JATIMTIMES - Pemugaran dan rekonstruksi candi yang terbuat dari batu bata ternyata harus mempunyai teknik yang benar. Hal ini dapat disaksikan dalam kegiatan study teknis pemugaran Candi Mirigambar yang diselenggarakan UIN SATU Tulungagung dari Prodi Sejarah.
Menurut nara sumber dari langsung dari kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jatim, Suyono dasar bangunan candi Mirigambar adalah bata.
Baca Juga : Urus dan Perpanjang SIM D untuk Disabilitas Dapat Pelayanan Khusus di Satpas Polres Tulungagung
Dalam pelaksanaan pemugaran bangunan cagar budaya dari bata, jika tidak benar-benar memahami cara atau teknisnya, dapat terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengerjaannya. "Jika terjadi kesalahan, maka akan berakibat rusak material candi," kata Suyono.
Kerusakan ini antara lain bisa berupa pengelupasan, penggaraman permukaan hingga kerapuhan. "Terutama jika materialnya sudah merupakan bata pengganti, ini karena kualitasnya tidak sama dengan yang asli," ungkapnya.
Dengan teknik yang tepat saat pugar dan pemasangan kembali, maka sejarah candi akan dapat terus dilestarikan seiring berkembangnya zaman.
Juru kunci Candi Mirigambar, Suyoto dalam keterangannya mengatakan, kegiatan ini adalah cara mengedukasi generasi muda agar tetap menjaga sejarah bangsa ini. Selain itu, menurutnya di zaman yang semakin maju penting ditanamkan pemahaman dan rasa cinta pada cagar budaya untuk generasi muda. "Harapannya agar bermanfaat untuk generasi yang akan datang dan untuk lebih mencintai cagar budaya," terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mirigambar, Nasrudin mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan di wilayahnya ini. "Tidak banyak desa yang masih memiliki cagar budaya berupa candi, untuk itu ini adalah sebuah kegiatan yang baik dan bermanfaat bagi generasi sekarang," ucapnya, Selasa (11/6/2024).
Baca Juga : Launching Aplikasi SI-TRUST milik PUPR, Pj Bupati Tulungagung: Ini Luar Biasa
Sebagai Kepala Desa, ia mendorong agar para pelajar hingga mahasiswa terus mempelajari sejarah termasuk asal usul dan cara merawat candi. "Kami akan terbuka jika kegiatan seperti ini terus dilakukan, ini dapat menyadarkan kita semua betapa pentingnya menjaga peninggalan nenek moyang kita," tuturnya.
Dalam kegiatan ini, diikuti oleh 150 peserta dan dihadiri oleh seluruh Muspika Sumbergempol mulai dari Camat, Kapolsek, Danramil serta beberapa dosen pembimbing para mahasiswa.