JATIMTIMES - Proses masuk dan berkembangnya Islam berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu ratusan tahun. Penyebaran Islam tidak semudah dengan apa yang dipikirkan. Perlu perjuangan bahkan pertumpahan darah dalam penyebarannya.
Penyebaran Islam sendiri dibawa oleh golongan pedagang, ulama, guru agama, dan ahli tasawuf dari suatu negara ke negara lain.
Baca Juga : Ngeri, Seluruh Posisi Timnas Indonesia Diisi Pemain Naturalisasi
Lantas, negara mana sajakah yang menjadi kunci penyebaran Islam? Apakah Indonesia menjadi salah satunya? Dilansir dari berbagai sumber, berikut 10 negara kunci penyebaran Islam.
Arab Saudi
Makkah di Arab Daudi sebuah kota suci Islam tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Arab Saudi tentunya merupakan negara pusat penyebaran Islam pertama diperkenalkan pada dunia.
Islam mulai tersebar di Arab pada abad ke-7 Masehi, ketika Nabi Muhammad memulai dakwahnya di Makkah. Setelah hijrah ke Madinah pada 622 M, Nabi Muhammad mendirikan negara Islam pertama.
Setelah wafatnya Rasulullah pada 632 M, Khalifah Abu Bakar memimpin umat Islam. Khalifah Umar melanjutkan ekspansi, menaklukkan Suriah, Mesir, dan Persia. Utsman melanjutkan penaklukan wilayah yang dimulai oleh Khalifah Umar, termasuk perluasan ke wilayah Persia, Afrika Utara, dan Asia Tengah. Khalifah Ali melanjutkan ekspansi wilayah berlanjut ke Persia dan Anatolia di bawah kepemimpinannya.
Setelah kepemimpinan sahabat Nabi, Islam dipimpin oleh Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, hingga mencapai periode keemasan ilmu pengetahuan dan budaya, serta pertumbuhan pemikiran teologis. Pada abad ke-13, Kekhalifahan Utsmaniyah mendominasi hingga keruntuhan pada 1924, mengakhiri era khilafah politik.
Mesir
Penyebaran Islam di Mesir dimulai pada awal abad ke-7 M, ketika pasukan muslim di bawah Amr ibn al-As berhasil menaklukkan wilayah ini dari Kekaisaran Bizantium pada tahun 639 M. Selanjutnya, Mesir berkembang sebagai pusat peradaban Islam, terutama pada masa Dinasti Fatimiyah dan Kesultanan Mamluk.
Di bawah Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke-16, Mesir terus berperan dalam dunia Islam. Pada abad ke-19, Muhammad Ali Pasha memulai serangkaian reformasi modern, membawa perubahan signifikan di bidang militer, pendidikan, dan ekonomi.
Turki
Penyebaran Islam di Turki dimulai pada abad ke-7 ketika pasukan muslim menaklukkan Anatolia. Kesultanan Utsmaniyah, yang muncul pada abad ke-13, menjadi pilar utama penyebaran Islam di wilayah tersebut.
Sultan Utsmaniyah, seperti Mehmed II, menjadikan Istanbul sebagai pusat kekhalifahan dan menguatkan kehadiran Islam. Namun, pada awal abad ke-20, Republik Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk mengalami modernisasi besar, memisahkan agama dari urusan negara dan mendorong sekularisme.
Iran
Penyebaran Islam di Iran dimulai pada abad ke-7 M, ketika pasukan muslim menaklukkan wilayah ini dari Kekaisaran Sassaniyah.
Dinasti Umayyah dan Abbasiyah membawa kebudayaan dan intelektualitas Islam, tetapi invasi Mongol di abad ke-13 mengakibatkan kerusakan signifikan.
Dinasti Safawiyah pada abad ke-16 memperkenalkan Islam Syiah sebagai madzhab resmi dan mengukuhkannya sebagai identitas nasional Iran.
