JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Peternakan dan Perikanan menggelar acara bimbingan teknis (bimtek) dan pelepasan petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban di Pendapa Agung Ronggo Hadi Negoro, Rabu (29/5/2024). Kegiatan ini diresmikan oleh Bupati Blitar Rini Syarifah, yang akrab disapa Mak Rini, didampingi Sekda Izul Marom.
Dalam sambutannya, Mak Rini mengingatkan kembali bahwa umat Islam akan segera merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah yang jatuh pada tanggal 17 Juni 2024. "Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Blitar berupaya memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam prapelaksanaan pemotongan hewan kurban," ujarnya.
Baca Juga : Kontes Ternak 2024 Situbondo, Sapi 1 Ton Lebih Juarai Kelas Ekstrem
Mak Rini menyampaikan pentingnya pemantauan kesehatan hewan kurban mengingat sejarah penyakit hewan di Kabupaten Blitar. "Pada tahun 2022, ternak di Kabupaten Blitar pernah mengalami penyakit mulut dan muku (PMK) serta penyakit kulit berbenjol (lumpy skin disease/LSD). Hingga saat ini, kami terus melakukan upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit tersebut," jelasnya.
Terkait hal ini, Mak Rini menegaskan perlunya pendampingan dari petugas ternak dalam pemeriksaan kesehatan hewan, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha. "Petugas ternak ini memitigasi risiko penyebaran penyakit termasuk di tempat pemotongan hewan kurban di luar rumah potong hewan ruminansia (RPH-R)," katanya.
Tujuan bimtek ini adalah untuk memberikan jaminan penyediaan produk asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Bupati Blitar juga menyampaikan bahwa acara ini bukan hanya sekadar pelepasan, tetapi juga memberikan bimbingan teknis kepada para petugas pemantau. "Materi yang diberikan dalam bimtek ini akan menjadi bekal bagi para petugas dalam menjalankan tugas mereka. Saya berpesan kepada petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban agar bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat bahwa hewan yang akan dikurbankan adalah hewan sehat dan layak serta produknya aman, sehat, utuh dan halal untuk dikonsumsi," ujar Mak Rini.
Mak Rini juga menekankan pentingnya pemantauan dan pendampingan yang profesional, efektif, tepat, terukur, proporsional, dan menggunakan pendekatan yang humanis. "Apabila di lapangan terdapat berbagai kendala, tolong diselesaikan dengan cara-cara yang profesional," tambahnya.
Acara ini diakhiri dengan pelepasan resmi 273 personel petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban oleh bupati Blitar. "Dengan mengucapkan bismillahirohmanirrahim, 273 personel petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban 1445 H/ 2024 M secara resmi kami lepas. Selamat bekerja, semoga aktivitas saudara-saudara diberikan kelancaran oleh Allah SWT," kata Mak Rini.
Mak Rini juga berpesan agar para petugas tetap sehat dan semangat, serta menjaga nama baik Pemerintah Kabupaten Blitar, sehingga pelaksanaan Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Blitar berjalan khidmat, sehat, dan aman. "Tolong ikuti kegiatan bimbingan teknis ini secara serius sebagai bekal panjenengan supaya lancar dan aman dalam menunaikan tugas," ujarnya.
Menutup sambutannya, Mak Rini membacakan sebuah pantun khusus untuk para petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban: "Pagi-pagi makan kue beras, makannya jangan serakah, tetap semangat dalam bertugas, untuk Hari Raya Kurban yang penuh berkah."
Dan satu pantun lagi: "Sebelum masuk rumah kaki harus dibasuh, supaya bersih tidak kotor dan kumal, Idul Adha nyaman karena hewan ASUH, aman seha utuh dan halal."
Acara ini diharapkan dapat membantu memastikan bahwa pelaksanaan pemotongan hewan kurban di Kabupaten Blitar berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan, sehingga masyarakat dapat merayakan Idul Adha dengan tenang dan nyaman.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Eko Susanto memberikan laporan mengenai persiapan Kabupaten Blitar dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 H di hadapan Bupati Rini Syarifah dan para hadirin. Dalam laporannya, Eko menyampaikan bahwa pengawasan teknis yang lebih intensif terkait kesehatan hewan dan tata cara penyembelihannya sangat diperlukan untuk menjamin keamanan daging hasil pemotongan hewan kurban.
Untuk itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar telah membentuk Tim Petugas Pemantau Kesehatan dan Pemotongan Hewan Kurban melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Nomor B/180.06/19/409.28.8/SK/2024 Tahun 2024.
Baca Juga : Semangat Ibadah, 933 Jemaah Haji Blitar Dilepas Bupati Rini Syarifah di Alun-Alun Kanigoro
Eko Susanto menjelaskan bahwa jumlah petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban sebanyak 273 orang. Mereka akan bertugas di setiap desa dan kelurahan di Kabupaten Blitar serta di RPH Wlingi, Srengat, dan Kademangan. Komposisi petugas terdiri dari 97 orang dari staf Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, 63 orang dari Paravetindo Cabang Blitar Raya dan inseminator Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, serta 81 orang dari sukarelawan masyarakat.
"Tugas para petugas pemantau ini adalah memastikan hewan kurban sehat dan memenuhi syariat agama, mencegah penularan penyakit zoonosis, serta memastikan daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat ASUH (aman, sehat, utuh, dan halal)," jelas Eko.
Selain itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pemotongan Hewan Kurban yang diikuti oleh 100 peserta secara offline dan 1.000 peserta dari perwakilan takmir masjid, pondok pesantren, serta perangkat desa/kelurahan se-Kabupaten Blitar melalui Youtube live streaming. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada petugas pemantau, takmir masjid, dan panitia penyelenggara pemotongan hewan kurban di luar RPH, guna meningkatkan kewaspadaan dan pengendalian penyakit hewan menular strategis (PHMS).
Lebih lanjut, Eko Susanto menyampaikan data pemantauan hewan kurban di Kabupaten Blitar pada tahun 2023. Menurutnya, pada tahun 2023 tercatat pemotongan 1.964 sapi jantan, 157 sapi betina, 45 domba jantan, 14.008 kambing jantan, dan 105 kambing betina. Ribuan hewan kurban ini dipotong di 3.023 titik lokasi pemotongan yang tersebar di seluruh Kabupaten Blitar.
Eko Susanto juga mengungkapkan bahwa nilai transaksi hewan kurban pada tahun 2023 cukup fantastis, mencapai Rp 101.817.000.000. Rinciannya adalah 2.121 ekor sapi senilai Rp 59.388.000.000, 14.113 ekor kambing senilai Rp 42.339.000.000, dan 45 ekor domba senilai Rp 90.000.000.
"Data yang kami himpun menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan pemantauan yang ketat terhadap kesehatan hewan kurban. Hal ini tidak hanya untuk menjamin kualitas daging yang dikonsumsi masyarakat tetapi juga untuk memastikan kelayakan syariat agama yang dipenuhi," ujar Eko Susanto.
Nilai transaksi hewan kurban yang mencapai lebih dari 100 miliar rupiah juga mencerminkan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan hewan kurban di Kabupaten Blitar. Eko berharap, dengan adanya upaya pengawasan yang lebih baik dan edukasi yang lebih intensif, kualitas pelaksanaan kurban di tahun ini dan tahun-tahun mendatang dapat semakin meningkat.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pengawasan dan layanan kami, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah kurban dengan tenang dan aman. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. Semoga segala upaya kita mendapat berkah dan ridha dari Allah SWT,” imbuhnya.
Mengakhiri laporannya, Eko Susanto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Blitar yang telah memberikan arahan dan melepas secara resmi petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban.
“Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan Ibu Bupati memberikan arahan dan melepas secara resmi petugas pemantau kesehatan dan pemotongan hewan kurban 1445 H/2024 M. Kami berharap seluruh rangkaian kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Kabupaten Blitar,” tutup Eko.