JATIMTIMES- Blitar, sebuah kota yang tengah menjadi sorotan di kalangan investor, khususnya dalam industri rokok. Keberhasilan PT. Sampoerna dan anak perusahaan Gudang Garam mendirikan dan menjalankan operasional di Bumi Bung Karno menjadi bukti bahwa Blitar sedang mengalami gelombang investasi yang signifikan di sektor ini.
Menurut Heru Eko Pramono, Kepala DPMPTSP Kota Blitar, tren positif ini diharapkan terus berlanjut. Apalagi, ada rencana tiga perusahaan rokok lainnya yang akan segera membuka pabrik di kota tersebut.
Baca Juga : Antisipasi Kemacetan Arus Mudik, Pemkab Blitar Larang PKL Berjualan di JLS Serang-Tambakrejo
"Saat ini, satu perusahaan sedang dalam proses perizinan di kantor kami, sementara dua lainnya masih dalam tahap penjajakan lokasi potensial," ungkapnya tanpa menyebutkan nama perusahaan yang dimaksud, Selasa (2/4/2024).
Kehadiran perusahaan rokok yang mengajukan perizinan di Blitar tidak terlepas dari fakta bahwa kota ini menawarkan banyak keuntungan bagi investor. Lokasinya yang strategis, dekat dengan Bandara Dhoho Internasional Kediri, membuatnya menjadi pusat distribusi yang potensial untuk produk-produk rokok.
Selain itu, rencana pembangunan tol Malang-Tulungagung-Kediri juga akan semakin memperlancar akses ke dan dari kota ini.
"Kami masih dalam proses perizinan, sehingga belum sampai pada tahap di mana nilai investasi dapat diumumkan secara resmi," tambah Heru Eko Pramono dengan hati-hati.
Tak hanya faktor infrastruktur, biaya tenaga kerja yang relatif rendah juga menjadi daya tarik bagi investor. UMR Kota Blitar hanya sebesar Rp2.330.000 per bulan, jauh di bawah UMR di daerah-daerah industri lainnya seperti Surabaya, Mojokerto, dan Gresik yang telah mencapai Rp4 juta per bulan.
"Kondisi ini tentu menjadi pertimbangan penting bagi para investor dalam membuat keputusan investasi mereka," lanjut Heru.
Baca Juga : Jejak Kiprah Wali Kota J.H. Boerstra: Dari Blitar ke Malang
Perusahaan-perusahaan rokok ini diyakini berasal dari Jakarta, namun detail lebih lanjut tentang asal usul dan identitas mereka belum diungkapkan oleh pihak terkait.
"Kami belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai perusahaan-perusahaan tersebut sampai proses perizinan selesai," ungkap Heru.
Kombinasi dari faktor-faktor ini menjadikan Blitar sebagai destinasi yang menjanjikan bagi para investor di industri rokok. Dengan potensi pertumbuhan yang besar, tidak mengherankan jika Blitar semakin dikenal sebagai tempat yang menarik bagi industri rokok. Meski begitu, penting bagi pemerintah setempat untuk terus memastikan bahwa investasi di kota ini berlangsung dalam lingkungan yang aman dan kondusif.