India
Islam tiba di India pada abad ke-7 melalui perdagangan dan invasi, membawa pengaruh budaya yang mendalam. Pada abad ke-12, Muhammad Ghori mendirikan Kekhalifahan Delhi, memicu perkembangan seni rupa Islam dan arsitektur monumental seperti Qutub Minar. Dinasti Mughal, pada abad ke-16 hingga ke-19, mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Akbar yang menekankan toleransi agama dan membangun Taj Mahal.
Pembagian India pada tahun 1947 menghasilkan pembentukan Pakistan sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim. Meskipun India menjadi rumah bagi komunitas muslim yang besar, terjadi perpindahan penduduk yang signifikan antara muslim dan Hindu.
Pakistan
Baca Juga : 10 Negara dengan Umur Terpendek, Kisaran 50 Tahun
Pakistan memiliki sejarah penyebaran Islam yang dimulai pada abad ke-7 melalui perdagangan dan invasi yang saat itu dipimpin kekaisaran Hindu Buddha. Pada masa Sultanat Delhi dan Kekaisaran Mughal, Islam membentuk fondasi budaya dan intelektual, menciptakan pusat-pusat keilmuan dan seni Islam.
Pembentukan Pakistan sebagai negara terpisah pada 1947 adalah hasil perjuangan pemimpin seperti Muhammad Ali Jinnah untuk melindungi hak dan identitas muslim di India Britania.
Bangladesh
Bangladesh memiliki sejarah Islam yang dimulai pada abad ke-8 melalui perdagangan dan kontak dengan pedagang muslim. Wilayah ini kemudian menjadi bagian Kesultanan Delhi dan Kekaisaran Mughal, yang membawa pengaruh budaya dan administratif Islam.
Saat pembagian India pada tahun 1947, Bangladesh menjadi bagian dari Pakistan, tetapi perbedaan budaya dan bahasa menciptakan ketegangan antara Barat dan Timur Pakistan.
Indonesia
Indonesia memiliki sejarah penyebaran Islam yang dimulai pada abad ke-13 melalui perdagangan dan hubungan diplomatik. Sumatera dan Jawa menjadi pusat awal penyebaran, diikuti dengan munculnya kesultanan-kesultanan Islam seperti Demak dan Aceh.
Pedagang muslim dan ulama memainkan peran kunci dalam menyebarkan agama ini, mendirikan sekolah-sekolah Islam dan memperkuat identitas Islam di wilayah kepulauan Nusantara.
Ulama yang menyebarkan Islam di Indonesia dikenal dengan Wali Songo atau sembilan orang sufi Islam yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Keberhasilan penyebaran Islam membawa Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar dunia.
Nigeria
Nigeria memiliki sejarah Islam yang dimulai pada abad ke-7 melalui perdagangan trans-Sahara. Islam memengaruhi wilayah utara lebih awal dan kemudian menyebar ke selatan melalui jalur perdagangan. Pada abad ke-9, Kekhalifahan Kanem-Bornu di timur laut Nigeria menjadi pusat Islam.
Maroko
Maroko memiliki sejarah Islam yang dimulai pada abad ke-7 melalui penaklukan muslim di Maghreb. Dinasti Idrisid pada abad ke-8 dan Dinasti Almoravid serta Almohad pada abad ke-11-13 memainkan peran besar dalam penyebaran Islam dan pengembangan arsitektur monumental. Kesultanan Merinid pada abad ke-13-15 mendukung perkembangan seni dan ilmu pengetahuan.
Pengaruh sufisme kuat di Maroko, dengan zawiya seperti Zawiya Moulay Idriss II di Fes menjadi pusat kegiatan keagamaan. Setelah memperoleh kemerdekaan dari Prancis dan Spanyol pada tahun 1956, Maroko menjaga Islam sebagai landasan negara, sekaligus mengakomodasi hak asasi dan keberagaman budaya.