JATIMTIMES - Program Sekolah Plus Mengaji yang baru saja diluncurkan oleh Bupati Malang HM. Sanusi telah dijadikan muatan lokal (mulok) di SDN 4 Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Ketua Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKGPAI) Kabupaten Malang Bahrodin mengatakan, bahwa Program Sekolah Plus Mengaji ini bernama Tuntas Baca Tulis Qur'an (TBTQ) telah masuk dalam muatan lokal. Hal ini yang membuat berbeda dengan kegiatan mengaji di pagi hari yang telah dilaksanakan di beberapa sekolah.
Baca Juga : Bupati Sanusi Luncurkan Program Sekolah Plus Mengaji: Implementasi Visi Misi Malang Makmur
"Sekolah Plus Mengaji masuk muatan lokal, ada kurikulum tersendiri. Kemudian nanti ada evaluasi tersendiri, ada raportnya tersendiri," ungkap Bahrodin kepada awak media, Rabu (29/5/2024).
Bahrodin menuturkan, bahwa Program Sekolah Plus Mengaji ini masuk dalam muatan lokal yang dilakukan dalam empat jam pelajaran. Di mana untuk pelaksanaannya dimulai Senin sampai Kamis.
Untuk pelaksanaan Program Sekolah Plus Mengaji terbagi dalam dua kelas. Yakni kelas bawah yang meliputi kelas 1, 2 dan 3. Kemudian untuk kelas atas meliputi kelas 4, 5 dan 6. Di mana satu jam pelajaran untuk kelas bawah berlangsung 30 menit dan kelas atas berlangsung 35 menit.
"Tapi praktiknya kemarin setelah kami coba amati, saya tanya ke guru kelas, berapa menit praktiknya, insya allah rata-rata 20 menit. Jadi tidak sampai memakan waktu banyak," kata Bahrodin.
Sedangkan untuk materi-materi yang diajarkan dalam Sekolah Plus Mengaji terbagi dalam beberapa materi. Untuk kelas bawah diajarkan pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan doa-doa harian.
"Kalau kelas tengah ke ilmu tajwid. Kalau kelas atas sudah masuk ke muroja'a, hafalan-hafalan sama pembenahan ilmu tajwid," ujar Bahrodin.
Nantinya, untuk siswa-siswi yang telah lulus sampai jilid tiga akan mendapatkan sertifikat dari Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. Untuk lulus sampai jilid ketiga, yakni hafal dari QS. An-Naba sampai QS. An-Naas.
"Jilid tiga itu hafal juz 30. Mulai An-Naba sampai An-Nas itu sudah hafal. Nanti untuk yang lulus di jilid tiga, ada semacam sertifikat dari Dinas Pendidikan Kabupaten Malang," ungkap Bahrodin.
Baca Juga : Puncak HLUN, Pj Gubernur Jatim Ungkap Manfaat Program Khofifah-Emil untuk Lansia
Disinggung alasan SDN 4 Panggungrejo Kepanjen dijadikan tempat uji coba pelaksanaan Program Sekolah Plus Mengaji, Bahrodin mengatakan bahwa SDN 4 Panggungrejo merupakan tempat yang cocok untuk pelaksanaan Sekolah Plus Mengaji.
"Alasan kami mengambil SDN 4 Panggungrejo, karena di sini selain agama Islam, ternyata agama non Islam juga ada. Sehingga kita jadikan role model untuk sekolah plus mengaji ini," ujar Bahrodin.
Sementara itu, untuk siswa-siswi non Islam sudah berjalan, tetapi belum terkoordinir secara menyeluruh se-Kabupaten Malang. Sedangkan untuk tenaga pengajar Sekolah Plus Mengaji pihaknya akan memaksimalkan guru kelas yang beragama Islam.
"Tenaga pengajar kita memaksimalkan guru kelas yang beragama Islam. Kalau yang non Islam ini sudah dikondisikan ke pengawas dan guru agamanya masing-masing," jelas Bahrodin.
Untuk pelaksanaan bagi siswa-siswi yang non Islam, akan berlangsung dalam dua jam pelajaran. Selain itu, karena jumlahnya yany sedikit, maka akan digelar selama satu pekan satu kali.
"Info yang kami terima dari bapak/ibu pengawas itu karena di setiap sekolah muridnya sedikit, itu bisa dikondisikan satu minggu, satu kali, di kecamatan dikumpulkan jadi satu untuk satu sekolah," pungkas Bahrodin.