JATIMTIMES - Kekuasaan Indomaret dan Alfamart kini dinilai mulai goyah setelah hadirnya Warung Madura di sejumlah kota di Indonesia.
Fenomena Warung Madura yang tak pernah tutup ini menarik perhatian banyak orang. Warung- warung ini sangat konsisten menjalankan operasionalnya selama 24 jam.
Baca Juga : Gelar Bimtek, Pemkot Kediri Beri Pemahaman Pelaksanaan OSS RBA untuk Kaum Ibu
Warung kelontong ini mulai bermunculan di wilayah Kediri sejak dua tahun terakhir. Masyarakat pun memberi julukan khusus kepada Warung Madura, menyebutnya sebagai tempat yang hanya akan tutup saat kiamat tiba.
Warung Madura yang buka 24 jam nonstop menjual berbagai barang kebutuhan rumah tangga, layaknya minimarket, namun harganya lebih murah karena berbentuk warung kelontong. Beberapa di antara Warung Madura itu dilengkapi stasiun mini pengisian bahan bakar umum di depannya.
Rentengan snack, sabun, rokok, dan aneka barang digantung di rak kaca yang juga berisi aneka barang kebutuhan harian. Kulkas di pojok sebelah kiri, rak pendingin es krim di sebelah kanan, deretan air minum dalam kemasan galon melengkapi dagangan mereka.
Barang jualan meluber hingga emper warung yang tak mungkin tiap warung ditutup harus dimasukkan dan esoknya dikeluarkan kembali. Hal itulah yang mengharuskan mereka membuka warung 24 jam, sama seperti apotek dan minimarket.
Tidak hanya itu, dalam dua tahun belakangan ini, Warung Madura menjamur dengan pesat di wilayah Kediri. Bahkan, beberapa di antaranya berjejeran dengan jarak hanya 30 meter saja.
Pesona warung Madura seperti milik Tofik belakangan ini semakin menyita perhatian. Bukan hanya karena jumlahnya yang semakin menjamur, namun juga karena isu pembatasan jam buka yang sempat viral beberapa waktu lalu menjadi penyebabnya.
Puluhan tahun terakhir, masyarakat tak bisa berbuat apa-apa dengan kepungan retail-retail modern berbentuk minimarket yang menjamur di setiap sudut kota.
Warung-warung kelontong tradisional perlahan tersisihkan dan jumlahnya semakin berkurang. Menjamurnya warung Madura belakangan seperti menjadi titik balik dari itu semua.
Kepada Jatimtimes.com Tofik (54) pria asal Sumenep ini mengatakan, warung Madura bermula dari usaha milik sekelompok orang-orang asal Sumenep yang merantau ke Jakarta dan Bali.
Kebanyakan dari mereka memilih untuk berdagang dengan membuka warung di perantauan dengan ciri khas tatanan toko warung Madura seperti yang kita kenal saat ini.
“Lama-lama, orang-orang Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan seperti saya, juga ikut buka. Itu juga yang membuat jumlahnya makin banyak sekarang,” ungkap Tofik yang warungnya berada di Jalan Panglima Polim Kelurahan Kemasan Kota Kediri.
Tofik mengatakan, sebenarnya tidak ada pakem khusus untuk tatanan warung Madura. Hanya saja, kebanyakan pemilik warung Madura memang ingin memanfaatkan ruang sempit yang mereka miliki dengan sebaik mungkin.
"Orang-orang Madura merasa desain seperti ini membuat toko tampak rapi dan bersih. Itu saja," terangnya.
Baginya, niatnya berdagang hanya mencari nafkah. “Ndak ada niat lain,” ucapnya.
Persaingan dengan retail minimarket modern juga tidak dia pusingkan. Bagi Tofik, tidak ada pikiran Warung Madura miliknya bersaing dengan minimarket. "Rezeki semua sudah ada yang ngatur, ada porsinya masing-masing," kata dia.
Berikut adalah beberapa fakta menarik lainnya tentang Warung Madura:
1. Pasangan Suami Istri Sebagai Penjaga Warung
Hampir di setiap Warung Madura, Anda akan menemui pasangan suami istri sebagai penjaga. Mereka terlihat berbeda dari pegawai toko kelontong pada umumnya. Keduanya membagi waktu kerja dengan baik. Sang istri biasanya bertugas dari pagi hingga sore, sementara sang suami mengambil alih dari sore hingga dini hari.
2. Jam Operasional 24 Jam (Nonstop)
Baca Juga : PP Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI, PDM Kabupaten Malang Ambil Sikap
Masyarakat yang familiar dengan Warung Madura tidak akan terkejut melihatnya tetap buka hingga larut malam. Toko kelontong ini memang terkenal dengan layanan 24 jam penuh. Para pegawai di sini tidak mengenal istilah shift atau jadwal kerja. Mereka siap sedia melayani selama 24 jam penuh.
3. Menjual BBM dan Sembako
Selain sebagai tempat belanja sembako, Warung Madura juga dikenal menjual bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Pertamax. Mereka menjual BBM dengan menggunakan mesin pompa Pertamini.
4. Selalu Terhubung dengan Telpon
Jangan heran jika Anda melihat pegawai Warung Madura sibuk dengan ponselnya. Mereka sering berkomunikasi dengan rekan sekampung atau sesama profesi.
5. Penjual Mengenakan Sarung
Salah satu ciri khas Warung Madura adalah penjualnya, yang kebanyakan mengenakan sarung dan berusia antara 26-55 tahun. Mereka biasanya tidur siang di dalam warung untuk bergantian menjaga toko di malam hari.
6. Harga Lebih Terjangkau
Barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di Warung Madura dikenal lebih murah dibandingkan dengan harga di minimarket atau toko ritel modern.
Dengan berbagai keunikan yang ditawarkannya, tidak mengherankan jika Warung Madura menjadi pilihan utama bagi banyak orang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.