JATIMTIMES - Konflik Israel dengan negara-negara di Timur Tengah telah menjadi salah satu isu geopolitik paling kompleks dan terus berlanjut dalam sejarah modern. Dari perbedaan sejarah, agama, hingga permasalahan wilayah yang rumit, banyak faktor yang menjadi penyebab di balik ketegangan yang berkepanjangan ini.
Investment storyteller, content creator, dan pengusaha di industri keuangan dan investasi, Felicia Putri Tjiasaka menilai jika Israel banyak berkonflik. Jika sebelumnya Israel berkonflik dengan Palestina, kini dengan Iran, dan sebelumnya Syiria dan negara Arab lainnya. Mengapa demikian?
Baca Juga : Pj Wali Kota Malang: Layanan Adminduk Jemput Bola Efektif
Menurut Felicia, APBN 2024 Israel sekitar Rp 2.400 Triliun, hanya selisih seribuan dari APBN Indonesia. Padahal populasi Israel tidak sampai 10 juta. Kok bisa?
"Israel punya industri teknologi dan berlian yang sangat besar. Selain itu US juga menjadi bekingan utama Israel sejak dulu," jelasnya, dilansir Instagram pribadi Felicia @feliciaputritjiasaka, Minggu (21/4).
Lebih lanjut, Felicia menyebutkan bahwa hubungan Israel dengan US, seperti suami istri. Dimana Israel selalu memberikan uang gratis senilai Rp 61 Triliun setiap tahun kepada istrinya, Israel.
"Ini artinya pajak rakyat dan perusahaan Amerika berkontribusi terhadap konflik di Timur Tengah namun uang ini harus dipakai untuk membeli sesuatu dari US, yang dalam banyak kasus berupa senjata," ungkapnya.
Padahal kata Felicia, di Amerika ada aturan Leahy Law. Di mana Amerika dilarang memberikan bantuan untuk hal yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Namun aturan tersebut seakan tidak mempan untuk Israel.
Lantas apa sebenarnya yang membuat Amerika begitu mencintai Israel, berikut ini penjelasan Felicia:
1. Kekuatan militer Israel di Timur Tengah
Israel memiliki salah satu kekuatan militer terkuat di Timur Tengah. Diperkuat oleh teknologi canggih dan persenjataan modern, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) memiliki kemampuan yang luas dalam menghadapi berbagai ancaman di wilayah tersebut.
IDF terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut yang bekerja secara terkoordinasi untuk menjaga keamanan Israel dan melindungi kepentingan negara.
Kekuatan militer Israel juga didukung oleh berbagai sistem persenjataan canggih, termasuk rudal pertahanan udara Iron Dome yang efektif, jet tempur canggih seperti F-16 dan F-35, serta kapal perang modern yang dilengkapi dengan teknologi terkini. Selain itu, IDF juga memiliki unit khusus yang terlatih dengan baik untuk berbagai misi khusus dan kontra-terorisme.
Selain kekuatan militer konvensional, Israel juga dikenal memiliki kemampuan nuklir yang dianggap sebagai salah satu deteren yang kuat terhadap ancaman dari negara-negara tetangga di wilayah tersebut.
2. Suara politik rakyat US yang 50 persen pro-Israel
Suara politik rakyat Amerika Serikat sering kali memperlihatkan kecenderungan yang mendukung Israel. Dalam survei dan pemilihan umum, sekitar 50 persen pemilih Amerika Serikat cenderung mendukung kebijakan dan langkah-langkah politik yang diambil oleh pemerintah Israel.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap dukungan ini termasuk aliansi strategis antara kedua negara, kepentingan keamanan regional, serta dukungan politik dan budaya di dalam negeri AS. Selain itu, dukungan warga US terhadap Israel juga didasari dari kesamaan agama.
3. Lembaga pro Israel mendanai kampanye politik di US
Banyak lembaga pro-Israel yang aktif dalam mendanai kampanye politik di Amerika Serikat. Sebagai bagian dari upaya diplomasi publik dan kepentingan strategis, beberapa lembaga tersebut secara terbuka mendukung kandidat atau partai politik yang berpihak kepada kebijakan pro-Israel.
Dana yang disumbangkan oleh lembaga-lembaga ini sering kali digunakan untuk iklan politik, acara penggalangan dana, dan aktivitas lainnya yang bertujuan untuk memperkuat dukungan terhadap Israel di tingkat politik Amerika Serikat.
Baca Juga : Viral Kim Jong-un Rilis Lagu Berjudul 'A Friendly Father', Langsung Disorot Netizen
Demikian beberapa alasan yang membuat Amerika selalu membela Israel. Lantas menurut kamu apakah Amerika dalang dari konflik di Timur Tengah?