JATIMTIMES - Fenomena perang sarung saat bulan Ramadan perlu diwaspadai khususnya bagi orangtua di Kota Malang. Peran aktif orangtua dibutuhkan demi menghindari adanya fenomena tersebut khususnya pada anak di bawah umur.
Hal tersebut diungkapkan salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang Lukman Hakim saat Press Conference pasca gagalnya perang sarung menggunakan sajam oleh remaja pada malam hari di Polsek Lowokwaru, Sabtu (16/3/2024).
Baca Juga : Bullying Alasan Remaja di Lowokwaru Perang Sarung Gunakan Sajam
"Kami prihatin mendengarkan berita seperti ini saat bulan Ramadan, di mana waktu malam hari saat tarawih malah melakukan tindakan tidak pantas karena di bawah umur," kata Lukman.
Agar kejadian ini tidak terulang, pertama pengawasan dari orang tua sangat dibutuhkan. Peran aktif orang tua harus dilakukan saat anaknya hendak ke luar dari rumah.
"Pengawasan pertama sebagai orang tua meskipun anak ke mana-mana khususnya di bawah umur sangat perlu sekali karena ini menjadikan modal anak-anak mengingat terus," imbuh Lukman.
Segala macam kegiatan negatif harus dijauhkan demi kebaikan bersama. Karena itu, peran agama penting apalagi momen Ramadan upaya untuk memperbanyak ibadah.
"Tanpa agama semaunya jadi los-losan, karena itu peran orang tua harus membimbing. Banyak omongnya lebih baik, daripada wes kadung hal negatif," tutup Lukman.
Baca Juga : 127 Calon Jemaah Lunasi Biaya Haji, Belasan CJH Sakit Tunggu Status Pembinaan Kesehatan
Diketahui fenomena perang sarung kerap terjadi pada bulan Ramadan. Tak hanya sekadar perang sarung, untuk memenangkan perang alat senjata tajam kerap dimasukkan ke dalam sarung.
Seperti kejadian perang sarung menggunakan sajam anak di bawah umur yang berhasilndigagalkan oleh warga di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang beberapa saat lalu.
