JATIMTIMES - Di tengah euforia Hari Raya Idul Fitri, Kabupaten Blitar menyaksikan lonjakan drastis dalam produksi sampah. Hal itu memicu kekhawatiran akan kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin mendekati ambang batas.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Kamis (18/4/2024), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengungkapkan bahwa volume sampah di daerah tersebut meningkat sekitar 10 persen dibandingkan hari-hari biasa. Mayoritas sampah tersebut adalah jenis anorganik dengan plastik masih mendominasi.
Baca Juga : Daftar Tarif Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2024
"Ada penambahan volume tapi tidak banyak. Perkiraan ya sekitar 10 persen," ujar Achmad Cholik.
Pada hari-hari biasa, Kabupaten Blitar menghasilkan sekitar 19 ton sampah per hari. Namun, pada momen Idul Fitri, angka tersebut melonjak tajam menjadi lebih dari 20,9 ton, mencerminkan konsumsi meningkat yang terjadi selama periode ini.
Meskipun demikian, DLH Kabupaten Blitar memastikan bahwa TPA yang ada masih mampu menampung volume sampah yang meningkat tersebut. "Masih bisa ditampung oleh TPA yang ada," ujar Cholik.
Namun, kekhawatiran terbesar muncul dari proyeksi jangka panjang. DLH Kabupaten Blitar sebelumnya telah memperkirakan bahwa dalam waktu dua tahun, TPA di daerah tersebut akan mencapai kapasitas overload.
Saat ini, Kabupaten Blitar memiliki tiga TPA. namun kapasitas total mereka hanya mampu menampung sekitar 200 ton sampah per hari. Dengan produksi sampah mencapai 500 ton per hari, situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius.
"Kami punya 3 TPA, pokoknya kalau semua seperti ini 2 atau 3 tahun lagi akan Overload," ungkap Cholik, menggarisbawahi urgensi penanganan masalah ini.
Baca Juga : Operasi Ketupat Semeru 2024: Pelanggaran Lalu Lintas di Wilayah Hukum Polres Blitar Kota Turun Signifikan
Terus meningkatnya volume sampah di Kabupaten Blitar tidak hanya menimbulkan masalah praktis, tetapi juga dilema anggaran. Terbatasnya dana yang dimiliki oleh DLH untuk pengadaan TPA memperumit upaya penyelesaian masalah ini.
Cholik mengungkapkan bahwa mereka masih menunggu bantuan dari pemerintah pusat untuk mengatasi tantangan ini.
Sementara itu, pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait terus berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi lonjakan sampah ini, termasuk kampanye kesadaran lingkungan dan upaya pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Namun, dengan kondisi yang semakin mendesak, upaya ini mungkin memerlukan dukungan dan langkah konkret yang lebih besar dari semua pihak terkait.