JATIMTIMES - Seorang calon anggota legislatif Kota Malang dari Partai Golkar turut terlibat dalam aduan yang dilakukan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Malang.
Hal tersebut dicantumkan dalam laporan akhir Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Panwascam Lowokwaru.
Baca Juga : Sekretariat DPRD Banyuwangi: Kita Belum Terima Surat KPU Terkait AMJ Anggota Dewan dan Penyampaian LHKPN
Caleg DPRD Kota Malang terpilih dari Fraksi Partai Golkar tersebut adalah Djoko Prihatin. Djoko merupakan caleg terpilih yang berebut kursi di daerah pemilihan (dapil) Kota Malang V, atau dapil Lowokwaru.
Nama Djoko Prihatin sebenarnya tidak diadukan secara langsung. Melainkan namanya disebut karena diduga terlibat dalam upaya pemenangan dengan oknum Panwascam Lowokwaru bernama Muhammad Masruri Bahrianto.
Saat dikonfirmasi, Djoko Prihatin mengaku tidak terlibat apapun terkait pemenangannya dalam perebutan kursi legislatif di Kota Malang. Namun dirinya tidak menepis jika dirinya sempat melakukan komunikasi dengan Masruri Bahrianto yang saat itu menjadi Ketua Panwascam Lowokwaru.
"Kalau komunikasi memang pernah beberapa kali. Tapi untuk upaya pemenangan, Insha Allah tidak," tegas Djoko, Rabu (29/5/2024).
Dirinya menegaskan bahwa komunikasi yang ia lakukan tersebut tidak berkaitan dengan Pemilu 2024 lalu. Menurutnya, komunikasi yang dilakukan hanya sebatas hubungan pertemanan. Dimana saat itu ia mengaku bahwa yang bersangkutan membutuhkan bantuan untuk memperbaiki mobil.
Baca Juga : Belum Ada Kader Menonjol untuk Pilkada Kota Malang, Demokrat Jadi Angka Ikut?
"Dia sempat minta tolong memperbaiki mobil. Awalnya saya kira hanya memperbaiki biasa dengan biaya yang tak seberapa. Namun ternyata setelah dicek, biaya (perbaikan) nya sangat tinggi, bisa di atas Rp 50 juta. Makanya sampai sekarang tidak jadi (diperbaiki)," jelas Djoko.
Selain itu, dalam upayanya untuk dapat duduk di kursi legislatif Kota Malang, ia mendapat arahan langsung dari DPD Golkar Kota Malang. Termasuk untuk tidak terlibat dalam strategi pemenangan yang dapat melanggar aturan.
"Saya diwanti-wanti betul oleh Pak Ketua DPD Golkar (Sofyan Edi Jarwoko). Agar tidak melangkah melanggar aturan. Jadi Insha Allah komunikasi yang saya lakukan tidak berhubungan dengan pemenangan saya di Pileg 2024 lalu," jelas Djoko.