JATIMTIMES - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), seluruh partai politik (parpol) di Kota Malang masih terus bergerak. Termasuk bagi Partai Demokrat. Namun sayangnya sampai saat ini, tak ada kader Partai Demokrat yang menonjol dan disebut bakal maju dalam Pilkada.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kota Malang Muhammad Anang Fathoni mengaku tengah melakukan penjaringan. Meskipun untuk keputusan siapa yang akan diusung ada pada kewenangan DPP Demokrat.
Baca Juga : Tingkat Kepuasan Masyarakat Tinggi, DPD PSI Surabaya Terima Formulir Paslon Erji
"Kita hanya diberi tugas oleh DPP (dewan pimpinan pusat) untuk melakukan penjaringan," ujar Anang belum lama ini.
Anang mengatakan, penjaringan untuk pendaftaran cakada Partai Demokrat akan berakhir pada 30 Mei 2024 mendatang. Namun tak ada nama yang terbilang menonjol. Catatan JatimTIMES, sebenarnya saat ini sudah ada dua nama besar yang muncul di Partai Demokrat Kota Malang. Yakni H. Mochammad Anton dan Sutiaji. Keduanya sama-sama pernah menjabat sebagai Wali Kota Malang. Namun sayangnya, hal itu sepertinya tidak membawa dampak yang cukup signifikan.
Nama Sutiaji yang pernah menjadi Wali Kota Malang periode 2019-2024, beberapa kali disebut tengah mengincar rekom partai Demokrat. Namun, hal tersebut juga tak dapat dipastikan oleh internal Partai Demokrat.
"Kalau Pak Sutiaji mau mendaftar ya (silahkan) wong namanya juga kader (Demokrat). Pada prinsipnya siapa saja yang mendaftar akan kita terima," terang Anang.
Di sisi lain, Partai Demokrat yang tergabung dalam Fraksi Damai juga memberikan signal untuk mengusung Mochammad Anton dalam Pilkada Kota Malang. Signal itu ditunjukan dalam acara halal bihalal yang digelar oleh empat parpol Fraksi Damai beberapa waktu lalu. Yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dimana dalam kesempatan itu, Mochammad Anton disebut bakal mendapat dukungan dari 4 parpol di Fraksi Damai. Hal tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Mochammad Anton dengan mendaftar ke partai itu sebagai cakada.
Baca Juga : Aktivis PMII Dorong Hendy Setiono Maju Pilkada Surabaya untuk Wakili Aspirasi Anak Muda
"Rekomnya apakah jatuh di Abah Anton atau Sutiaji, itu semuanya keputusan ada di DPP," imbuh Anang.
Hanya saja, dalam hal ini Partai Demokrat tak dapat berbuat banyak. Tentu bekal 3 kursi yang diperoleh dalam Pileg 2024 lalu, tak bisa membuat partai ini mengusung pasangan calon (paslon) nya sendiri.
Namun demikian, Anang memastikan bahwa Partai Demokrat tak akan hanya sekadar menjadi angka ikut dalam Pilkada Kota Malang. Sebab menurutnya, kondisi serupa juga berlaku bagi partai yang perolehan kursinya tak memenuhi kuota untuk dapat mengusung paslonnya sendiri.
"Perolehan kursi dua, tiga, atau bahkan tujuh dan delapan, itu sama saja. Butuh koalisi untuk bisa mengusung paslon. Beda kalau dapat kursi 9 atau di atasnya. Jadi kita ikut dengan keputusan DPP, bukan angka ikut saja," pungkas Anang.