JATIMTIMES - Mengerjakan amalan malam Lailatul Qadar sudah termasuk dalam bagian menghidupkan dan meraih malam kemuliaan tersebut. Menurut keterangan hadits, malam Lailatul Qadar bertepatan dengan sepuluh malam terakhir pada malam-malam ganjil di bulan Ramadan.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Baca Juga : DPKPCK Kabupaten Malang Bentuk Petugas TFL, Pastikan Program Bedah Rumah Tepat Sasaran
Artinya: "Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari)
Para ulama mazhab Syafi'i juga menganjurkan perbanyak amalan pada malam tersebut. Misalnya, membaca Al-Quran dan juga zikir pada waktu dan tempat yang dimuliakan.
"Disunahkan ketika menjumpai Lailatul Qadar untuk memperbanyak berdoa dengan doa di atas, dan disunahkan memperbanyak membaca Al-Quran, zikir-zikir, dan doa-doa yang disunahkan dalam syar'i," tulis Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi.
Dikutip dari NU Online dan berbagai sumber, berikut amalan sunah Rasulullah Saw untuk mengisi malam Lailatul Qadar.
Menghidupkan Malam
Tidak hanya pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah selalu menghidupkan Ramadan dari awal hingga akhir.
Diceritakan dalam sebuah hadis shahih Muslim, istri Rasulullah SAW, Aisyah, menyaksikan suaminya beribadah selama Ramadan hingga menjelang subuh.
Kemudian Rasulullah juga pernah mengatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Ja'far Muhammad bin Ali.
Rasulullah menyebut seorang muslim sehat yang berpuasa di siang hari kemudian malamnya mendirikan salat dengan runtut.
Lalu mampu mengendalikan mata, kemudian menjaga kemaluan, mulut dan tangan, serta senantiasa mengikuti salat jemaah.
Maka seorang muslim yang melakukan itu dianggap telah berpuasa selama satu bulan dan akan memperoleh kesempurnaan pahala serta menemukan Lailatul Qadar.
Kemudian mereka juga akan meraih suatu keberuntungan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Memperbaiki.
Membangunkan Keluarganya dan Salat Malam
Pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan Rasulullah SAW selalu membangunkan keluarganya untuk bersama-sama mendirikan salat malam.
Ini sesuai dengan hadis Nabi dari sahabat Abu Dzar yang isinya menjelaskan bahwa Rasulullah dan keluarganya selalu bangun untuk shlalat pada malam 23, 25, 27 dan khususnya 29.
Rasulullah menilai 10 malam terakhir sangatlah penting, sehingga selalu membangunkan keluarganya untuk beribadah dan mengharapkan Lailatul Qadar.
Menyambung Puasa
Baca Juga : Tips Mudah Merebus Daging Sapi agar Cepat Empuk Tanpa Pakai Panci Presto
Pada suatu ketika Rasulullah pernah menyambung puasanya hingga magrib besoknya tanpa berbuka.
Puasa yang dilakukan Rasulullah ini (puasa wishal) disaksikan oleh Aisyah dan membenarkan bahwasanya Rasulullah menggabungkan satu buka dan sahur untuk dua hari berpuasa.
Menurut dia, Rasulullah melakukan itu demi untuk menjaga kekosongan perutnya agar lebih mudah untuk berkonsentrasi beribadah kepada Allah SWT.
Namun sebuah hadis lain mengatakan kalau puasa wishal ini hanya boleh dilakukan Rasulullah, tidak boleh dilakukan oleh umatnya.
Membersihkan Diri
Rasulullah selalu lebih sering mandi dan membersihkan diri, merapikan pakaian dan memakai wangi-wangian.
Hal itu selalu dilakukan Rasulullah pada 10 malam terakhir ketika menjelang waktu Isya.
Semua itu dilakukan demi meraih malam Lailatul Qadar, karena dengan membersihkan diri memakai wangian dan merapikan pakai termasuk hal yang dianjurkan.
Membaca Doa
Setiap kali menghidupkan malam Lailatul Qadar, hendaklah membaca doa yang di bawah ini.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf menghapus kesalahan, maka maafkanlah aku hapuslah dosa-dosaku.
Doa tersebut merupakan yang disarankan Rasulullah untuk mengisi malamLlailatul Qadar saat istrinya, Aisyah, bertanya kepada suaminya.