-nya mulai dari Kevin Diks, Mees Hilgers, Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, Justin Hubner, Eliano Reidjners, Nathan Tjoe A-On, Tristan Gooijer, hingga Calvin Verdonk. Hampir semua pemain tersebut kini telah menjadi bagian dari Timnas Indonesia.
Salah satu wawancara paling seru menurut Yussa adalah dengan Jay Idzes, yang sangat antusias mengetahui lebih banyak tentang Timnas Indonesia.
Baca Juga : Urus SIM Harus Punya Kartu BPJS Kesehatan, Polresta Malang Kota Siap Terapkan
"Jay malah membuka kulkas nunjukkin makanan-makanan yang dimasak omanya. Ada sate, pastel, gado-gado. Paling seru sama dia sih, dia juga malah tanya-tanya balik," ungkap mantan pemain Persis Solo itu.
Selain dikenal sebagai karenanya jasanya dalam program naturalisasi, Yussa juga memiliki pengalaman bermain sepak bola di Belanda. Ia pernah membela tim-tim youth seperti Scheven, SC Feyenoord, dan HBS.
"Saya bermain di tim kelompok usia Feyenoord selama 5 tahun. Datang dari klub amatir seperti sekolah sepak bola di Den Haag. Karena saat kompetisi ada tim scouting yang lihat. Itu bagusnya di Belanda. Setiap kompetisi kelompok usia, ada tim scouting. Sehingga bakat pemain selalu terpantau," jelasnya.
Selama menimba ilmu di Belanda, Yussa sering dipindah-pindahkan ke berbagai posisi oleh pelatihnya untuk menemukan posisi terbaik baginya. Ia pernah bermain sebagai bek kiri, stoper, gelandang, penyerang, hingga kiper. Akhirnya, ia menemukan posisinya sebagai penyerang dan winger.
Yussa masih ingat momen ketika ia berhadapan dengan Nathan Tjoe A-On di Liga kelompok usia. "Waktu di Liga, saya sempat melawan Nathan. Dia main di posisi bek kiri," kenangnya. Kini, Nathan telah menjadi warga negara Indonesia melalui proses naturalisasi dan menjadi andalan Timnas Indonesia senior dan U-23.
