JATIMTIMES - Belakangan Ini nama Aqua yang dinaungi oleh Danone tengah menjadi sorotan. Hal ini terjadi lantaran pihak Danone-Aqua mencatutkan nama cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) tanpa konfirmasi.
Melansir TikTok @andreayudias, mulanya Danone-Aqua telah diboikot oleh masyarakat Indonesia lantaran diduga terafiliasi dengan Israel. Boikot Danone-Aqua itu secara terang-terangan disampaikan oleh media The Witness dan Bdnaash.
Baca Juga : Ribuan Mahasiswa Universitas Brawijaya Geruduk Rektorat, Tuntut Pembatalan Uang Kuliah Tunggal
"Nah, ternyata aksi boikot yang dilakukan masyarakat Indonesia itu nyata, yang akibatnya saham dan penjualan produk mereka menurun," ujar content creator tersebut.
Karena alasan itulah, Danone-Aqua mulai melakukan serangkaian aktivitas diduga kampanye hitam untuk kembali menaikkan produknya. Salah satu influencer dilibatkan untuk menyebarluaskan video hoaks yang menuding bahwa produk AMDK (air minum dalam kemasan) produksi dalam negeri dengan merek Le Minerale mengandung senyawa bromat melewati ambang batas.
Faktanya, berdasarkan hasil telisikan data dari lab terakreditasi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBIA), yang mencantumkan data bromat milik Danone Aqua, Le Minerale, dan Cleo, hasilnya justru berbeda dari hoaks yang disebarkan.
Hasil perbandingan data dari ketiga merek tersebut, justru kandungan bromat dalam air minum Danone-Aqua malah dua kali lipat lebih tinggi dari dua merek lokal lainnya, Le Minerale dan Cleo.
Dalam unggahan di Instagram @sehataqua, Danone-Aqua mengunggah hasil uji bromat di laboratorium terakreditasi yang sama, yakni sebesar 0,8 parts per billion (ppb). Sementara, kandungan bromat Le Minerale dan Cleo justru jauh di bawahnya, yaitu 0,4 ppb.
Berdasarkan data resmi tersebut, influencer yang menyebarkan hoaks dinilai tak jujur. Sebab, influencer tersebut sengaja tidak menyebutkan data bromat pada Danone-Aqua yang pabriknya justru dia kunjungi. Bahkan secara terbuka kunjungannya ke Danone-Aqua dipromosikan di akun medsos-nya sendiri.
Gegara heboh soal bromat itulah, Kemenkominfo langsung melabeli video tersebut sebagai konten bohong dan memasang stempel hoaks di laman web kementerian tersebut. “(HOAKS) Kadar Bromat Produk Le Minerale di Atas Ambang Batas Sebabkan Tumor dan Kanker,” tulis Kemenkominfo, sebagai peringatan ke masyarakat luas untuk berhati-hati.
"Nah, fun factnya, itu adalah sebuah aktivitas black campaign yang diduga dilakukan oleh mereka (Danone-Aqua) dengan cara bayar influencer besar buat menciptakan narasi tentang bromat. Walaupun akhirnya isu bromat itu blunder sendiri guys," jelas pengguna TikTok @andreayudias.
Namun, pengguna TikTok Andreayudias menyebut Danone Aqua tak berhenti mempromosikan produknya begitu saja. Baru-baru ini, pihaknya melakukan transaksi artikel berbayar ke CNN Indonesia. Dalam artikel ini, Danone mencatutkan nama tokoh NU tanpa konfirmasi.
Baca Juga : Unisma Terus Perkuat International Colaboration, Jalin Kerjasama dengan Lembaga Riset Ternama China
"Singkatnya, Danone-Aqua CNN Indonesia dibayar sama Danone-Aqua untuk menerbitkan artikel tentang Danone. Artikel ini dibuat sendiri sama Danone. Dan di dalam artikel itu pihak Danone mencatat nama tokoh besar NU Bapak Nadirsyah Hosen tanpa izin," jelasnya.
"Yang mana, (dalam artikel yang ditulis Danone-Aqua) dia (Nadirsyah Hosen) bilang kalau boikot itu tidak direkomendasikan. Soalnya banyak hal-hal yang harus dipastikan. Yang ternyata guys Bapak Nadirsyah Hosen ini sama sekali nggak pernah ngomong kayak gitu ke pihak manapun dan dia marah banget sampai di sosial medianya," tambah Andreayudias.
Seperti dalam unggahan X Nadirsyah Hosen, ia memberikan protes karena tidak pernah dihubungi oleh pihak perusahaan air itu serta tidak pernah diwawancarai oleh media nasional tersebut. Atas pemberitaan yang tersebar, Nadir pun merasa dirugikan atas tindakan tersebut.
"Kutipan asal catut ini merugikan saya secara pribadi maupun profesional sebagai akademisi dalam isu sensitif di kalangan umat. Ini juga bisa mencederai identitas saya sebagai tokoh Islam yang selama ini dipercayai oleh umat, khususnya oleh kalangan Nahdlatul Ulama, melalui pendapat dan opini saya yang tersebar di sejumlah buku, artikel, ceramah, maupun medsos." ungkap Nadir di akun X pribadinya.
Nadir pun meminta agar pihak Aqua-Danone Indonesia dan media niasional yang memublikasi meminta maaf secara resmi dan menghapus namanya dalam konten artikel berbayar tersebut.
Pada akhirnya, pihak CNN Indonesia dan Danone-Aqua pun memberikan hak jawab dan klarifikasi soal artikel berbayar Danone-Aqua yang mencatutkan nama Gus Nadir.
"(CNN Indonesia dan Danone-Aqua) mengaku salah karena memang ternyata semua informasi (yang ditulis Danone-Aqua) itu cuma karangan bebas aja," pungkas Andreayudias.