JATIMTIMES - Para santri Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang memiliki tradisi nyate berjamaah untuk merayakan Hari Raya Idul Adha. Daging kurban mereka olah dan dinikmati ramai-ramai. Seperti apa keseruannya?
Ada 4.000 santri yang memilih tidak mudik agar bisa merayakan Hari Raya Kurban di pesantren. Mereka merayakannya dengan cara membakar sate daging kurban di dalam pesantren. Keseruannya pun terlihat sejak selesai Salat Idul Adha pagi tadi.
Baca Juga : Pj Wali Kota Kediri Tinjau RPH, Pastikan Hewan Qurban Sehat dan Layak Konsumsi
Ada beberapa santri membantu memotong daging sapi yang usai disembelih dan ada juga santri mengantre untuk mengambil jatah daging kurban dari panitia. Tidak sedikit pula santri yang terlihat sibuk mempersiapkan perlengkapan untuk membuat sate di halaman pesantren.
Dengan memakai sarung, santri-santri PP Tebuireng ini kompak mengolah daging sapi untuk dijadikan sate. Ada yang bertugas memotong kecil-kecil daging kurban, ada yang membakar daging, hingga menyiapkan bumbu-bumbunya.
Setelah sate selesai dibuat, ribuan santri ini langsung menyantapnya ramai-ramai. Meski tampak sederhana, tradisi nyate berjamaah ini terlihat seru dan penuh kehangatan. Keseruan nyate berjamaah ini salah satunya dirasakan santri asal Jakarta Abdur Rafiq (16).
"Ya seru banget ya. Kalau di rumah mungkin bakar-bakar bareng keluarga. Kalau di sini lebih banyak pengalamannya," ujarnya saat diwawancarai wartawan di lokasi, Senin (27/06/2024).
Abdur mengatakan, nyate berjamaah ini sudah menjadi tradisi para santri setiap tahunnya. Tidak hanya membuat sate, daging yang diterima juga diolah menjadi gulai dan sop daging oleh para santri.
"Nyate bareng ini sudah setiap tahun, sudah jadi rutinitas. Alhamdulillah seneng," ucapnya.
Senada dengan Abdur, Adam (16) santri asal Gresik ini juga mengaku senang dengan keseruan nyate berjamaah di pesantren. Ia memilih tidak mudik hanya untuk menikmati tradisi bakar sate bareng di PP Tebuireng saat Idul Adha.
"Saya sengaja ndak pulang untuk merayakan Idul Adha di pondok. Tadi nyate bareng dan makan bareng sama santri-santri lainnya, seru," ungkapnya.
Baca Juga : Bupati Sanusi Salat Iduladha dan Serahkan Hewan Kurban di Masjid Agung Baiturrahman Kepanjen
Mundzir PP Tebuireng Jombang Lukman Hakim mengatakan, ada 4.000 santri yang nyate bareng hari ini. Mereka ramai-ramai membakar sate di halaman belakang pondok.
Menurutnya, nyate bareng ini merupakan tradisi para santri setiap Idul Adha. Nyate berjamaah ala santri PP Tebuireng ini merupakan simbol kebersamaan yang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
"Santri di hari-hari ini ada hiburan ya. Mereka nyate bareng. Itu sebagai simbol kebersamaan santri Tebuireng.
Lukman menyampaikan, PP Tebuireng menerima 27 ekor sapi dan 7 ekor kambing dari sejumlah tokoh, wali santri dan masyarakat sekitar. Hawan-hewan kurban itu disembelih di PP Tebuireng dan dagingnya dibagikan ke masyarakat, guru dan karyawan, serta para santri.
"Kita salurkan daging kurban itu, terutama kepada santri kurang lebih untuk 5.000 santri dan kepada masyarakat 5.000 kantong juga termasuk untuk guru dan karyawan di Tebuireng," terangnya.(*)