JATIMTIMES - Tiga bakal calon kepala / wakil kepala daerah yang tidak mengembalikan formulir pendaftaran ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Tulungagung, ternyata tak serius berkomunikasi dengan Pengurus Anak Cabang (PAC). Hal ini diungkapkan para pengurus Anak Cabang, terkait usulan yang telah mereka sampaikan ke tim penjaringan.
"Sebelum memutuskan siapa bakal calon yang diusulkan ke DPC melalui tim pejaringan, PAC ini melakukan musyawarah terlebih dahulu," kata Suwito, Sekretaris PAC PDIP Kabupaten Tulungagung, Minggu (12/5/2024).
Baca Juga : PDIP Tutup Pintu Pengembalian Berkas Bakal Calon Wali Kota Blitar Santoso
Sebelum musyawarah, pengurus PAC juga melihat keseriusan bakal calon yang akan diusulkan. Misalnya, apakah bacakada/wakada tersebut melakukan komunitas dengan PAC, atau cenderung pasif.
"Bagi yang serius, bakal calon ini mengundang para PAC. Momen kemarin halal bi halal dan menyampaikan bahwa bakal calon butuh usulan dari PAC, istilahnya minta dukungan dan doa restu," ucapnya.
Namun, rupanya tidak semua bacakada/wakada melakukan hal yang sama. Ada yang sama sekali tidak melakukan komunikasi atau datang untuk menemui dan menyampaikan maksud. "Tentu saja menjadi pertimbangan, apakah diusulkan atau tidak. Namun, pada dasarnya kalau ada komunikasi pasti akan diusulkan," tuturnya.
Senada dengan Suwito, Sekretaris PAC PDIP Ngantru, Supriyanto mengatakan dari 11 bakal calon yang ada diakui ada beberapa yang tidak meminta dukungan atau tidak konsolidasi.
"Iya, memang dari bakal calon sendiri ada yang tidak berkomunikasi, makanya tidak di usulkan," ungkap pria yang akrab disapa Gus Dur ini.
Ia yakin, jika bakal calon berkomunikasi, maka PAC pasti akan mengakomodir dan beberapa diantaranya akan mengusulkan namanya ke DPC. "Kalau memang berkomunikasi pasti akan ada usulan, nyatanya kan yang diusulkan itu telah berkomunikasi dengan teman-teman PAC," imbuhnya.
Sebagai pihak yang punya hak mengusulkan bakal calon, PAC menurut Gus Dur tidak meminta biaya apapun. Namun, biasanya para Bacakada/wakada ini mengungkapkan keinginan ikut kontestasi sekaligus menyampaikan semacam visi dan misi atau alasan mengapa ia mencalonkan.
Dari tiga bakal calon yang tidak mengembalikan formulir ke PDIP, Gus Dur memastikan tidak ada komunikasi atau pemintaan dukungan ke PAC, yang dianggap sebagai salah satu persyaratan.
Seperti diketahui, setelah resmi ditutup tim penjaringan DPC PDIP Kabupaten Tulungagung menerima pengembalian 8 dari 11 berkas formulir.
Delapan orang yang dimaksud adalah :
1. Imam Sopingi (Kades Pucung Ngantru)
2. Gatut Sunu Wibowo (Mantan Wabup 2021-2023)
3. Maryoto Bhirowo (Mantan Bupati 2018-2023)
4. Didik Girnoto Yekti (Kades Tunggulsari Kedungwaru)
5. Budi Setiyahadi (pengusaha)
6. Susilowati (Ketua DPC PDI P, Ketua Fraksi DPRD Tulungagung)
7. Agus Santoso (Kadis Nakertrans) dan
8. Suharminto (anggota Fraksi PDI P DPRD Tulungagung).
Tiga orang yang tidak mengembalikan formulir pendaftaran itu adalah :
1. Kasil Rohmad (Kadinkes dan Plt Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung)
2. Santoso (Kepala Dinas Lingkungan Hidup) dan
3. Hari Prastijo (Camat Tulungagung kota).