JATIMTIMES - Pertanyaan mengenai efektivitas olahraga dalam menurunkan berat badan sering kali menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa dengan rutin berolahraga, tubuh akan otomatis menjadi kurus. Namun, benarkah demikian?
Menurut perawat Afriezal Kamil, S.Kep. Ners atau akrab disapa Rizal Do, yang juga penulis buku "Andai Dalam Sel-Sel Tubuhmu Berbicara", olahraga adalah upaya membakar kalori. Ketika seseorang berolahraga, tubuh menggunakan energi yang disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen untuk mendukung aktivitas fisik. Semakin intens dan lama durasi olahraga, semakin banyak kalori yang terbakar.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Serahkan Reward Atlet Porprov VIII Jatim
Penurunan berat badan terjadi ketika jumlah kalori yang terbakar melebihi jumlah kalori yang dikonsumsi, menciptakan defisit kalori. Olahraga membantu meningkatkan jumlah kalori yang terbakar, namun faktor pola makan juga memegang peranan penting. Tanpa pola makan yang sehat dan terkontrol, olahraga saja mungkin tidak cukup untuk mencapai penurunan berat badan yang signifikan.
Tidak semua jenis olahraga memberikan efek yang sama dalam penurunan berat badan. Olahraga kardiovaskular seperti lari, bersepeda, dan berenang, dikenal efektif dalam membakar kalori. Sementara itu, latihan kekuatan seperti angkat beban membantu meningkatkan massa otot, yang pada gilirannya meningkatkan metabolisme basal—jumlah kalori yang dibakar tubuh saat istirahat.
"Otot kita punya massa. Olahraga, terutama latihan beban, bisa naekin massa otot kita. Nah, sebenernya yang paling signifikan memoengaruhi berat badan tuh ya kalau bukan lemak, otot, pasti air," jelas Rizal Do, melalui akun X pribadinya @afrkml.
Selain membakar kalori, olahraga juga membantu dalam pembentukan otot dan pengurangan lemak tubuh. Ini berarti meskipun berat badan mungkin tidak turun secara drastis, komposisi tubuh berubah menjadi lebih sehat dengan proporsi otot yang lebih besar dan lemak yang lebih sedikit. Jika otot lebih padat daripada lemak, maka tubuh terlihat lebih ramping meskipun berat badan relatif sama.
"Jadi kalau ingin badan keliatan berisi, fokus ke olahraga yang nargetin peningkatan massa otot dan ngurangin lemaknya," ujarnya.
"Terus ya, otot tuh lebih padet dibanding lemak, jadi kalau kamu latihan beban, kamu mungkin gak liat perubahan besar di timbangan. Gapapa, soalnya meski gitu, tubuhmu justru bisa lebih kenceng & berisi," imbuhnya.
Baca Juga : Akhir Tahun, Dua Venue Cabor Dibangun di GOR Ken Arok
Olahraga memang berkontribusi signifikan dalam proses penurunan berat badan, namun bukan satu-satunya faktor penentu. Pola makan yang sehat, gaya hidup aktif, dan faktor metabolisme juga berperan penting.
Untuk mencapai berat badan ideal, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup aktivitas fisik, asupan nutrisi yang tepat, dan kebiasaan hidup sehat secara keseluruhan.
"Yang gak kalah penting tentu saja nutrisi. Kalau kamu pengen naik BB, ya kudu surplus kalori. Artinya, kamu perlu makan lebih banyak kalori dibanding yang dibakar. Tapi bukan berarti sembarang kalori loh! Pastiin yang kamu makan tetep bergizi seimbang, kaya protein, karbohidrat kompleks, & lemak sehat," jelasnya.
"Jangan sampai yang naik malah lemaknya, alih-alih ototnya. Jangan lupain kardio juga ya! Jangan terlalu fokus ke latihan beban, sampai lupa latihan kardionya. Minimal kamu harus jalan kaki 5000 langkah setiap hari. Kalau bisa 7500 langkah/hari malah lebih bagus. Sesekali lari/jogging juga 2x seminggu gitu. Atau sempatkan HIIT 15-20 menit 3x seminggu," pungkas Rizal Do.