JATIMTIMES - Simposium Nasional Kepemimpinan Perguruan Tinggi Indonesia berlangsung semarak dengan pemikiran-pemikiran strategis dari para akademisi. Kegiatan ini dipelopori Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara sebagai salah satu anggota Perkumpulan Pendidikan Kepemimpinan Perguruan Tinggi (Pemimpin).
Mengusung tema strategis Menavigasi Inovasi perguruan tinggi di Era Antroposen, simposium berlangsung di Gedung Pasca Sarjana UIN Maliki Malang pada Kamis-Jumat (2-3/5/2024). Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Baca Juga : Tampil Gemilang di Laga Timnas Indonesia vs Irak, Nathan Tjoe-A-On Banjir Pujian Netizen
Salah satu yang mengapresiasi gelaran ini adalah Rektor Institut ASIA Malang, Risa Santoso. Menurutnya, simposium ini menjadi kegiatan strategis dalam upaya menunjukkan peran dan pemikiran perguruan tinggi, khususnya terkait isu lingkungan.
Materi yang dibahas dalam simposium ini sangat relate dengan banyak kondisi yang terjadi di perguruan tinggi Indonesia, termasuk juga terkait dengan lingkungan.
"Ini menarik ya, menggabungkan 7 perguruan tinggi di Indonesia dan Eropa, ini kolaborasi yang bagus," katanya.
Sustainability terkait kondisi lingkungan menjadi hal yang juga jadi perhatian dalam simposium ini. Bagaimana mengkondisikan lingkungan dengan baik. Hampir 60
"Sustainability, kedepannya jika mau, kita punya tempat yang airnya masih banyak dan nyaman untuk anak cucu kita. Maka ini, materi ini menjadi sesuatu mengupgrade teman teman pimpinan perguruan tinggi," jelas Risa.
Lebih dari itu, sustainability ini menjadi sebuah hal yang sangat penting. Apalagi ternyata masih belum banyak investasi yang mengarah pada energi terbarukan. 60 persen investasi yang ada di Indonesia masih lebih banyak mengarahkan energi fosil.
Maka dari itu, tentu perguruan tinggi berperan penting dalam upaya mendidik para generasi penerus yang nantinya masuk dunia kerja lebih menyadari tentang lingkungan dan berbagai problematika yang ada disekitarnya.
"Tentunya kita ingin bersama-sama mencapai kesinambungan nanti di 2030. Diharapkan kedepannya mahasiswa juga harus menyadari apa sih yang mau dicapai agar tidak hanya perhatian nanti mau kerja dimana dan lainnya," paparnya.
Baca Juga : Waduh, STY Larang Timnas Indonesia Pegang Bola Usai Kalah dari Irak, Kenapa?
Ketua STIE Malangkucecwara, Drs Bunyamin PhD MM menjelaskan bahwa, simposium ini terkait dengan kepemimpinan. Simposium ini pada hakikatnya merupakan salah satu kegiatan di penghujung hibah yang didanai oleh Erasmus+.
"Simposium nasional ini tentu terkait dengan hibah Ihilead atau kepemimpinan, leadership. Hanya saja untuk pemilihan topik setelah pertemuan kami pilih bagaimana menavigasi Inovasi perguruan tinggi di Era Antroposen," katanya.
Topik ini dilatarbelakangi dengan dampak yang sudah sedemikian hebat perilaku manusia terhadap alam dan lingkungan. Untuk itu, menurutnya perlu pihak yang harus mengambil peran, dimana bagus untuk dimulai dari perguruan tinggi karena memang konsen pada dunia pendidikan.
Lebih lanjut dijelaskan pria yang akrab disapa Pak Ben ini, bahwa peran perguruan tinggi di Indonesia saat ini sporadis atau tidak sistematis. Baik itu dalam bentuk kurikulum hingga soal edukasi dan penyadaran kepada mahasiswa dalam langkah yang sistematis.
"Tapi saya kira sporadis saja jika konsen atau bicara terkait lingkungan. Misalnya menemui persoalan misal polusi udara, maka perlu langkah-langkah yang sistematis agar lebih baik di masa yang akan datang," pungkasnya.