JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Sabtu (18/5) sebanyak 9 kali, update pukul 16.00 WIB. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui situs resmi magma.esdm.go.id.
Dalam laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Liswanto menjelaskan erupsi Semeru hari ini terjadi sejak pagi. Di antaranya mulai pukul 05.06 WIB, 06.09 WIB, 07.19 WIB, 07.22 WIB, 07.54 WIB, 08.04 WIB, 10.46 WIB, 12.03 WIB, dan 13.35.
Baca Juga : Eksplorasi Perkebunan Teh Sirah Kencong: Destinasi Wisata Penuh Ketenangan di Kabupaten Blitar
Tinggi kolom kolom letusan yang teramati juga beragam. Mulai dari visual letusan tidak teramati lantaran tertutup kabut, 400 meter di atas puncak, 500 meter di atas puncak dan tertinggi 600 meter di atas puncak. Dengan lama gempa letusan beragam, paling lama 115 detik atau lebih dari 1 menit.
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, pukul 08:04 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 600 m di atas puncak (± 4276 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," tulis Liswanto, dikutip Sabtu (18/5).
Letusan erupsi yang terjadi beberapa kali di Semeru tersebut juga disertai dengan laporan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) yang masih dengan status oranye. Di mana status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk waspada.
Warna oranye juga diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
Sementara itu, menurut laporan Liswanto pada Sabtu (18/5) update periode pukul 06.00 hingga 12.00 WIB terjadi 14 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13-22 mm, dan lama gempa 70-115 detik.
"1 kali gempa Guguran dengan amplitudo 5 mm dan lama gempa 122 detik. Selain itu, 3 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-7 mm, dan lama gempa 21-51 detik. Termasuk terjadi 1 kali Harmonik dengan amplitudo 5 mm, dan lama gempa 218 detik," demikian keterangan Liswanto.
Karena status Gunung Semeru masih berada di Level III atau Siaga, petugas juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Baca Juga : Sunan Prapen dan Ramalan Kejayaan Mataram yang Tak Terbantahkan
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbau Liswanto.
Selain itu, Liswanto juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Liswanto.
Sebelumnya pada Jumat (17/5), erupsi Semeru juga cukup sering, yakni sebanyak 8 kali dengan letusan tertinggi mencapai 900 meter di atas puncak.