JATIMTIMES- Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di MI Mifathul Huda 02 Papungan, Tim Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar mengadakan pelatihan. Kegiatan tersebut bertajuk "Peningkatan Keterampilan Penggunaan Soal Problem Solving dalam Pembelajaran".
Pelatihan yang dihadiri oleh 15 guru ini berlangsung pada Sabtu, 25 Mei 2024, di MI Mifathul Huda 02 Papungan, Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Baca Juga : Pelantikan PPS untuk Pilkada 2024, Bupati Blitar: Jaga Netralitas dan Kepercayaan Publik
Pelatihan ini dilaksanakan oleh dua dosen berpengalaman dari Fakultas Teknologi Informasi Unisba Blitar, yaitu Filda Febrinita, S.Pd., M.Pd., dari Program Studi Teknik Informatika, dan Wahyu Dwi Puspitasari, S.Pd., M.Pd., dari Program Studi Sistem Komputer Unisba Blitar. Selain itu, sejumlah mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika juga ikut serta dalam menyukseskan kegiatan ini.
Mengapa problem solving penting? Problem solving, sebagai kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang tidak rutin dan tidak terjangkau oleh prosedur yang telah dikenal, memiliki peran penting dalam pendidikan.
Ini dipandang penting oleh para ahli dengan alasan-alasan berikut.
Pertama, problem solving membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir divergen siswa, di mana mereka dapat mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu masalah, mendorong kreativitas dan fleksibilitas berpikir.
Kedua, melalui soal-soal problem solving, siswa diperkenalkan pada berbagai bentuk soal yang jarang mereka temui dalam pembelajaran konvensional, menambah wawasan dan variasi dalam proses belajar.
Ketiga, penggunaan soal problem solving memungkinkan guru untuk mengukur secara efektif pengetahuan dan keterampilan siswa, memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah.
Keempat, dengan memanfaatkan soal-soal problem solving, guru dapat lebih memahami penyebab ketidakberhasilan siswa dan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif, sehingga mutu pembelajaran dapat ditingkatkan secara signifikan.
Pelatihan yang dilaksanakan Tim Dosen FTI Unisba Blitar ini mencakup berbagai aspek problem solving, mulai dari pengertian, manfaat, hingga contoh-contoh soal yang umum digunakan di sekolah dasar.
Dalam sesi ini, peserta juga dikenalkan dengan jenis soal open ended yang sangat membantu dalam menyusun soal problem solving. Soal open ended adalah soal yang memiliki banyak cara penyelesaian dengan satu jawaban benar atau banyak jawaban benar.
Filda Febrinita, Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini bukan hanya sekadar untuk memberikan pengetahuan tentang konsep problem solving kepada para guru. Tetapi lebih dari itu, untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana menerapkan konsep tersebut secara efektif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan bahwa para guru dapat menjadi agen yang mampu melatih siswa untuk terbiasa berpikir secara kritis dan kreatif dalam menghadapi berbagai permasalahan, terutama yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
“Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan guru pun lebih terampil dalam menyusun soal sehingga tidak hanya memberikan soal yang bersifat procedural,” ujar Filda.
Lebih jauh lagi, melalui pelatihan ini, diharapkan para guru menjadi lebih terampil dalam menyusun soal-soal yang menantang. Sehingga tidak hanya memberikan soal yang bersifat prosedural dan rutin, tetapi juga soal yang mampu merangsang kemampuan berpikir tinggi siswa.
Wahyu Dwi Puspitasari, Dosen bidang Sistem Komputer di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, menyoroti bahwa dalam praktiknya, sebagian besar guru cenderung menyajikan soal-soal yang bersifat konvensional. Seperti pilihan ganda atau isian, dan jawaban yang benar sudah jelas terlihat.
Baca Juga : Gerindra Kota Malang Mulai Buka Penjaringan Bacawali dan Bacawawali, Nama Ananda Mikola Muncul
Namun, melalui pelatihan ini, para guru akan diperkenalkan pada jenis soal open ended yang sering digunakan dalam penyusunan soal problem solving. Dengan jenis soal open ended ini, siswa akan dihadapkan pada tantangan untuk berpikir kreatif dan menemukan cara-cara inovatif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
“Dengan jenis soal open ended ini, siswa akan lebih tertantang untuk kreatif mencari bagaimana cara menyelesaikan soal problem solving tersebut,” terang Wahyu Dwi.
Pelatihan ini dimulai dengan pemaparan materi tentang konsep problem solving oleh kedua pemateri. Mereka menjelaskan pentingnya problem solving dalam pembelajaran dan bagaimana implementasinya bisa meningkatkan kualitas pendidikan.
Peserta pelatihan diajak untuk memahami tahapan Polya dalam penyelesaian masalah, yang meliputi: memahami masalah, merencanakan strategi, melaksanakan strategi, dan melihat kembali solusi yang telah dibuat.
Setelah sesi materi, para guru diminta untuk menyusun soal problem solving sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ampu. Setiap peserta kemudian mempresentasikan soal yang telah mereka buat di depan rekan-rekan mereka. Hal ini dilakukan agar mereka bisa saling bertukar ide, memberikan saran, dan masukan yang konstruktif.
Kegiatan ini berlangsung efektif dan penuh antusiasme. Para guru tampak bersemangat mengikuti setiap tahap pelatihan. Beberapa guru seperti Pak Iqbal, Bu Ana, dan Pak Abdul Rohim mengajukan pertanyaan mengenai penerapan soal problem solving di mata pelajaran selain Matematika dan IPA.
Mereka juga memberikan umpan balik positif, mengungkapkan rasa terima kasih atas pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Salah satu guru bahkan bertanya apakah kegiatan seperti ini bisa dijadikan sebagai program rutin.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para guru MI Mifathul Huda 02 Papungan dapat lebih memahami dan menguasai konsep problem solving. Dengan demikian, mereka bisa menerapkannya dalam proses pembelajaran sehari-hari, sehingga siswa lebih terbiasa berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah.
Selain itu, guru diharapkan lebih terampil dalam menyusun soal-soal problem solving yang menantang dan bervariasi, tidak hanya terbatas pada soal prosedural.
Pelatihan ini merupakan salah satu upaya Fakultas Teknologi Informasi Unisba Blitar dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Blitar. Diharapkan, kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara rutin dan diperluas cakupannya, agar semakin banyak guru yang bisa mengembangkan keterampilan dalam menyusun soal problem solving dan menerapkannya dalam pembelajaran.
Dengan semangat dan komitmen tinggi dari para guru dan dukungan dari berbagai pihak, peningkatan kualitas pendidikan di MI Mifathul Huda 02 Papungan diharapkan bisa tercapai. Guru-guru yang terampil dan kreatif dalam menyusun soal problem solving akan mampu mengantarkan siswa-siswa mereka menjadi individu yang lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
“Sebagai dosen dari FTI Unisba Blitar, kami merasa terhormat dan bersyukur telah diberi kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan para guru yang luar biasa ini. Kami yakin, dengan semangat dan tekad yang mereka miliki, para guru MI Miftahul Huda 02 Papungan akan mampu membawa pendidikan di sekolah mereka ke tingkat yang lebih baik. Kami berharap bahwa pelatihan ini dapat menjadi tonggak awal bagi perubahan positif dalam proses pembelajaran dan prestasi akademis siswa-siswi mereka. Terima kasih atas kesempatan ini, dan kami berharap dapat berkolaborasi lagi di masa mendatang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Blitar,” pungkas Filda Febrinita.