JATIMTIMES - Umumnya kita mengenal jumlah benua di dunia ini ada tujuh. Akan tetapi, terdapat satu benua yang jarang diketahui karena saat ini berada di bawah permukaan laut. Benua ke delapan itu bernama Zealandia atau Te Riau-a-Maui dalam bahasa Maori.
Zealandia juga dikenal sebagai benua Selandia Baru. Benua ini merupakan masa kerak bumi yang hampir tenggelam setelah memisahkan diri dari Australia dan Antartika sekitar 60-130 juta tahun yang lalu.
Baca Juga : AHM Luncurkan All New Honda BeAT dengan Desain dan Fitur Keamanan Baru
Melansir akun Tiktok @fact Between the internet, Pada tahun 1820, sebuah kapal Rusia yang berlayar di tengah lautan yang luas secara tak terduga menemukan sesuatu yang mengejutkan di cakrawala, sebuah pantai es yang menjulang tinggi. Penemuan ini menjadi titik awal dari penemuan benua baru yang disebut Antartika, mengukuhkan gagasan tentang tujuh benua utama di dunia.
Hingga saat ini, pembagian wilayah dunia menjadi tujuh unit sederhana, termasuk Eropa, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, dan Antartika, diterima oleh banyak orang, termasuk anak-anak sekolah, penjelajah, dan politisi.
Namun, pada tahun 2017, dunia dikejutkan oleh penemuan yang tak terduga, yaitu Zealandia, sebuah benua yang telah lama hilang di sebelah tenggara Australia, akhirnya diakui. Para ilmuwan telah lama menduga keberadaan benua ini, tetapi sebagian besar wilayahnya terendam dalam air, membuatnya sulit ditemukan selama 375 tahun terakhir.
Benua tersebut memiliki luas 1,89 juta mil persegi (4,9 juta km persegi). Ukurannya sekitar enam kali lipat Madagaskar. Salah satu negara terkenal yang berlokasi di benua ini adalah Selandia Baru.
Benua Zealandia tersembunyi di bawah air
Memang tidak mudah klaim bahwa Benua Zealandia adalah benua ke delapan di Bumi. Sebab, 94 persen dari bagian benua ini berada di bawah permukaan laut. Hanya segelintir pulau, seperti Selandia Baru, yang menyembul dari kedalaman samudra.
Petunjuk pertama Benua Zealandia dikumpulkan oleh naturalis Skotlandia, Sir James Hector, yang melakukan pelayaran di lepas pantai selatan Selandia Baru pada tahun 1895. Pelayaran itu dilakukan setelah seabad pulau Selandia Baru ditemukan, tepatnya pada 1642.
Setelah mempelajari geologinya, ia menyimpulkan bahwa Selandia Baru adalah sisa-sisa rantai pegunungan yang membentuk puncak wilayah benua besar yang membentang jauh ke selatan dan timur, namun kini tenggelam.
Baca Juga : Cari Pelaku Maling Meteran Air, Perumda Tugu Tirto Bakal Koordinasi dengan Polresta Malang
Para ahli geologi akhirnya menyepakati definisi tentang apa itu benua. Secara garis besar, benua adalah sebuah wilayah geologi dengan ketinggian, berbagai macam batuan, dan kerak bumi yang tebal. Benua juga harus berukuran besar.
Namun, misi menemukan Benua Zealandia itu sempat terhenti karena ekspedisi yang rumit dan mahal. Pada 1995, ahli geofisika Amerika, Bruce Luyendyk, kembali menggambarkan wilayah tersebut sebagai sebuah benua dan menyarankan untuk menyebutnya sebagai Zealandia.
Kontroversi Benua Zealandia
Meskipun tipis dan tenggelam, para ahli geologi mengatakan Zealandia adalah sebuah benua karena ditemukan jenis bebatuan di wilayah tersebut.
Kerak benua cenderung terdiri dari batuan beku, metamorf, dan sedimen seperti granit, sekis, dan batu kapur. Sedangkan dasar samudra biasanya hanya terbuat dari batuan beku seperti basal. Namun masih banyak hal yang belum diketahui tentang benua ini, salah satunya asal-usul benua tersebut. Selain itu, masih belum jelas bagaimana dan kapan Zealandia tenggelam di bawah laut, serta apakah ada kehidupan di sana yang telah terawetkan dalam bentuk fosil.
Dan juga, bentuk aneh Zealandia dan pembentukan ulang batuan di sana masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
