JATIMTIMES - Baru-baru ini media sosial tengah beredar video yang memperlihatkan beberapa jemaah haji protes dengan fasilitas tenda di Mina. Protes itu dilontarkan karena tenda berukuran 10x12 meter dinilai tidak cukup untuk 160 jemaah. Sehingga beberapa jemaah harus tidur dengan posisi duduk hingga keluar dari tenda.
Merespons viralnya video tersebut, Asep Kartiwa, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor yang turut protes dengan fasilitas tenda mengaku minta maaf karena sebelumnya emosi hingga marah-marah.
Baca Juga : Arya Penangsang: Kisah Dendam dan Kehormatan di Bawah Bayang-Bayang Menara Kudus
"Prinsipnya saya mohon maaf, kejadian kemarin itu akumulasi, dari pagi kami komplain tentang permasalahan yang terjadi di maktab ini. Sehingga timbullah (emosi)," jelas Asep, dilansir Instagram pribadi Hazairin Sitepu.
"Tapi alhamdulillah setelah melakukan komunikasi dan koordinasi bisa terselesaikan," tambahnya.
Momen Asep Kartiwa, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor (dua kanan) saat protes hingga emosi kepada petugas haji. (Foto: Instagram)
Asep pun berharap pelaksanaan haji ke depan tidak ada fasilitas tenda yang overload seperti saat ini. "Dengan catatan ini menjadi pembelajaran untuk perbaikan di kemudian hari. Jangan sampai jemaah haji yang sudah berkurban, mendapatkan fasilitas yang agak kurang. Mudah-mudahan kejadian ini pertama dan terakhir. Kami mohon rekan Depag bisa menjadi pembelajaran di kemudian hari," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Rombongan Jemaah YPHB Wahyu Widianto yang juga turut protes keadaan tenda menegaskan bahwa dirinya hanya memperjuangkan hak yang harusnya didapat oleh para jemaah asal Bogir.
"Pada saat itu kita sebetulnya ingin supaya adil, di KBIH YPHB dari 160 hanya kebagian 160 meter persegi. Hanya KBIH lain tidak memberi ruangan," tandasnya.
Momen jemaah haji harus tidur dengan duduk karena tidak ada space untuk berbaring. (Foto: Instagram)
Sedangkan Ketua Kloter Supriadi Gunawan menyebutkan meski sempat terjadi ketidakenakan sebelumnya, namun saat malam pihaknya sudah mencari titik temu. Di mana para jemaah sudah menerima dengan lapang dada keadaan overload tenda tersebut.
"Setelah kita berusaha malam untuk mencari titik temu, alhamdulillah, semua jemaah bisa menerima keadaan dengan keterbatasan tempat. Sehingga harus saling sabar dan ikhlas," terang Gunawan.
Baca Juga : Urus SIM Harus Punya Kartu BPJS Kesehatan, Polresta Malang Kota Siap Terapkan
Sebagaimana diberitakan, sejumlah jemaah haji asal Kota Bogor terpaksa tidur di lorong Maktab Mina karena tak mendapat tempat di dalam tenda.
Salah satu jemaah haji asal kota Bogor, Hazairin Sitepu mengatakan, kejadian itu terjadi di Maktab 44 pada Minggu (16/6/2024).
"Jemaah YPHB yang jumlahnya 160 orang hanya mendapat tenda berukuran sekira 10 kali 12 meter. Dua malam sudah keadaan di Mina seperti ini. Mereka yang di dalam tenda ada yang bahkan tidur sambil duduk," ungkap Hazairin, melalui akun Instagram pribadinya.
Pada video reelsnya yang lain tampak Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor, Asep Kartiwa memprotes kondisi ini. Dia menerangkan bahwa kondisi sulit ini membuat para jemaah sulit untuk berbaring.
"Saya menyaksikan memang ada jamaah yang kesulitan tidur berbaring karena tenda sangat sempit. Ini sangat tidak sehat bagi jamaah yang usia lanjut, terutama perempuan," ucap Hazairin.
Dirinya menyebut kondisi ini sudah disampaikan oleh para jemaah kepada Ketua Kloter dan pihak Maktab sejak pagi. Namun hingga pukul 10 malam belum ada pemecahan solusi yang diberikan bagi para jemaah.