JATIMTIMES- Tim Koordinasi Pengawasan Pembinaan Makanan dan Obat (TKP2MO) Kota Blitar bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kediri menyelenggarakan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Takjil Ramadan, yang berlokasi di Jalan Kenanga, Rabu (13/3/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya produk makanan yang mengandung cemaran berbahaya, sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan pangan selama bulan Ramadan.
Anggota Komisi II DPRD Kota Blitar dari Partai Kebangkitan Bangsa, Totok Sugiarto, menanggapi sidak tersebut. Menurutnya sidak tersebut adalah langkah penting untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama selama bulan Ramadan yang menjadi momen penting bagi umat Islam.
Baca Juga : Sosok Sumedi Madasik, Caleg Viral yang Ngaku Tekor 4 Tahun Beri Subsidi Air Bersih ke Warga
“DPRD Kota Blitar mendukung upaya-upaya pemerintah daerah dalam mengawasi dan menjaga kualitas makanan yang beredar di pasar-pasar tradisional,” kata Totok Sugiarto saat diwawancarai media ini, Jumat (15/3/2024).
Totok menambahkan, pemerintah daerah harus memperketat pengawasan terhadap seluruh rantai pasok makanan, mulai dari produksi hingga penjualan di pasar-pasar tradisional. Dia menegaskan bahwa keselamatan masyarakat tidak boleh diabaikan demi keuntungan ekonomi yang bersifat sementara.
"Saat ini, perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap para pelanggar standar kesehatan pangan menjadi hal yang mendesak," katanya dengan serius.
Totok menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi celah bagi pedagang yang memperjualbelikan makanan dengan kualitas yang meragukan.
"Kesehatan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Dan pengawasan yang ketat merupakan kunci untuk mewujudkannya,” tegasnya.
Sebelumnya, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Agus Sabtoni, menjelaskan bahwa sidak ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengantisipasi adanya cemaran dalam makanan, baik fisik, biologis, maupun kimia.
"Kami juga memberikan pembinaan kepada pedagang terkait pengelolaan makanan yang aman dan sehat. Harapan kami, ke depannya para pedagang akan lebih selektif dalam memilih bahan makanan atau takjil yang dijual di Pasar Ramadan Kota Blitar," ungkap Agus.
Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda BPOM Kediri, Dian Reni Agustina, menjelaskan bahwa dalam sidak tersebut, pihaknya mengambil 17 jenis sampel makanan dan minuman untuk dilakukan uji tes cepat di lokasi.
Baca Juga : Mulai Tahapan, Rekrutmen Pemantau Pilkada Kota Blitar Dibuka
"Kami menggunakan 4 parameter dalam pengujian, yaitu boraks, formalin, rhodamin B, dan metanil yellow," jelas Dian.
Hasil uji tes cepat menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya rhodamin B atau pewarna tekstil merah.
"Dari hasil tes cepat yang dilakukan tim Dinkes dan BPOM Kediri, kami menduga bahwa dari 17 sampel yang diuji, 3 di antaranya mengandung bahan berbahaya pewarna tekstil merah atau rhodamin B," tegas Dian.
Dia menambahkan bahwa BPOM Kediri akan melakukan uji konfirmasi di laboratorium untuk mendapatkan informasi lebih detail, mengingat pengujian yang dilakukan saat ini masih bersifat uji cepat.
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah dan instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan Kota Blitar dengan dukungan DPRD Kota Blitar dan BPOM Kediri. Ini merupakan bagian dari upaya serius dalam menjaga kesehatan masyarakat serta mengawasi kualitas makanan yang beredar di pasar-pasar tradisional. Terutama selama bulan Ramadan yang menjadi periode dengan tingkat konsumsi makanan yang tinggi.
Hal ini juga menjadi panggilan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan pangan dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat.