JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meluncurkan aplikasi untuk mendukung deteksi dini dalam penanganan penyebaran tuberculosis (TB). Aplikasi berbasis decision support system (DSS) akan mempermudah dalam menginventarisir kemungkinan penyebaran TB.
Peluncuran aplikasi tersebut langsung dihadiri oleh Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat didampingi Kepala Dinkes Kota Malang dr. Husnul Muarif pada Minggu (28/4/2024). Yang juga digulirkan dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia.
Baca Juga : Optimalkan Layanan 24 Jam, Nakes di Puskesmas Kota Malang Bakal Ditambah
"Hari ini ada inisiasi layanan, TB berupa DSS. Yang secara singkat sehingga nanti, kami bisa melihat secata realitas dan update data dari masing-masing wilayah yang dipetakan per kelurahan," ujar Husnul.
Nantinya, melalui aplikasi tersebut, dapat dilakukan pemantauan data penderita TB di Kota Malang. Termasuk beberapa hal di antaranya seperti jumlah penderita yang sudah mendapat perawatan bahkan hingga penderita yang sembuh.
"Berapa yang sudah di-treat TB, dan berapa yang berobat dan berapa yang bertahan dalam pengobatan. Ini untuk tindak lanjut dan langkah dalam merumuskan kebijakan penanggulangan TB," kata Husnul.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyambut baik atas hal tersebut. Apalagi, TBC menjadi penyakit menular kronis kedua dengan jumlah terbanyak setelah coronavirus disease (Covid-19).
"Indonesia di posisi kedua dengan beban jumlah TBC terbanyak 1.060.000 dan 17 orang meninggal akibat TBC setiap jam," ujar Wahyu.
Untuk itu, penyebaran penyakit ini tentu turut menjadi perhatian bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dirinya mencatat, pada tahun 2023 lalu, ada sebanyak 2.876 kasus TBC. 476 di antaranya menyerang anak. Dan tercatat sebanyak 223 orang meninggal akibat TBC.
"Mengakhiri epidemic TBC jadi bagian penting. Dan penting untuk dieliminasi, karena menjadi penyakit yang mudah menyebar lewat udara. Pengobatan TBC tak mudah, kemungkinan efek samping obat dan waktu yang tak sebentar, yakni 6 bulan jika tidak tuntas akan membuat resistensi obat atau kebal obat," jelas Wahyu.
Baca Juga : Bupati Sanusi Libatkan Guru Tangkal Radikalisme, Tekankan Nilai Pancasila ke Siswa
Untuk itu menurutnya, perlu adanya pendekatan dalam mensukseskan target eliminasi TBC secara nasional. Dimana pada tahun 2030, ditarget maksimal hanya ada 6 pasien TB dari setiap 100.000 penduduk.
Termasuk di Kota Malang, dimana menurut Wahyu, momen peringatan Hari TB Sedunia, setidaknya dapat dimanfaatkan sebagai momen penting untuk mengeliminasi TB. Meskipun dari catatannya, sebaran TB di Kota Malang tak lebih dari 5 persen.
"Awalnya memang ada seribu sekian, lalu ada 269 terduga TB, lalu yang memang serius terkena tidak lebih dari 5 persen. Ada dua yang meninggal . Jadi memang prosentasenya hanya 5 persen dari total jumlah yang terindikasi di Kota Malang," pungkas Wahyu.