JATIMTIMES - Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) menyasar para penjual takjil Ramadan. Pemeriksaan terhadap makanan dan minuman yang diperdagangkan untuk mengantisipasi dan memastikan bahan pangan aman dan tidak adanya kandungan berbahaya bagi kesehatan.
Rencana itu dibenarkan oleh Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai. Ia menyampaikan, pemeriksaan makanan dan minuman akan dilakukan ke penjual takjil secara acak. Jika nantinya dari hasil sidak yang dilakukan ditemukan adanya makanan atau minuman berbahaya bagi kesehatan manusia, maka penjual akan diberi pembinaan.
Baca Juga : Tips Menghindari Dehidrasi dan Kekurangan Cairan saat Puasa
"Nanti sewaktu-waktu (selama Ramadan) ada sidak makanan dan minuman. Kami ingin memeriksa sampel. Kalau nanti menemukan ada sesuatu yang merugikan bagi terhadap kesehatan, kita lakukan pembinaan," kata Aries saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Aries memastikan bahwa Pemkot Batu tidak melarang masyarakat berjualan takjil untuk berbuka puasa. Dengan catatan, ia meminta makanan dan minuman yang dijual tidak sampai merugikan masyarakat.
"Tentu tidak melarang masyarakat membuat atau menjual makanan takjil buka puasa. Tapi ada ketentuan-ketentuan Dinas Kesehatan yang itu perlu dicek," ucapnya.
Menurut Aries, pembinaan dan pengawasan keamanan pangan takjil perlu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari keracunan pangan akibat mengonsumsi makanan yang tercemar bahan berbahaya. Pembinaan akan dilaksanakan oleh tim gabungan Dinas Kesehatan, puskesmas dan BPOM yang rencananya akan dilaksanakan pada 19-22 Maret 2024. Pesertanya sekitar 35 pedagang takjil di 3 kecamatan se-Kota Batu secara acak.
Pemeriksaan terhadap makanan dan minuman dilakukan utamanya terhadap yang rentan tercemar bakteri pemicu keracunan. Hal tersebut sudah termasuk kejadian luar biasa (KLB). Misalnya mengandung bahan pemanis buatan, pewarna, dan pengawet kimia.
Baca Juga : Lonjakan Harga saat Ramadan Tak Bisa Dihindari, Pj Wali Kota Batu: Intervensi dengan Subsidi
Pemeriksaan sampel dilakukan dengan tes cepat alat sanitarian kit. Hasil pemeriksaan langsung ditindaklanjuti dengan edukasi dan pemberian stiker penanda telah pembinaan.
"Nantinya, apabila ditemukan sampel makanan dan minuman yang mengandung bahan berbahaya, akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium kesehatan pangan," imbuh Aries.