free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Transportasi

Study Tour Berakhir Tragedi, 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Bus yang Terus Terulang

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

22 - May - 2024, 18:21

Placeholder
Kolase foto kondisi bus yang ditumpangi siswa SMP PGRI 1 Wonosari Malang usai kecelakaan di tol Jombang. (Foto: X)

JATIMTIMES - Kecelakaan bus rombongan siswa sekolah sehingga study tour berakhir tragedi telah beberapa kali terjadi. Hingga Mei 2024 ini, setidaknya terjadi lima kecelakaan bus pariwisata rombongan sekolah dalam periode waktu 5 bulan.

Paling anyar ada dua kecelakaan bus sekolah di Tol Jombang dan di Tanjangan Sedayu kota Agung Tanggamus, Lampung, pada Rabu (22/5) dini hari. 

Baca Juga : Ada 18 Guru Ikut Study Tour dalam Bus Rombongan SMP PGRI 1 Wonosari Malang yang Kecelakaan di Tol Jombang-Mojokerto

Sebelumnya, kecelakaan rombongan siswa SMP PGRI 1 Wonosari Malang di KM 695+400 jalur A ruas tol Astara Jombang-Mojokerto (Jomo) terjadi pada Selasa (21/5) malam sekira pukul 23.45 WIB. 

Akibat kecelakaan tersebut dua orang, yakni guru dan kernet bus meninggal dunia. Selain itu, sejumlah 15 orang mengalami luka-luka. 

Selain itu, pada Rabu (22/5) dini hari, juga terjadi kecelakaan bus yang mengangkut rombongan dari Sekolah MIN 1 Pesisir Barat, Ulu Krui, Lampung. 

Dalam video yang diunggah akun X Radio Elshinta, bus terperosok di Tanjakan Sedayu kota Agung Tanggamus, Lampung. Hingga berita ini masih belum ada keterangan lebih lanjut soal faktor penyebab bus terperosok dan data sementara korban kecelakaan. 

Dengan demikian, kecelakaan bus adalah peristiwa tragis yang sering kali membawa dampak besar, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi masyarakat luas. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan keselamatan transportasi, beberapa faktor penyebab kecelakaan bus terus saja terulang. 

Apa saja faktor utama yang menyebabkan kecelakaan bus? 

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan, terdapat tiga faktor penyebab kecelakaan bus dan truk yang terjadi di Indonesia. Di antaranya, faktor kelalaian manusia, kendaraan, dan jalan. 

"Ketiga hal ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan," ujar Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan, dikutip infopublik.id, Rabu (22/5). 

Lebih lanjut, Wildan menjelaskan jika jenis kecelakaan pada bus yang sering terjadi yaitu karena rem blong, tabrak depan belakang, hilang kendali, pecah ban, risk journey, dan terbakar.

"Kasus rem blong biasanya sering terjadi karena beberapa sebab yaitu, kondisi jalan menurun, kampas overheat karena rem pedal dipaksa bekerja maksimal, dan adanya malfungsi," ujarnya. 

Baca Juga : Bangun 152 Jamban dari Anggaran DBHCHT, Pemkab Situbondo Optimis Bebas ODF Tahun 2024

Selain itu, kata Wildan, tingginya angka kecelakaan kendaraan bus lebih sering diakibatkan oleh kegagalan pengereman pada jalan menurun dan atau berkelok. Sementara, sangat sedikit sekali kasus rem blong pada jalan datar atau lurus.

"Prosedur yang seharusnya dilakukan pengemudi bus untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat melewati jalan menurun dan berkelok yaitu dengan menggunakan gigi rendah. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi perputaran mesin, melambatkan putaran roda, dan meringankan kerja dari rem pedal," ungkapnya.

Selain itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan penyebab terjadinya kecelakaan di jalan tol sering diakibatkan oleh sopir yang kelelahan.

"Banyak kecelakaan di jalan tol itu dikarenakan sopir mengalami fatigue (kelelahan) dan mengantuk," kata Soerjanto, dilansir Antara, Rabu (22/5)

Dia juga mengatakan berdasarkan catatan umumnya kecelakaan terjadi dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB dini hari hingga pukul 13.00 WIB siang. Meski begitu, ada dua fase waktu pengendara biasanya mengalami rasa kantuk saat berkendara di jalan tol, yakni dari jam 00.00 WIB sampai dini hari, dan dari jam 10.00 WIB pagi sampai jam 13.00 WIB.

Menurut dia, dalam rentang waktu tersebut berpotensi adanya penurunan kewaspadaan pengendara sehingga menyebabkan micro sleep. "Berdasarkan statistik ini paling sering jam sepuluh pagi sampai satu siang karena mengantuk," ujarnya.

Berdasarkan data Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) total angka kecelakaan lalu lintas Indonesia sepanjang 2023 tercatat mencapai 116.000 kasus. Jumlah ini meningkat 6,8% dibandingkan tahun lalu. 

Polri juga menghimpun data jumlah korban kecelakaan menimpa pada 198.251 jiwa selama 2023. Dari jumlah tersebut, rinciannya menunjukkan 83% merupakan korban luka ringan, 10% mengalami kecelakaan yang berujung pada kematian, dan 7% mengalami luka berat.


Topik

Transportasi kecelakaan bus study tour rombongan siswa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri