JATIMTIMES - Viral sebuah ajang lomba ceramah agama dalam Festival Anak Sholeh Indonesia (Fasi) di Kota Batu menganulir sebanyak 10 nama juara yang sudah diumumkan, Sabtu 2 Juni 2024. Puluhan anak yang harus menerima kenyataan pahit itu merupakan peserta lomba jenjang TK dan SD. Para orang tua yang merasa dirugikan dan anaknya menjadi korban berupaya meminta pertanggungjawaban.
Lomba dalam ajang FASI itu diketahui diikuti belasan siswa TPA/TPQ di jenjang TK dan SD beberapa kecamatan. Ajang itu diadakan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK Alquran (LPPTKA) di bawah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia.
Baca Juga : PP Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI, Begini Sikap PDM Kota Batu
Pengumuman pemenang diketahui pada Sabtu malam pasca lomba berakhir dan diumumkan juri. Proses anulir diketahui sehari pasca pengumuman juara, Minggu, 3 Juni 2024. Bahkan, trofi dan penghargaan lain diambil kembali oleh panitia.
Kepada JatimTIMES, salah satu panitia yang merasa anaknya jadi korban mengungkapkan keresahannya. Edy Prayitno, asal Bumiaji, orang tua dari peserta jenjang SD dengan nomor tampil 02 menceritakan bahwa dirinya sebagai orang tua kepalang senang mengetahui anaknya juara. Namun, ia kaget karena status juara itu dianulir panitia lomba.
Dimana ia mendapatkan pengumuman berita acara terkait Juara yang tertera nama anaknya dicoret dan diganti. Tak hanya satu nama, melainkan 10 nama yang dicoret dari daftar juara. "Ada sekitar 10 anak namanya tidak jadi juara. Padahal kita sudah senang, termasuk sekolah dan TPQ nya bangga. Tapi dianulir sehari setelahnya dan pialanya diambil," ungkap Edy, Sabtu (8/6/2024).
Dirinya menunjukkan, sebanyak 6 nama juara dianulir di jenjang SD dan 4 nama jenjang TK. Yakni status juara 1-3 dan juara harapan 1-3 mengalami perubahan. Hal ini lantas menimbulkan kecurigaan pada orang tua seperti Edy. Ia lalu mempublikasikan masalah ini ke jejaring media sosial Facebook.
Hasilnya, unggahannya mendapatkan respon ada korban serupa yang juga kecewa. Edy berusaha menghubungi ketua panita namun belum mendapatkan tanggapan. Salah satu tanggapan didapat dari Sekretaris pelaksana lomba, meski belum mendapatkan kepastian.
"Kami mengharapakan pertanggungjawaban moril dari panitia. Karena dampaknya ke psikis anak. Takutnya kedepan potensi anak tidak keluar karena ada rasa trauma dan kecewa," kata dia.
Baca Juga : Tour De Panderman Finish di Kota Batu, Pemkot Berharap Jadi Event Tahunan Taraf Internasional
Ia mendesak agar pihak penyelenggara melakukan klarifikasi terbuka dan bertanggung jawab secara moril kepada para orang tua anak yang juaranya dianulir. Sebab, menurut informasi yang diterima, masalah serupa kerap terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
"Agar ini semoga tidak terjadi lagi. Kami sudah sampaikan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang ada di Batu. Dan masih menunggu pertanggungjawaban panitia sampai saat ini," imbuh Edy.
Sementara itu, ketua panitia Muhammad Karen belum bisa dikonfirmasi. JatimTIMES menghubungi melalui WhatsApp, namun hingga berita ini ditulis, yang bersangkutan belum memberikan respon dan jawaban.