JATIMTIMES – Puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-XXI dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-52 di Kota Blitar diramaikan dengan penyelenggaraan Bazar Blitar Djadoel yang berlangsung meriah di Alun-Alun Kota Blitar.
Kegiatan ini mendapatkan pujian dari Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, yang melihat acara tersebut sebagai pendorong signifikan bagi ekonomi lokal sekaligus upaya efektif dalam melestarikan budaya.
Baca Juga : Manfaatkan Limbah Tekstil dan Bahan Alam, Mahasiswa PLB UNESA Ajarkan Ecoprint Siswa KB TK
Dalam pidatonya, PJ Gubernur Adhy Karyono menyampaikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Bazar Blitar Djadoel yang berhasil menggabungkan aspek ekonomi dengan pelestarian budaya tradisional.
“Blitar Djadoel ini adalah contoh yang luar biasa dari bagaimana kita bisa memadukan upaya ekonomi dan budaya dalam satu acara yang meriah,” ujar Adhy pada Selasa (11/6/2024).
Acara yang diadakan selama empat hari ini menampilkan berbagai produk dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta menawarkan pengalaman bernostalgia melalui berbagai barang dan suasana zaman dahulu. Stand-stand bazar dipenuhi oleh barang-barang antik, makanan tradisional, dan berbagai kerajinan tangan yang menarik perhatian ribuan pengunjung.
Adhy Karyono menekankan pentingnya peran Bazar Blitar Djadoel dalam mendukung perekonomian lokal. Menurutnya, acara seperti ini tidak hanya memberikan hiburan dan nostalgia bagi masyarakat tetapi juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan omzet pelaku UMKM.
“Dalam kondisi ekonomi yang terus berusaha pulih pasca-pandemi, acara seperti ini sangat penting untuk merangsang kegiatan ekonomi lokal. Produk-produk UMKM bisa lebih dikenal dan tentunya ini memberikan peluang usaha yang besar,” tambahnya.
Adhy juga menyoroti dampak positif dari penerapan teknologi pembayaran digital dalam bazar ini, terutama dengan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Ia menyatakan bahwa kehadiran teknologi ini mempermudah transaksi dan meningkatkan efisiensi dalam bisnis kecil.
“Dengan adanya QRIS, transaksi jadi lebih mudah dan cepat, yang tentunya membantu para pedagang untuk meningkatkan penjualannya,” kata Adhy.
Selain dampak ekonominya, Adhy Karyono juga memuji upaya Bazar Blitar Djadoel dalam melestarikan budaya dan tradisi lokal. Ia menggarisbawahi bahwa acara ini adalah bentuk konkret dari semangat gotong royong yang selalu dijunjung tinggi dalam budaya Jawa Timur.
“Gotong royong tidak hanya soal bekerja bersama-sama, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga dan melestarikan warisan budaya kita. Bazar ini adalah cerminan dari semangat tersebut,” jelas Adhy.
Adhy juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung dan berpartisipasi dalam acara-acara semacam ini. “Kita harus bangga dengan budaya kita dan terus mendorong upaya-upaya seperti ini untuk menjaga agar warisan kita tetap hidup dan dikenali oleh generasi mendatang,” tuturnya.
Bulan Juni selalu memiliki arti khusus bagi Kota Blitar, mengingat beberapa momen penting terkait Bung Karno yang diperingati pada bulan ini. Wali Kota Blitar, Santoso, mengingatkan bahwa pada bulan Juni, Blitar memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni, Hari Lahir Bung Karno pada 6 Juni, dan Hari Wafat Bung Karno pada 21 Juni.
Baca Juga : Menjelajahi Keajaiban Taman Wisata Genilangit: Surga Alam dan Budaya di Lereng Gunung Lawu Magetan
Dengan latar belakang historis ini, Blitar menjadi tuan rumah yang sangat tepat untuk puncak acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tahun 2024.
Bazar Blitar Djadoel, yang merupakan bagian integral dari peringatan Bulan Bung Karno, mencatat sukses besar. Sejak hari pertama, ribuan pengunjung memadati Alun-Alun Blitar, menikmati berbagai produk lokal dan pertunjukan seni tradisional. Acara ini tidak hanya memancarkan semangat budaya tetapi juga menjadi pendorong ekonomi yang signifikan, melampaui target awal yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Blitar.
“Kami memantau perputaran modal di masyarakat, termasuk di industri kecil menengah (IKM) dan usaha kecil menengah (UKM), serta di stand-stand BBGRM. Hingga saat ini, perputaran uang yang tercatat telah mencapai Rp 5 miliar, dan ini belum termasuk transaksi yang akan terjadi pada malam penutupan bazar,” ungkap Santoso pada Selasa (11/6/2024).
Awalnya, Pemkot Blitar menetapkan target perputaran uang sebesar Rp 2 miliar. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar, Hakim Sisworo, sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa target ini realistis mengingat antusiasme masyarakat yang tinggi dan jumlah peserta yang lebih banyak tahun ini.
“Dengan peningkatan jumlah stand dan partisipasi aktif dari 470 UMKM, kami optimis bahwa perputaran uang tahun ini bisa mencapai atau bahkan melampaui target yang telah kami tetapkan,” jelas Hakim.
Tema "Manunggaling Satria" yang diusung dalam Bazar Blitar Djadoel tahun ini, bukan hanya mencerminkan persatuan tetapi juga mengedepankan semangat kebersamaan dan gotong royong yang diwariskan oleh Bung Karno. Santoso berharap bahwa tema ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh lapisan masyarakat untuk terus bersatu dan bekerja sama demi kemajuan bersama.
“Bazar ini bukan sekadar pameran, melainkan simbol kebersamaan dan semangat gotong royong yang diwariskan oleh Bung Karno. Mari kita dukung produk-produk lokal kita dengan bangga, membela, dan membeli produk Indonesia,” ujar Santoso dalam pidatonya.
Dengan keberhasilan yang diraih Bazar Blitar Djadoel tahun ini, diharapkan semangat dan nilai-nilai yang diwariskan Bung Karno bisa terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam membangun Blitar dan Indonesia yang lebih baik
Dengan suksesnya pelaksanaan Bazar Blitar Djadoel, Kota Blitar tidak hanya menunjukkan kemampuan untuk menghidupkan kembali perekonomian lokal tetapi juga memperkuat identitas budaya yang khas. Pujian dari PJ Gubernur Adhy Karyono menjadi penegasan bahwa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci untuk mewujudkan acara yang bermanfaat secara ekonomi dan kaya akan nilai budaya.